Seorang Paramedis Gay Dibakar Hidup-hidup dalam Serangan Homofobia
Senin, 03 Mei 2021 - 10:25 WIB
Polisi setempat awalnya menolak untuk membuka penyelidikan. Menurut laporan Euractiv, polisi awalnya tidak mengesampingkan dugaan bahwa korban bunuh diri.
Namun, investigasi sekarang telah diluncurkan terhadap kematian paramedis gay tersebut.
"Membawa seseorang ke ambang bunuh diri juga merupakan kejahatan," kata petugas polisi Andrejs Grishins.
Korban dilaporkan menghadapi ancaman pembunuhan yang dimotivasi oleh homofobia di Riga sebelum mengungsi di kota Tukums yang tenang, di mana dia telah diserang secara fisik setidaknya empat kali.
Korban luka bakar kedua mengeklaim pasangan itu telah melaporkan seorang tetangga ke pihak berwenang karena mengancam dan mengejek mereka di gedung lima lantai tempat mereka tinggal.
Dia mengatakan kepada Tukums Independent News: “Kami melaporkan ancaman ini kepada polisi dan tempat kerja tetangga, tetapi tidak ada reaksi."
“Kami harus menunggu seseorang dimutilasi atau dibunuh," ujarnya.
Menanggapi insiden tersebut, presiden Latvia Egils Levits men-tweet; “Tidak ada tempat untuk kebencian di Latvia”.
Kritikus menunjukkan negara Uni Eropa itu baru-baru ini mengeluarkan undang-undang yang mendefinisikan keluarga secara eksklusif sebagai "persatuan pria dan wanita".
Namun, investigasi sekarang telah diluncurkan terhadap kematian paramedis gay tersebut.
"Membawa seseorang ke ambang bunuh diri juga merupakan kejahatan," kata petugas polisi Andrejs Grishins.
Korban dilaporkan menghadapi ancaman pembunuhan yang dimotivasi oleh homofobia di Riga sebelum mengungsi di kota Tukums yang tenang, di mana dia telah diserang secara fisik setidaknya empat kali.
Korban luka bakar kedua mengeklaim pasangan itu telah melaporkan seorang tetangga ke pihak berwenang karena mengancam dan mengejek mereka di gedung lima lantai tempat mereka tinggal.
Dia mengatakan kepada Tukums Independent News: “Kami melaporkan ancaman ini kepada polisi dan tempat kerja tetangga, tetapi tidak ada reaksi."
“Kami harus menunggu seseorang dimutilasi atau dibunuh," ujarnya.
Menanggapi insiden tersebut, presiden Latvia Egils Levits men-tweet; “Tidak ada tempat untuk kebencian di Latvia”.
Kritikus menunjukkan negara Uni Eropa itu baru-baru ini mengeluarkan undang-undang yang mendefinisikan keluarga secara eksklusif sebagai "persatuan pria dan wanita".
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
tulis komentar anda