Eks Jenderal Zionis Sebut Hamas Menang Banyak dan Israel Kalah Telak
Jum'at, 28 Mei 2021 - 15:32 WIB
TEL AVIV - Seorang mantan jenderal Zionis Israel mengeklaim kelompok Hamas di Gaza, Palestina , menang lebih banyak dalam perang 11 hari lalu.
Alasannya bukan pada jumlah korban jiwa lebih banyak di Gaza, melainkan kejutan yang diberikan kelompok perlawanan Palestina tersebut yang tak pernah dibayangkan Zionis sebelumnya.
Selama perang 11 hari, Hamas dan sekutunya; Jihad Islam Palestina (PIJ) menembakkan lebih dari 4.300 roket dan rudal dengan lebih dari 3.000 di antaranya berhasil menyeberang ke negara Yahudi.
IDF menanggapi dengan serangan udara besar-besaran terhadap apa yang mereka klaim sebagai posisi Hamas di Gaza. Beberapa komandan kelompok tersebut tewas. Namun, fakta bahwa banyak warga sipil termasuk anak-anak dan perempuan juga menjadi korban jiwa.
Pensiunan Jenderal Asaf Agmon, mantan komandan Angkatan Udara militer Zionis, dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Ha'aretz, 26 Mei 2021, mengatakan Tel Aviv membanggakan keberhasilan besar dalam menghancurkan Hamas dalam operasi militer terbarunya. Menurutnya, Hamaslah yang harus merayakannya.
Dia mengatakan meskipun Gaza digempur selama berhari-hari oleh Angkatan Udara Israel, kelompok Hamas yang bermarkas di Gaza sebenarnya memenangkan lebih banyak dalam konflik ini daripada Tel Aviv.
Menurut Agmon, berani menyerang Israel dengan ribuan roket membawa Hamas ke "agenda utama" pada saat Tel Aviv dan negara-negara lain mulai percaya bahwa kelompok itu telah ditangani.
“Sekarang, Hamas dipandang sebagai pemimpin sentral di antara rakyat Palestina, bahkan di Tepi Barat dan negara-negara di Timur Tengah. Kami menjadikannya sebagai faktor utama dalam konflik di wilayah Otoritas Palestina, pertama dan terpenting di Yerusalem," katanya.
Alasannya bukan pada jumlah korban jiwa lebih banyak di Gaza, melainkan kejutan yang diberikan kelompok perlawanan Palestina tersebut yang tak pernah dibayangkan Zionis sebelumnya.
Selama perang 11 hari, Hamas dan sekutunya; Jihad Islam Palestina (PIJ) menembakkan lebih dari 4.300 roket dan rudal dengan lebih dari 3.000 di antaranya berhasil menyeberang ke negara Yahudi.
IDF menanggapi dengan serangan udara besar-besaran terhadap apa yang mereka klaim sebagai posisi Hamas di Gaza. Beberapa komandan kelompok tersebut tewas. Namun, fakta bahwa banyak warga sipil termasuk anak-anak dan perempuan juga menjadi korban jiwa.
Pensiunan Jenderal Asaf Agmon, mantan komandan Angkatan Udara militer Zionis, dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Ha'aretz, 26 Mei 2021, mengatakan Tel Aviv membanggakan keberhasilan besar dalam menghancurkan Hamas dalam operasi militer terbarunya. Menurutnya, Hamaslah yang harus merayakannya.
Dia mengatakan meskipun Gaza digempur selama berhari-hari oleh Angkatan Udara Israel, kelompok Hamas yang bermarkas di Gaza sebenarnya memenangkan lebih banyak dalam konflik ini daripada Tel Aviv.
Menurut Agmon, berani menyerang Israel dengan ribuan roket membawa Hamas ke "agenda utama" pada saat Tel Aviv dan negara-negara lain mulai percaya bahwa kelompok itu telah ditangani.
“Sekarang, Hamas dipandang sebagai pemimpin sentral di antara rakyat Palestina, bahkan di Tepi Barat dan negara-negara di Timur Tengah. Kami menjadikannya sebagai faktor utama dalam konflik di wilayah Otoritas Palestina, pertama dan terpenting di Yerusalem," katanya.
tulis komentar anda