Mengkhawatirkan, 150.000 Tentara Rusia Siap Tempur di Perbatasan Ukraina
Selasa, 20 April 2021 - 01:01 WIB
KIEV - Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa (UE) Josep Borrell mengatakan Rusia telah mengerahkan lebih dari 150.000 tentara di sepanjang perbatasan Ukraina dan semenanjung Krimea.
"Ini adalah penempatan militer Rusia tertinggi di perbatasan Ukraina," ungkap Borrell kepada wartawan setelah pembicaraan yang melibatkan menteri luar negeri (menlu) Ukraina.
Dia menolak mengungkapkan sumber angka tersebut. “Risiko eskalasi lebih lanjut, itu jelas,” tutur dia memperingatkan situasi semakin genting.
Ketegangan meningkat akibat penumpukan pasukan Rusia di sekitar negara tetangganya di barat daya.
Meningkatnya konflik dengan separatis yang didukung Moskow telah memicu kekhawatiran kembali terjadinya pertempuran yang meluas di Ukraina.
Militer Moskow mengatakan sedang melakukan latihan di sepanjang perbatasannya sebagai tanggapan atas tindakan aliansi militer Barat NATO yang "mengancam Rusia".
Menteri Pertahanan (Menhan) Rusia Sergei Shoigu pekan lalu mengatakan, "Dua unit angkatan darat dan tiga unit angkatan udara berhasil dikerahkan ke perbatasan barat Rusia dan latihan akan berakhir dalam dua pekan.”
Ukraina mendorong Barat memberi dukungan yang lebih praktis untuk mencegah agresi lebih lanjut oleh Moskow.
Menteri Luar Negeri Ukraina Kiev Dmytro Kuleba mendesak UE mempersiapkan "serangkaian sanksi sektoral baru" terhadap Rusia dalam pembicaraan dengan mitranya dari blok 27 negara pada Senin.
Tetapi Borrell mengatakan saat ini tidak ada sanksi lebih lanjut yang diusulkan atau sedang dipertimbangkan.
Pengerahan pasukan Rusia terjadi ketika bentrokan antara pasukan Ukraina dan separatis yang didukung Moskow berkobar di timur dalam beberapa pekan terakhir.
Konflik itu kian merobek-robek gencatan senjata yang dimediasi tahun lalu.
“Seorang tentara Ukraina tewas dan satu lagi terluka dalam pertumpahan darah terbaru di wilayah timur yang dilanda konflik,” papar militer Ukraina pada Senin.
Kiev telah memerangi separatis pro-Rusia di wilayah Donetsk dan Lugansk timur sejak 2014, setelah pencaplokan Krimea oleh Moskow.
Pembicaraan antara penasihat untuk kepala negara Ukraina, Rusia, Jerman dan Prancis yang telah merundingkan konflik sejak 2015 itu dijadwalkan pada Senin malam di Kiev.
"Ini adalah penempatan militer Rusia tertinggi di perbatasan Ukraina," ungkap Borrell kepada wartawan setelah pembicaraan yang melibatkan menteri luar negeri (menlu) Ukraina.
Dia menolak mengungkapkan sumber angka tersebut. “Risiko eskalasi lebih lanjut, itu jelas,” tutur dia memperingatkan situasi semakin genting.
Ketegangan meningkat akibat penumpukan pasukan Rusia di sekitar negara tetangganya di barat daya.
Meningkatnya konflik dengan separatis yang didukung Moskow telah memicu kekhawatiran kembali terjadinya pertempuran yang meluas di Ukraina.
Militer Moskow mengatakan sedang melakukan latihan di sepanjang perbatasannya sebagai tanggapan atas tindakan aliansi militer Barat NATO yang "mengancam Rusia".
Menteri Pertahanan (Menhan) Rusia Sergei Shoigu pekan lalu mengatakan, "Dua unit angkatan darat dan tiga unit angkatan udara berhasil dikerahkan ke perbatasan barat Rusia dan latihan akan berakhir dalam dua pekan.”
Ukraina mendorong Barat memberi dukungan yang lebih praktis untuk mencegah agresi lebih lanjut oleh Moskow.
Menteri Luar Negeri Ukraina Kiev Dmytro Kuleba mendesak UE mempersiapkan "serangkaian sanksi sektoral baru" terhadap Rusia dalam pembicaraan dengan mitranya dari blok 27 negara pada Senin.
Tetapi Borrell mengatakan saat ini tidak ada sanksi lebih lanjut yang diusulkan atau sedang dipertimbangkan.
Pengerahan pasukan Rusia terjadi ketika bentrokan antara pasukan Ukraina dan separatis yang didukung Moskow berkobar di timur dalam beberapa pekan terakhir.
Konflik itu kian merobek-robek gencatan senjata yang dimediasi tahun lalu.
“Seorang tentara Ukraina tewas dan satu lagi terluka dalam pertumpahan darah terbaru di wilayah timur yang dilanda konflik,” papar militer Ukraina pada Senin.
Kiev telah memerangi separatis pro-Rusia di wilayah Donetsk dan Lugansk timur sejak 2014, setelah pencaplokan Krimea oleh Moskow.
Pembicaraan antara penasihat untuk kepala negara Ukraina, Rusia, Jerman dan Prancis yang telah merundingkan konflik sejak 2015 itu dijadwalkan pada Senin malam di Kiev.
(sya)
tulis komentar anda