Pejabat RS Ini Nyatakan Pasien COVID-19 Meninggal, Padahal Masih Hidup
Selasa, 13 April 2021 - 10:23 WIB
PATNA - Otoritas pemerintah Bihar, India , telah memecat seorang pejabat tinggi sebuah rumah sakit (RS) pemerintah. Musababnya dia menyatakan seorang pasien COVID-19 telah meninggal, padahal si pasien masih hidup dan dalam tahap penyembuhan.
Pejabat itu menggunakan jasad orang lain untuk diserahkan kepada kerabat pasien tanpa mengizinkan mereka untuk melihat jasad orang itu untuk terakhir kalinya.
Chunnu Kumar, 40, warga distrik Patna, dirawat di Patna Medical College and Hospital (PMCH)—rumah sakit yang dikelola pemerintah—pada hari Jumat pekan lalu setelah dia menderita pendarahan otak. Dia segera dipindahkan ke bangsal COVID-19 rumah sakit setelah dia dinyatakan positif terinfeksi virus corona SARS-CoV-2.
Anggota keluarga Kumar mengatakan hingga Minggu pagi mereka diberitahu oleh dokter bahwa Chunnu Kumar baik-baik saja dan perlahan sembuh. Tapi, tak lama kemudian mereka diberitahu bahwa Chunnu Kumar sudah meninggal dan sesosok jasad yang tersegel dengan sertifikat kematian diserahkan.
Keluarga tersebut tidak diizinkan untuk melihat sekilas jasad yang telah dilarikan ke krematorium setempat dengan ambulans yang diatur oleh rumah sakit.
Saksi mata mengatakan saat jasad akan dikremasi, istri Chunnu Kumar meminta agar dia diberi pandangan sekilas tentang suaminya, tetapi ditolak.
Akhirnya, sang istri menyuap staf krematorium sebesar Rs500 untuk membuka jenazah tersebut. Saat itulah dia menyadari bahwa jasad yang diserahkan kepadanya adalah jasad orang lain, bukan suaminya.
“Saya menemukan dunia saya hancur seketika ketika rumah sakit memberi tahu saya bahwa dia sudah mati, tetapi saya tidak mengerti bagaimana itu terjadi (dia meninggal) karena kami diberitahu dia baik-baik saja sampai hari Minggu. Kami tidak diizinkan membawa pulang jenazahnya dan langsung dilarikan ke krematorium," kata istri pasien, Kavita Devi, seperti dikutip GulfNews, Selasa (13/4/2021).
Pejabat itu menggunakan jasad orang lain untuk diserahkan kepada kerabat pasien tanpa mengizinkan mereka untuk melihat jasad orang itu untuk terakhir kalinya.
Chunnu Kumar, 40, warga distrik Patna, dirawat di Patna Medical College and Hospital (PMCH)—rumah sakit yang dikelola pemerintah—pada hari Jumat pekan lalu setelah dia menderita pendarahan otak. Dia segera dipindahkan ke bangsal COVID-19 rumah sakit setelah dia dinyatakan positif terinfeksi virus corona SARS-CoV-2.
Anggota keluarga Kumar mengatakan hingga Minggu pagi mereka diberitahu oleh dokter bahwa Chunnu Kumar baik-baik saja dan perlahan sembuh. Tapi, tak lama kemudian mereka diberitahu bahwa Chunnu Kumar sudah meninggal dan sesosok jasad yang tersegel dengan sertifikat kematian diserahkan.
Keluarga tersebut tidak diizinkan untuk melihat sekilas jasad yang telah dilarikan ke krematorium setempat dengan ambulans yang diatur oleh rumah sakit.
Saksi mata mengatakan saat jasad akan dikremasi, istri Chunnu Kumar meminta agar dia diberi pandangan sekilas tentang suaminya, tetapi ditolak.
Akhirnya, sang istri menyuap staf krematorium sebesar Rs500 untuk membuka jenazah tersebut. Saat itulah dia menyadari bahwa jasad yang diserahkan kepadanya adalah jasad orang lain, bukan suaminya.
“Saya menemukan dunia saya hancur seketika ketika rumah sakit memberi tahu saya bahwa dia sudah mati, tetapi saya tidak mengerti bagaimana itu terjadi (dia meninggal) karena kami diberitahu dia baik-baik saja sampai hari Minggu. Kami tidak diizinkan membawa pulang jenazahnya dan langsung dilarikan ke krematorium," kata istri pasien, Kavita Devi, seperti dikutip GulfNews, Selasa (13/4/2021).
tulis komentar anda