Eks Pilot Israel: Tentara Kami Organisasi Teroris yang Dijalankan Penjahat Perang
Sabtu, 22 Mei 2021 - 23:14 WIB
TEL AVIV - Seorang mantan pilot Angkatan Udara Israel , Yonatan Shapira, menggambarkan pemerintah dan tentara Israel sebagai organisasi teroris yang dijalankan oleh penjahat perang.
Shapira mengundurkan diri dari tentara Israel pada tahun 2003 pada puncak Intifadah Kedua Palestina .
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan kantor berita Turki, Anadolu, beberapa waktu lalu menjelaskan mengapa ia menyadari setelah bergabung dengan tentara bahwa dia adalah bagian dari organisasi teroris.
"Saya menyadari selama Intifada Kedua apa yang dilakukan Angkatan Udara Israel dan militer Israel adalah kejahatan perang, yang meneror populasi jutaan orang Palestina," ujarnya.
"Ketika saya menyadarinya, saya memutuskan untuk tidak hanya pergi tetapi untuk mengatur pilot lain yang secara terbuka akan menolak untuk mengambil bagian dalam kejahatan ini," imbuhnya.
"Sebagai seorang anak di Israel, Anda dibesarkan dalam pendidikan militeristik Zionis yang sangat kuat. Anda hampir tidak tahu apa-apa tentang Palestina, Anda tidak tahu tentang Nakba 1948, Anda tidak tahu tentang penindasan yang sedang berlangsung," ungkap Shapira seperti dikutip dari Middle East Monitor, Sabtu (22/5/2021).
Sejak meninggalkan tentara Israel, Shapira telah meluncurkan kampanye yang mendorong anggota militer lainnya untuk tidak mematuhi perintah untuk menyerang warga Palestina.
Kampanye tersebut telah menyebabkan 27 pilot militer lainnya diberhentikan dari jabatan mereka di Angkatan Udara Israel sejak 2003.
Seperti diketahui, selama sebelas hari lalu pesawat tempur Israel telah melancarkan ratusan serangan udara terhadap warga sipil Palestina di Jalur Gaza . Menurut pejabat kesehatan Gaza setidaknya 232 warga Palestina tewas dalam pertempuran itu, termasuk 65 anak-anak. Sementara otoritas Israel mengatakan 12 warga tewas, di antaranya dua pemuda.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan pada hari Jumat bahwa lebih dari 8.500 orang terluka di Gaza, sementara sekitar 30 rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya rusak atau hancur oleh serangan Israel. Blok apartemen, kantor media, kamp pengungsi yang ramai, serta situs pengujian dan vaksinasi virus Corona utama Gaza juga menjadi sasaran serangan udara.
Shapira mengundurkan diri dari tentara Israel pada tahun 2003 pada puncak Intifadah Kedua Palestina .
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan kantor berita Turki, Anadolu, beberapa waktu lalu menjelaskan mengapa ia menyadari setelah bergabung dengan tentara bahwa dia adalah bagian dari organisasi teroris.
"Saya menyadari selama Intifada Kedua apa yang dilakukan Angkatan Udara Israel dan militer Israel adalah kejahatan perang, yang meneror populasi jutaan orang Palestina," ujarnya.
"Ketika saya menyadarinya, saya memutuskan untuk tidak hanya pergi tetapi untuk mengatur pilot lain yang secara terbuka akan menolak untuk mengambil bagian dalam kejahatan ini," imbuhnya.
"Sebagai seorang anak di Israel, Anda dibesarkan dalam pendidikan militeristik Zionis yang sangat kuat. Anda hampir tidak tahu apa-apa tentang Palestina, Anda tidak tahu tentang Nakba 1948, Anda tidak tahu tentang penindasan yang sedang berlangsung," ungkap Shapira seperti dikutip dari Middle East Monitor, Sabtu (22/5/2021).
Sejak meninggalkan tentara Israel, Shapira telah meluncurkan kampanye yang mendorong anggota militer lainnya untuk tidak mematuhi perintah untuk menyerang warga Palestina.
Kampanye tersebut telah menyebabkan 27 pilot militer lainnya diberhentikan dari jabatan mereka di Angkatan Udara Israel sejak 2003.
Seperti diketahui, selama sebelas hari lalu pesawat tempur Israel telah melancarkan ratusan serangan udara terhadap warga sipil Palestina di Jalur Gaza . Menurut pejabat kesehatan Gaza setidaknya 232 warga Palestina tewas dalam pertempuran itu, termasuk 65 anak-anak. Sementara otoritas Israel mengatakan 12 warga tewas, di antaranya dua pemuda.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan pada hari Jumat bahwa lebih dari 8.500 orang terluka di Gaza, sementara sekitar 30 rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya rusak atau hancur oleh serangan Israel. Blok apartemen, kantor media, kamp pengungsi yang ramai, serta situs pengujian dan vaksinasi virus Corona utama Gaza juga menjadi sasaran serangan udara.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda