Palestina Hentikan Kesepakatan dengan AS, Pompeo: Itu Sangat Disesalkan
Kamis, 21 Mei 2020 - 16:06 WIB
WASHINGTON - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo mengaku menyesalkan keputusan Palestina yang akan menghentikan kesepakatan dengan AS dan Israel. Presiden Palestina, Mahmoud Abbas mengatakan, Ramallah akan menghentikan seluruh kesepakatan dengan Washington dan Tel Aviv, jika Israel melanjutkan rencana mencaplok wilayah Tepi Barat.
Abbas membuat pengumuman itu selama pertemuan darurat di Ramallah untuk membahas rencana Israel mencaplok bagian-bagian Tepi Barat yang diduduki. Ia mengatakan, keputusan itu termasuk perjanjian keamanan dengan Israel, termasuk yang ditetapkan dalam Kesepakatan Oslo yang ditandatangani pada tahun 1993.
"Saya berharap pengaturan keamanan akan terus diberlakukan, bahwa pekerjaan yang dilakukan di sana untuk menjaga orang-orang di Israel dan Palestina tetap aman. Saya menyesal dia memutuskan untuk membatalkan perjanjian ini," kata Pompeo, seperti dilansir Al Arabiya pada Kaamis (21/5/2020).
Pompeo, kemudian mengatakan Palestina akan mendapat manfaat dari rencana Donald Trump, yang menjadi dasar keputusan Israel mencaplok wilayah Tepi Barat. Pompeo menyebut, rencana Trump menjanjikan Palestina negara yang merdeka tetapi padat dan demiliterisasi serta investasi internasional.
"Palestina terus menolak untuk sekadar duduk dan masuk ke dalam negosiasi berdasarkan Visi Perdamaian Trump," kata Pompeo. ( Baca juga: Abbas Umumkan Kesepakatan Palestina dengan Israel dan AS Berakhir )
Sebelumnya, dengan adanya rencana mencaplok wilayah Palestina, Abbas mengatakan bahwa dengan keputusan itu berarti Israel sekarang harus memikul semua tanggung jawab dan kewajiban di depan komunitas internasional sebagai kekuatan pendudukan.
Ia juga menyerang AS, yang di bawah pemerintahan Donald Trump telah mengambil garis keras terhadap Palestina, termasuk mengembalikan kedutaan AS ke Yerusalem.
"Kami menganggap pemerintah Amerika bertanggung jawab penuh atas penindasan yang menimpa rakyat Palestina dan kami menganggapnya sebagai mitra utama dengan pemerintah pendudukan Israel dalam semua keputusan dan tindakan agresif dan tidak adil terhadap rakyat kami," ujar Abbas.
Abbas membuat pengumuman itu selama pertemuan darurat di Ramallah untuk membahas rencana Israel mencaplok bagian-bagian Tepi Barat yang diduduki. Ia mengatakan, keputusan itu termasuk perjanjian keamanan dengan Israel, termasuk yang ditetapkan dalam Kesepakatan Oslo yang ditandatangani pada tahun 1993.
"Saya berharap pengaturan keamanan akan terus diberlakukan, bahwa pekerjaan yang dilakukan di sana untuk menjaga orang-orang di Israel dan Palestina tetap aman. Saya menyesal dia memutuskan untuk membatalkan perjanjian ini," kata Pompeo, seperti dilansir Al Arabiya pada Kaamis (21/5/2020).
Pompeo, kemudian mengatakan Palestina akan mendapat manfaat dari rencana Donald Trump, yang menjadi dasar keputusan Israel mencaplok wilayah Tepi Barat. Pompeo menyebut, rencana Trump menjanjikan Palestina negara yang merdeka tetapi padat dan demiliterisasi serta investasi internasional.
"Palestina terus menolak untuk sekadar duduk dan masuk ke dalam negosiasi berdasarkan Visi Perdamaian Trump," kata Pompeo. ( Baca juga: Abbas Umumkan Kesepakatan Palestina dengan Israel dan AS Berakhir )
Sebelumnya, dengan adanya rencana mencaplok wilayah Palestina, Abbas mengatakan bahwa dengan keputusan itu berarti Israel sekarang harus memikul semua tanggung jawab dan kewajiban di depan komunitas internasional sebagai kekuatan pendudukan.
Ia juga menyerang AS, yang di bawah pemerintahan Donald Trump telah mengambil garis keras terhadap Palestina, termasuk mengembalikan kedutaan AS ke Yerusalem.
"Kami menganggap pemerintah Amerika bertanggung jawab penuh atas penindasan yang menimpa rakyat Palestina dan kami menganggapnya sebagai mitra utama dengan pemerintah pendudukan Israel dalam semua keputusan dan tindakan agresif dan tidak adil terhadap rakyat kami," ujar Abbas.
(esn)
tulis komentar anda