Khawatir Pembekuan Darah, Thailand Tunda Peluncuran Vaksin AstraZeneca

Jum'at, 12 Maret 2021 - 15:54 WIB
Vaksin Covid-19 AstraZeneca. Foto/REUTERS
BANGKOK - Thailand menunda peluncuran vaksin Covid-19 AstraZeneca karena ada laporan pembekuan darah, meskipun belum ada bukti mengenai hal itu.

Perdana menteri Thailand dijadwalkan memulai kampanye vaksinasi dengan mendapatkan suntikan pada Jumat. Namun rencana itu sekarang telah dibatalkan.

Penundaan itu terjadi setelah sejumlah negara, termasuk Denmark dan Norwegia, menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca.





Sekitar 5 juta orang di Eropa telah menerima vaksin AstraZeneca.



Dari angka ini, sekitar 30 kasus telah melaporkan "peristiwa tromboemboli" atau pembekuan darah.

Lihat infografis: Peringatkan Invasi China Kapal Perang AS Lintasi Selat Taiwan

European Medicines Agency (EMA) mengatakan pada Kamis bahwa tidak ada indikasi vaksinasi menyebabkan pembekuan darah. EMA menambahkan, "Berbagai manfaat terus melebihi risikonya".

AstraZeneca mengatakan keamanan obat telah dipelajari secara luas dalam uji klinis.

"Meski kualitas AstraZeneca bagus, beberapa negara meminta penundaan," ungkap Piyasakol Sakolsatayadorn, penasihat komite vaksin Covid-19 Thailand, kepada wartawan saat konferensi pers.

"Kami akan menunda (juga)," papar dia.

Namun, pejabat Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand mengklarifikasi bahwa paket vaksin AstraZeneca berbeda dengan yang didistribusikan di Eropa.

Pemerintah menjelaskan, masalah pembekuan darah belum umum terdeteksi di antara orang-orang Asia.

Batch pertama dari 117.300 dosis vaksin AstraZeneca tiba di Thailand pada 24 Februari, bersama dengan 200.000 dosis vaksin Coronavac China.

Lebih dari 30.000 orang di Thailand telah menerima Coronavac sejak negara itu memulai program vaksinasi pada 28 Februari. Thailand mengatakan akan melanjutkan peluncuran Coronavac.
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More