AS Sukses Uji Coba Senjata Laser, Hancurkan Pesawat Drone
Sabtu, 23 Mei 2020 - 14:19 WIB
WASHINGTON - Kapal perang Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) telah berhasil melakukan uji coba senjata laser berenergi tinggi yang dapat menghancurkan pesawat yang tengah terbang. Demikian pernyataan yang dikeluarkan Armada Pasifik Angkatan Laut AS.
"Kapal amfibi USS Portland tengah berada di dermaga mengeksekusi implementasi sistem tingkat pertama dari solid-state laser energi kelas tinggi untuk menonaktifkan pesawat drone di udara," kata pernyataan itu seperti dikutip dari CNN, Sabtu (23/5/2020).
Gambar dan video yang dirilis oleh Angkatan Laut AS menunjukkan menunjukkan laser yang berasal dari dek kapal perang. Klip video pendek menunjukkan apa yang tampaknya merupakan penembakan drone.
Angkatan Laut AS tidak memberikan lokasi tertentu dari tes demonstrator sistem senjata laser (LWSD), hanya mengatakan bahwa itu terjadi di wilayah Pasifik pada 16 Mei lalu.
Angkatan Laut AS juga tidak mengungkapkan kekuatan senjata itu, tetapi sebuah laporan tahun 2018 dari Institut Internasional untuk Studi Strategis mengatakan senjata laser itu diharapkan berkekuatan 150 kilowatt.
"Dengan melakukan uji lanjutan di laut terhadap UAV dan kapal kecil, kami akan memperoleh informasi berharga tentang kemampuan Demonstrator Sistem Senjata Laser Solid State terhadap potensi ancaman," kata Kapten Karrey Sanders, komandan USS Portland, dalam pernyataan itu.
"Dengan kemampuan baru yang canggih ini, kami mendefinisikan kembali perang di laut untuk Angkatan Laut," imbuhnya.
Angkatan Laut AS mengatakan laser, yang disebutnya senjata energi terarah (DEW), bisa menjadi pertahanan efektif terhadap drone atau kapal kecil bersenjata.
"Pengembangan DEWs Angkatan Laut seperti LWSD memberikan manfaat perang langsung dan memberikan komandan peningkatan ruang keputusan dan opsi respons," bunyi pernyataan itu.
Pada 2017, CNN menyaksikan latihan menembak langsung senjata laser 30 kilowatt di atas kapal pengangkut amfibi USS Ponce di Teluk Persia.
Pada saat itu, Letnan Cale Hughes, seorang perwira sistem senjata laser, menjelaskan cara kerjanya.
"(Senjata) itu melemparkan sejumlah besar foton ke objek yang masuk," kata Hughes.
"Kami tidak khawatir tentang angin, kami tidak khawatir tentang jarak, kami tidak khawatir tentang hal lain. Kami dapat melibatkan target dengan kecepatan cahaya," ungkapnya.
USS Ponce sendiri kemudian pensiun dari dinas militer pada akhir tahun itu.
"Kapal amfibi USS Portland tengah berada di dermaga mengeksekusi implementasi sistem tingkat pertama dari solid-state laser energi kelas tinggi untuk menonaktifkan pesawat drone di udara," kata pernyataan itu seperti dikutip dari CNN, Sabtu (23/5/2020).
Gambar dan video yang dirilis oleh Angkatan Laut AS menunjukkan menunjukkan laser yang berasal dari dek kapal perang. Klip video pendek menunjukkan apa yang tampaknya merupakan penembakan drone.
Angkatan Laut AS tidak memberikan lokasi tertentu dari tes demonstrator sistem senjata laser (LWSD), hanya mengatakan bahwa itu terjadi di wilayah Pasifik pada 16 Mei lalu.
Angkatan Laut AS juga tidak mengungkapkan kekuatan senjata itu, tetapi sebuah laporan tahun 2018 dari Institut Internasional untuk Studi Strategis mengatakan senjata laser itu diharapkan berkekuatan 150 kilowatt.
"Dengan melakukan uji lanjutan di laut terhadap UAV dan kapal kecil, kami akan memperoleh informasi berharga tentang kemampuan Demonstrator Sistem Senjata Laser Solid State terhadap potensi ancaman," kata Kapten Karrey Sanders, komandan USS Portland, dalam pernyataan itu.
"Dengan kemampuan baru yang canggih ini, kami mendefinisikan kembali perang di laut untuk Angkatan Laut," imbuhnya.
Angkatan Laut AS mengatakan laser, yang disebutnya senjata energi terarah (DEW), bisa menjadi pertahanan efektif terhadap drone atau kapal kecil bersenjata.
"Pengembangan DEWs Angkatan Laut seperti LWSD memberikan manfaat perang langsung dan memberikan komandan peningkatan ruang keputusan dan opsi respons," bunyi pernyataan itu.
Pada 2017, CNN menyaksikan latihan menembak langsung senjata laser 30 kilowatt di atas kapal pengangkut amfibi USS Ponce di Teluk Persia.
Pada saat itu, Letnan Cale Hughes, seorang perwira sistem senjata laser, menjelaskan cara kerjanya.
"(Senjata) itu melemparkan sejumlah besar foton ke objek yang masuk," kata Hughes.
"Kami tidak khawatir tentang angin, kami tidak khawatir tentang jarak, kami tidak khawatir tentang hal lain. Kami dapat melibatkan target dengan kecepatan cahaya," ungkapnya.
USS Ponce sendiri kemudian pensiun dari dinas militer pada akhir tahun itu.
(ber)
Lihat Juga :
tulis komentar anda