Mengapa AS Khawatir UEA Dapat Bocorkan Teknologi Jet Tempur Siluman F-35 ke China?
Jum'at, 04 Juni 2021 - 00:31 WIB
Ada delapan mitra internasional yang terlibat dalam program F-35 Joint Strike Fighter—AS, Inggris, Italia, Belanda, Australia, Norwegia, Denmark, dan Kanada.
Enam pelanggan Penjualan Militer Asing juga membeli dan mengoperasikan F-35—Israel, Jepang, Korea Selatan, Polandia, Belgia, dan Singapura. Data itu bersumber dari Lockheed Martin, kontraktor utama untuk program tersebut.
F-35 dicap sebagai mesin siluman kelas atas dengan kesadaran situasional yang tak tertandingi untuk melakukan operasi misi secara elektronik, dibantu oleh pengambilan data tingkat lanjut dan rangkaian komunikasi yang kuat.
Paket sensor hi-tech-nya mengumpulkan data dalam jumlah besar, lebih banyak dari pesawat tempur sebelumnya dalam sejarah penerbangan tempur, memberikan pilotnya keuntungan yang menentukan dalam pertempuran.
Menurut kesepakatan antara AS dan UEA, F-35 akan dikirim ke UEA pada 2027. Laporan oleh WSJ menyatakan bahwa AS, sebelum penjualan jet tempur paling canggihnya, menginginkan jaminan dari UEA bahwa negara Teluk itu tidak akan mengizinkan China mengakses teknologi perang Amerika.
Ditentang Parlemen AS
Anggota Parlemen dari Partai Demokrat yang juga Ketua Komite Urusan Luar Negeri Parlemen, Gregory Meeks telah mengajukan banyak pertanyaan tentang keputusan apa pun oleh Administrasi Joe Biden untuk melanjutkan transfer F-35, UAV atau drone bersenjata, amunisi dan senjata lainnya yang diusulkan Administrasi Trump.
Israel adalah satu-satunya negara di Timur Tengah yang memiliki F-35 di gudang senjatanya. Pada saat kesepakatan AS-UEA, Israel telah mengajukan beberapa keberatan untuk itu.
Hubungan dekat yang dimilikinya dengan AS telah memudahkan Israel untuk mendapatkan jaminan bahwa bahkan dengan kesepakatan itu, keunggulan militer kualitatif Israel di kawasan itu akan dipertahankan.
Baca Juga
Enam pelanggan Penjualan Militer Asing juga membeli dan mengoperasikan F-35—Israel, Jepang, Korea Selatan, Polandia, Belgia, dan Singapura. Data itu bersumber dari Lockheed Martin, kontraktor utama untuk program tersebut.
F-35 dicap sebagai mesin siluman kelas atas dengan kesadaran situasional yang tak tertandingi untuk melakukan operasi misi secara elektronik, dibantu oleh pengambilan data tingkat lanjut dan rangkaian komunikasi yang kuat.
Paket sensor hi-tech-nya mengumpulkan data dalam jumlah besar, lebih banyak dari pesawat tempur sebelumnya dalam sejarah penerbangan tempur, memberikan pilotnya keuntungan yang menentukan dalam pertempuran.
Menurut kesepakatan antara AS dan UEA, F-35 akan dikirim ke UEA pada 2027. Laporan oleh WSJ menyatakan bahwa AS, sebelum penjualan jet tempur paling canggihnya, menginginkan jaminan dari UEA bahwa negara Teluk itu tidak akan mengizinkan China mengakses teknologi perang Amerika.
Ditentang Parlemen AS
Anggota Parlemen dari Partai Demokrat yang juga Ketua Komite Urusan Luar Negeri Parlemen, Gregory Meeks telah mengajukan banyak pertanyaan tentang keputusan apa pun oleh Administrasi Joe Biden untuk melanjutkan transfer F-35, UAV atau drone bersenjata, amunisi dan senjata lainnya yang diusulkan Administrasi Trump.
Israel adalah satu-satunya negara di Timur Tengah yang memiliki F-35 di gudang senjatanya. Pada saat kesepakatan AS-UEA, Israel telah mengajukan beberapa keberatan untuk itu.
Hubungan dekat yang dimilikinya dengan AS telah memudahkan Israel untuk mendapatkan jaminan bahwa bahkan dengan kesepakatan itu, keunggulan militer kualitatif Israel di kawasan itu akan dipertahankan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda