Perhimpunan Eropa: Jawab Tantangan Sustainability pada Industri Sawit Indonesia
Selasa, 08 Juni 2021 - 14:22 WIB
Yuliarti Eckel, dari PETJ, memaparkan sangat pentingnya mengadopsi SDGs (Sustainable Development Goals) dalam industri kelapa sawit Indonesia selain untuk menjaga keberterimaan minyak sawit Indonesia di pasar global, tetapi juga untuk kepentingan masa depan keberlangsungan lingkungan hidup Indonesia.
Bertindak sebagai moderator, adalah Christiana Streiff Siswijana (Diaspora Indonesia di Swiss sekaligus pemerhati topik kelapa sawit) dan Anindya Athaya Putri (Chairwoman Earthling Indonesia).
Duta Besar Indonesia untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno, menyambut baik inisiatif diaspora membahas dan mencari jawaban atas berbagai persoalan kelapa sawit selama ini.
Satu hal yang sangat penting adalah bahwa perlu pemahaman yang sama antara Indonesia dan Uni Eropa.
Ketua Departemen Lingkungan Hidup PETJ, Husni Suwandhi, sebagai penyelenggara webinar berharap para pengusaha sawit tidak hanya mengejar profit semata tetapi memperhatikan pemeliharaan alam, lingkungan hidup serta kesejahteraan 17 juta pekerja industri sawit dan keluarganya.
Apalagi Uni Eropa menuntut pengelolaan produksi kelapa sawit yang memenuhi tuntutan keberlanjutan (sustainability).
Narasumber utama, Togar Sitanggang, WaKa III GAPKI mengemukakan beberapa fakta perbandingan sumber-sumber minyak nabati beserta dampak lingkungannya, terutama yang berkaitan dengan deforestasi, penyumbang polutan, penyerapan CO2 maupun produksi Oksigen.
Yang kerap harus dihadapi oleh pihak industri adalah banyaknya stigma negatif serta kampanye negatif yang dialamatkan kepada Sawit.
Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji, menegaskan sejak menjabat beliau menekankan pelaksanaan di lapangan peraturaan-peraturan yang ada dengan baik.
Contoh yang diberikan adalah saat terjadi kebakaran hutan di perkebunan, Sutarmidji membentuk Satgas kebakaran dan mendirikan menara pandang. Hasilnya kebakaran hutan menurun drastis.
Bertindak sebagai moderator, adalah Christiana Streiff Siswijana (Diaspora Indonesia di Swiss sekaligus pemerhati topik kelapa sawit) dan Anindya Athaya Putri (Chairwoman Earthling Indonesia).
Duta Besar Indonesia untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno, menyambut baik inisiatif diaspora membahas dan mencari jawaban atas berbagai persoalan kelapa sawit selama ini.
Satu hal yang sangat penting adalah bahwa perlu pemahaman yang sama antara Indonesia dan Uni Eropa.
Ketua Departemen Lingkungan Hidup PETJ, Husni Suwandhi, sebagai penyelenggara webinar berharap para pengusaha sawit tidak hanya mengejar profit semata tetapi memperhatikan pemeliharaan alam, lingkungan hidup serta kesejahteraan 17 juta pekerja industri sawit dan keluarganya.
Apalagi Uni Eropa menuntut pengelolaan produksi kelapa sawit yang memenuhi tuntutan keberlanjutan (sustainability).
Narasumber utama, Togar Sitanggang, WaKa III GAPKI mengemukakan beberapa fakta perbandingan sumber-sumber minyak nabati beserta dampak lingkungannya, terutama yang berkaitan dengan deforestasi, penyumbang polutan, penyerapan CO2 maupun produksi Oksigen.
Yang kerap harus dihadapi oleh pihak industri adalah banyaknya stigma negatif serta kampanye negatif yang dialamatkan kepada Sawit.
Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji, menegaskan sejak menjabat beliau menekankan pelaksanaan di lapangan peraturaan-peraturan yang ada dengan baik.
Contoh yang diberikan adalah saat terjadi kebakaran hutan di perkebunan, Sutarmidji membentuk Satgas kebakaran dan mendirikan menara pandang. Hasilnya kebakaran hutan menurun drastis.
Lihat Juga :
tulis komentar anda