Cerita di Balik Foto-foto Mengerikan 'Tsunami' COVID-19 India

Sabtu, 01 Mei 2021 - 11:04 WIB
Kremasi massal jenazah korban meninggal terkait COVID-19 di India. Foto/REUTERS
NEW DELHI - Media selama ini disalahkan atas penayangan foto-foto mengerikan tentang wabah COVID-19 di India , di mana otoritas pengadilan menggunakan istilah "tsunami" ketimbang "gelombang" untuk menggambarkan parahnya lonjakan kasus infeksi di sana. Faktanya, keluarga korban sendiri yang meminta para fotografer mengambil gambar agar dunia tahu apa yang terjadi.

Seorang fotografer di "Ground Zero" baru pandemi virus Corona di Delhi, India, telah mengungkapkan tanggapan yang dia dapatkan dari kesedihansaat jumlah kematian di negara itu terus meningkat.



Koresponden BBC India, Soutik Biswas, berbagi percakapan minggu ini dengan seorang jurnalis foto yang meliput pemandangan mengerikan di krematorium di India di mana mayat-mayat dibakar siang dan malam.

Ditanya apakah orang-orang menuduhnya menciptakan "pornografi kematian" dengan mencatat kehancuran yang terjadi, dia mengatakan sebaliknya.



“Kerabat korban yang berduka datang dan memberi tahu saya di krematorium: ‘Tolong syuting. Kalian harus menunjukkan kepada India dan dunia apa yang sedang terjadi'," katanya fotografer tersebut kepada Biswas.

Dari jumlah korban meninggal yang meningkat dan pembuangan mayat, fotografer itu berkata: “Semuanya sangat luar biasa. Saya belum pernah melihat begitu banyak kematian dan kesengsaraan. Subjek gambar Anda menjadi bagian dari diri Anda karena mereka mencari bantuan. Ada banyak emosi mentah."

Gambar dari situs kremasi di seluruh India telah dibagikan sepanjang April di tengah laporan bahwa para pekerja diminta untuk terus bekerja sepanjang malam.

Jumlah kematian meningkat dengan cepat karena sistem perawatan kesehatan negara itu gagal di bawah beban begitu banyak infeksi baru.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More