Pertemuan PBB Berlangsung Panas, China-Barat Bentrok Soal Muslim Uighur
Kamis, 13 Mei 2021 - 20:44 WIB
NEW YORK - Amerika Serikat (AS), Jerman , dan Inggris terlibat bentrok dengan China di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atas perlakuannya terhadap etnis Uighur dan sebagian besar kelompok Muslim lainnya di Xinjiang . Ini terjadi saat Barat terus maju menggelar acara terkait Xinjiang di mana Beijing telah melobi negara-negara anggota PBB untuk tidak menghadirinya.
“Kami akan terus berdiri dan berbicara sampai pemerintah China menghentikan kejahatannya terhadap kemanusiaan dan genosida Uighur dan minoritas lainnya di Xinjiang,” ujar Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield pada acara tersebut, yang menurut penyelenggara dihadiri oleh sekitar 50 negara.
PBB, beberapa negara barat, akademisi dan kelompok hak asasi mengatakan ratusan ribu orang Uighur telah dikirim ke kamp pendidikan ulang di wilayah paling barat. China telah mengakui keberadaan kamp tersebut, tetapi mengatakan kamp tersebut adalah pusat pelatihan keterampilan kejuruan yang diperlukan untuk menangani kelompok garis keras.
“Di Xinjiang, orang-orang disiksa. Wanita sedang disterilkan secara paksa,” kata Thomas-Greenfield seperti dikutip dari Al Jazeera, Kamis (13/5/2021).
Sekretaris Jenderal Amnesty International Agnes Callamard mengatakan pada acara tersebut diperkirakan ada satu juta orang Uighur dan sebagian besar etnis minoritas Muslim yang ditahan secara sewenang-wenang.
Acara ini diselenggarakan oleh Jerman, AS dan Inggris dan disponsori bersama oleh Kanada, Australia, Selandia Baru dan beberapa negara Eropa lainnya.
Barbara Woodward, duta besar Inggris untuk PBB mengatakan pada pertemuan itu ada bukti penahanan massal secara sewenang-wenang, penghilangan paksa dan insiden penyiksaan. Ada laporan lebih lanjut tentang kerja paksa dan sterilisasi yang meluas.
“Kami di sini hari ini untuk menghadapi fakta-fakta ini. Dan meminta China untuk mengizinkan akses langsung, bermakna, dan tidak terbatas ke Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia dan Kantornya,” kata Woodward.
“Kami akan terus berdiri dan berbicara sampai pemerintah China menghentikan kejahatannya terhadap kemanusiaan dan genosida Uighur dan minoritas lainnya di Xinjiang,” ujar Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield pada acara tersebut, yang menurut penyelenggara dihadiri oleh sekitar 50 negara.
PBB, beberapa negara barat, akademisi dan kelompok hak asasi mengatakan ratusan ribu orang Uighur telah dikirim ke kamp pendidikan ulang di wilayah paling barat. China telah mengakui keberadaan kamp tersebut, tetapi mengatakan kamp tersebut adalah pusat pelatihan keterampilan kejuruan yang diperlukan untuk menangani kelompok garis keras.
“Di Xinjiang, orang-orang disiksa. Wanita sedang disterilkan secara paksa,” kata Thomas-Greenfield seperti dikutip dari Al Jazeera, Kamis (13/5/2021).
Sekretaris Jenderal Amnesty International Agnes Callamard mengatakan pada acara tersebut diperkirakan ada satu juta orang Uighur dan sebagian besar etnis minoritas Muslim yang ditahan secara sewenang-wenang.
Acara ini diselenggarakan oleh Jerman, AS dan Inggris dan disponsori bersama oleh Kanada, Australia, Selandia Baru dan beberapa negara Eropa lainnya.
Barbara Woodward, duta besar Inggris untuk PBB mengatakan pada pertemuan itu ada bukti penahanan massal secara sewenang-wenang, penghilangan paksa dan insiden penyiksaan. Ada laporan lebih lanjut tentang kerja paksa dan sterilisasi yang meluas.
“Kami di sini hari ini untuk menghadapi fakta-fakta ini. Dan meminta China untuk mengizinkan akses langsung, bermakna, dan tidak terbatas ke Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia dan Kantornya,” kata Woodward.
tulis komentar anda