Pandemi COVID-19 Picu Peningkatan Penjualan Senjata di AS

Jum'at, 02 April 2021 - 05:42 WIB
Pandemi COVID-19 picu peningkatan penjualan senjata di AS. Foto/Ilustrasi
WASHINGTON - Para peneliti di Amerika Serikat (AS) melaporkan bahwa pandemi COVID-19 telah menyebabkan peningkatan penjualan senjata , dengan setengah dari semua korban kekerasan dalam rumah tangga mengatakan sekarang menghadapi lebih banyak ancaman untuk ditembak oleh para pelaku kekerasan daripada sebelum kekerasan itu dimulai.

"Pandemi juga telah menciptakan badai yang sempurna untuk kekerasan dalam rumah tangga dan kekerasan berbasis gender," menurut para peneliti dari universitas di Texas dan Kentucky, yang telah bekerja sama dengan Koalisi Nasional Melawan Kekerasan Dalam Rumah Tangga untuk menilai efek COVID-19 pada tahun lalu.

Hampir 40% responden dalam survei mereka melaporkan bahwa penjualan senjata telah meningkat di komunitas mereka sejak dimulainya pandemi, dengan sekitar 50% responden melaporkan bahwa pelaku yang mengancam akan menembak korban telah menjadi masalah yang lebih besar.





Para peneliti meminta para profesional yang menangani penyintas kekerasan dalam rumah tangga agar korban pelecehan melengkapi kuesioner yang menanyakan tentang dampak pandemi. Studi ini juga melihat risiko bagi para penyintas, tantangan bagi agensi, dan interaksi mereka dengan departemen kepolisian dan sheriff.

“Isolasi akibat pandemi ini, ditambah dengan kesulitan keuangan, dan segudang masalah kesehatan mental yang dialami oleh banyak orang, menciptakan badai yang sempurna untuk meningkatkan terjadinya kekerasan berbasis gender,” kata Kellie Lynch, seorang profesor kriminologi dan peradilan pidana di Universitas Texas di San Antonio seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (2/4/2021).

Hasilnya mengungkapkan keprihatinan yang kuat tentang ketidakamanan finansial bagi para penyintas dan keluarga mereka. Secara khusus, kemampuan untuk mengakses perumahan yang aman merupakan kekhawatiran utama, dengan jumlah tunawisma yang terus meningkat di AS dan banyak tempat penampungan yang beroperasi dengan kapasitas terbatas.



"Dampak dari isolasi berkelanjutan pada kesehatan mental dan kesehatan anak juga merupakan masalah utama yang harus kita tangani saat kita terus bergerak menuju beberapa versi normal," ujar Lynch.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More