Rusia Hendak Blokir Laut Hitam, NATO Tak Terima

Sabtu, 17 April 2021 - 09:32 WIB
Sebuah kapal perang AS saat beroperasi di Laut Hitam di masa lalu. Foto/Twitter @Yoruklsik
BRUSSELS - Rusia berencana untuk memblokir sebagian Laut Hitam selama enam bulan yang tidak memungkinkan kapal militer asing dan kapal lainnya untuk memasukinya. NATO tidak bisa menerima rencana Moskow itu dan mengecamnya sebagai tindakan yang tidak dibenarkan.

Aliansi pimpinan Amerika Serikat itu menyerukan Moskow untuk memastikan akses yang bebas ke pelabuhan Ukraina di Laut Azov dan memungkinkan kebebasan navigasi.

Media pemerintah Rusia melaporkan bahwa Moskow bermaksud menutup sebagian Laut Hitam bagi kapal militer asing dan kapal asing lainnya selama enam bulan.



Langkah seperti itu dapat memengaruhi akses ke pelabuhan Ukraina di Laut Azov, yang terhubung ke Laut Hitam melalui Selat Kerch, di ujung timur semenanjung Crimea yang dicaplok oleh Rusia pada tahun 2014.



Langkah Rusia tersebut telah memicu kekhawatiran di pihak Amerika Serikat dan Uni Eropa.

"Militerisasi Crimea, Laut Hitam, dan Laut Azov yang sedang berlangsung di Rusia merupakan ancaman lebih lanjut bagi kemerdekaan Ukraina, dan merusak stabilitas kawasan yang lebih luas," kata juru bicara Sekjen NATO Jens Stoltenberg dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP, Sabtu (17/4/2021).

"Memblokir Laut Hitam akan menjadi langkah yang tidak dapat dibenarkan, dan bagian dari pola perilaku destabilisasi Rusia yang lebih luas," ujarnya.

"NATO meminta Rusia untuk segera menurunkan ketegangan, menghentikan pola provokasinya, dan menghormati komitmen internasionalnya," imbuh juru bicara Stoltenberg.

Juru bicara Pentagon John Kirby mencatat bahwa Rusia berencana untuk memblokir Laut Hitam hingga Oktober dengan alasan sedang mempersiapkan latihan militer.

"Rusia memiliki sejarah mengambil tindakan agresif terhadap kapal Ukraina dan menghalangi transit maritim internasional di Laut Hitam, khususnya di dekat Selat Kerch," katanya kepada wartawan.

"Ini hanya contoh terbaru dari kampanye yang sedang berlangsung untuk melemahkan dan mengguncang Ukraina," ujarnya. Dia menegaskan kembali dukungan tak tergoyahkan Washington untuk kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina.

"Kami meminta Rusia untuk menghentikan gangguan terhadap kapal di wilayah tersebut, dan membalikkan penumpukan pasukannya di sepanjang perbatasan Ukraina dan menduduki Ukraina," kata Kirby.

Selat Kerch sangat penting untuk ekspor biji-bijian dan baja dari Ukraina. Selat itu menjadi tempat konfrontasi pada 2018 setelah Rusia menyita tiga kapal Ukraina di sana karena dugaan pelanggaran perairan teritorialnya.

Ukraina telah bebas untuk menavigasi Selat Kerch bersama dengan Rusia hingga 2014, ketika Moskow mengeklaim kendali penuh atas jalur air tersebut setelah mencaplok Crimea.



Ketegangan antara Rusia dan Barat telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir menyusul peningkatan pertempuran antara tentara Ukraina dan separatis pro-Rusia di timur Ukraina.

Moskow telah mengerahkan puluhan ribu tentara di sepanjang perbatasan utara dan timur Ukraina, serta di Crimea yang dicaplok, sehingga memicu peringatan dari NATO.
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More