Biden Akui Genosida Armenia, Turki Meradang

Minggu, 25 April 2021 - 10:04 WIB
PM Armenia Nikol Pashinyan, tengah, menghadiri upacara peringatan di monumen untuk para korban pembunuhan massal orang-orang Armenia di Kekaisaran Ottoman selama Perang Dunia I. Foto/Al Jazeera
ANKARA - Turki bereaksi keras atas keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengakui pembantaian orang-orang Armenia oleh Kesultanan Ottoman sebagai genosida. Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu menyatakan Turki sepenuhnya menolak penggunaan istilah genosida oleh Biden.

"Kata-kata tidak dapat mengubah sejarah atau menulis ulang," kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu dalam tanggapan Twitter atas pernyataan Biden pada hari Sabtu, yang secara resmi menyebut peristiwa antara 1915 hingga 1923 sebagai "genosida," sebuah istilah yang para pendahulu Biden ragu-ragu untuk menggunakannya. dalam upaya untuk tidak merusak hubungan AS dengan Turki, sekutu utama Timur Tengah dan NATO.

"Kami tidak akan mengambil pelajaran tentang sejarah kami dari siapa pun. Oportunisme politik adalah pengkhianatan terbesar bagi perdamaian dan keadilan. Kami sepenuhnya menolak pernyataan yang hanya berdasarkan populisme ini," tweet Cavusoglu.

"Kami tidak akan diberi pelajaran tentang sejarah kami dari siapa pun. Oportunisme politik adalah pengkhianatan terbesar terhadap perdamaian dan keadilan. Kami sepenuhnya menolak pernyataan yang didasarkan pada populisme ini. # 1915Events," Cavusoglu menambahkan seperti dikutip dari Newsweek, Minggu (25/4/2021).





Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan telah memanggil Duta Besar AS untuk Ankara terkait pengakuan Presiden Joe Biden atas pembantaian orang-orang Armenia di Kekaisaran Ottoman tahun 1915 sebagai genosida.

Pernyataan itu mengatakan, Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan Wakil Menteri Luar Negeri Sedat Onal telah mengatakan kepada Duta Besar AS David Satterfield bahwa pernyataan Biden tidak memiliki dasar hukum dan Ankara menolaknya, menganggapnya tidak dapat diterima dan mengutuknya dengan keras. Dikatakan bahwa pernyataan itu telah menyebabkan luka di ikatan yang akan sulit diperbaiki seperti dikutip dari Al Arabiya.

Sementara itu, Juru Bicara Kepresidenan Turki Ibrahim Kalin mengatakan bahwa AS harus melihat ke masa lalunya sendiri.

“Kami mengutuk keras dan menolak ucapan Presiden AS yang hanya mengulangi tudingan mereka yang agenda utamanya adalah permusuhan terhadap negara kami,” kata Kalin di Twitter.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More