Kosovo Negara Mayoritas Muslim Buka Kedutaan di Yerusalem Tuai Kecaman
Selasa, 16 Maret 2021 - 11:43 WIB
YERUSALEM - Kosovo , negara mayoritas Muslim, menuai kecaman dari berbagai pihak setelah membuka kedutaan mereka di Yerusalem. Negara Eropa itu menjadi negara mayoritas Muslim pertama yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel .
Kosovo, yang secara resmi membuka kedutaan pada hari Minggu, melakukan langkah itu sebagai imbalan untuk pengakuan Israel atas kemerdekaan yang dideklarasikannya pada 2008 setelah perang dengan Serbia pada 1990-an.
Palestina, yang mengeklaim bagian timur Yerusalem sebagai ibu kota negara masa depan mereka, telah dengan keras mengecam Kosovo atas tindakan tersebut.
"Itu adalah pelanggaran hukum internasional," kata Nabil Abu Rudeineh, juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas, seperti dikutip dari kantor berita Wafa, Selasa (16/3/2021).
Faksi Hamas yang menguasai Jalur Gaza yang diblokade Israel juga mengecam Kosovo, menuduhnya kebijakannya "bias yang mengerikan" terhadap Israel.
Turki telah mengkritik pembukaan kedutaan itu pada hari Minggu.
Pada hari Senin, juru bicara Kementerian Luar Negeri Yordania Dhaifallah Ali Al-Fayez mengatakan setiap langkah untuk mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel adalah "nol dan tidak memiliki efek hukum."
Pembukaan kedutaan resmi pada hari Minggu termasuk upacara singkat di mana bendera Kosovo dikibarkan di depan gedung di Yerusalem.
Serbia telah menolak untuk mengakui kemerdekaan bekas provinsinya itu, jadi meskipun Kosovo sekarang telah diakui oleh sebagian besar dunia Barat, penolakannya oleh sekutu utama Beograd—Rusia dan China—telah membuatnya tidak dapat masuk ke PBB.
Israel resmi menjalin hubungan diplomatik dengan Kosovo pada bulan lalu.
Lihat Juga: Erdogan Sebut Penangkapan PM Nentanyahu Akan Pulihkan Kepercayaan kepada Sistem Internasional
Kosovo, yang secara resmi membuka kedutaan pada hari Minggu, melakukan langkah itu sebagai imbalan untuk pengakuan Israel atas kemerdekaan yang dideklarasikannya pada 2008 setelah perang dengan Serbia pada 1990-an.
Palestina, yang mengeklaim bagian timur Yerusalem sebagai ibu kota negara masa depan mereka, telah dengan keras mengecam Kosovo atas tindakan tersebut.
"Itu adalah pelanggaran hukum internasional," kata Nabil Abu Rudeineh, juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas, seperti dikutip dari kantor berita Wafa, Selasa (16/3/2021).
Faksi Hamas yang menguasai Jalur Gaza yang diblokade Israel juga mengecam Kosovo, menuduhnya kebijakannya "bias yang mengerikan" terhadap Israel.
Turki telah mengkritik pembukaan kedutaan itu pada hari Minggu.
Pada hari Senin, juru bicara Kementerian Luar Negeri Yordania Dhaifallah Ali Al-Fayez mengatakan setiap langkah untuk mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel adalah "nol dan tidak memiliki efek hukum."
Pembukaan kedutaan resmi pada hari Minggu termasuk upacara singkat di mana bendera Kosovo dikibarkan di depan gedung di Yerusalem.
Serbia telah menolak untuk mengakui kemerdekaan bekas provinsinya itu, jadi meskipun Kosovo sekarang telah diakui oleh sebagian besar dunia Barat, penolakannya oleh sekutu utama Beograd—Rusia dan China—telah membuatnya tidak dapat masuk ke PBB.
Israel resmi menjalin hubungan diplomatik dengan Kosovo pada bulan lalu.
Lihat Juga: Erdogan Sebut Penangkapan PM Nentanyahu Akan Pulihkan Kepercayaan kepada Sistem Internasional
(min)
tulis komentar anda