Dari Senjata Nuklir dan Kapal Induk, China Masih Jauh Tertinggal dari AS
Jum'at, 19 Februari 2021 - 10:20 WIB
TAIPEI - Seorang pensiunan jenderal Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China mengatakan meskipun militer Beijing telah membuat langkah besar belakangan ini, namun jalan masih panjang untuk mengejar ketertinggalan dengan Amerika Serikat (AS) dan Rusia. Perbandingan jumlah senjata nuklir dan kapal induk jadi indikator klaim itu.
Pensiunan hawkish PLA Mayor Jenderal Luo Yuan, yang dikutip media spesialis militer Xia Bing Xie Jiang, mengatakan bahwa Beijing membutuhkan beberapa dekade untuk berkembang hingga status saat ini. Namun, pada saat yang sama, AS dan Rusia juga telah membuat kemajuan.
Menurut Luo, baik AS maupun Rusia memiliki keuntungan karena memulai pengembangan militer mereka lebih awal, yang membuat mereka sangat berpengalaman. Sifat seperti itu tidak dimiliki China.
Pensiunan jenderal tersebut, seperti dilansir Taiwan News, Jumat (19/2/2021), menggunakan contoh kapal induk untuk menjelaskan maksudnya, dengan mengatakan bahwa ketika kapal induk AS dan Rusia sudah berlayar di laut, China saat itu bahkan tidak memiliki rencana untuk membangunnya.
Dalam hal senjata nuklir, dia mengatakan jumlah hulu ledak nuklir yang disimpan China jauh lebih sedikit daripada yang dimiliki AS atau Rusia. Berkenaan dengan kekuatan Angkatan Laut, sambung Luo, AS memiliki 11 kapal induk, sementara China hanya memiliki dua.
Dia juga mengkritik China yang memiliki lebih sedikit kapal selam nuklir daripada Rusia.
Lebih lanjut, Luo membahas kekuatan udara. Menurutnya, China memiliki sedikit pesawat tempur canggih dan belum mengembangkan jenis pesawat penting tertentu.
Satu-satunya hal di mana China dapat dibandingkan dengan dua negara itu adalah dalam hal jumlah personel militer.
Namun, beberapa pakar hubungan internasional tidak memiliki pandangan yang sama dengan pakar militer China tersebut. Mantan Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley pernah mengatakan di Twitter pada 12 Desember 2020; “Kebutuhan akan Angkatan Laut terbesar dan terbaik dunia sudah jelas: China sudah memiliki Angkatan Laut yang lebih besar daripada AS. Meskipun tidak terlalu maju, Beijing berinvestasi besar-besaran. Amerika dapat dan harus berada di depan musuh kita dalam hal kekuatan militer karena itulah kunci perdamaian."
Pensiunan hawkish PLA Mayor Jenderal Luo Yuan, yang dikutip media spesialis militer Xia Bing Xie Jiang, mengatakan bahwa Beijing membutuhkan beberapa dekade untuk berkembang hingga status saat ini. Namun, pada saat yang sama, AS dan Rusia juga telah membuat kemajuan.
Menurut Luo, baik AS maupun Rusia memiliki keuntungan karena memulai pengembangan militer mereka lebih awal, yang membuat mereka sangat berpengalaman. Sifat seperti itu tidak dimiliki China.
Pensiunan jenderal tersebut, seperti dilansir Taiwan News, Jumat (19/2/2021), menggunakan contoh kapal induk untuk menjelaskan maksudnya, dengan mengatakan bahwa ketika kapal induk AS dan Rusia sudah berlayar di laut, China saat itu bahkan tidak memiliki rencana untuk membangunnya.
Dalam hal senjata nuklir, dia mengatakan jumlah hulu ledak nuklir yang disimpan China jauh lebih sedikit daripada yang dimiliki AS atau Rusia. Berkenaan dengan kekuatan Angkatan Laut, sambung Luo, AS memiliki 11 kapal induk, sementara China hanya memiliki dua.
Dia juga mengkritik China yang memiliki lebih sedikit kapal selam nuklir daripada Rusia.
Lebih lanjut, Luo membahas kekuatan udara. Menurutnya, China memiliki sedikit pesawat tempur canggih dan belum mengembangkan jenis pesawat penting tertentu.
Satu-satunya hal di mana China dapat dibandingkan dengan dua negara itu adalah dalam hal jumlah personel militer.
Namun, beberapa pakar hubungan internasional tidak memiliki pandangan yang sama dengan pakar militer China tersebut. Mantan Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley pernah mengatakan di Twitter pada 12 Desember 2020; “Kebutuhan akan Angkatan Laut terbesar dan terbaik dunia sudah jelas: China sudah memiliki Angkatan Laut yang lebih besar daripada AS. Meskipun tidak terlalu maju, Beijing berinvestasi besar-besaran. Amerika dapat dan harus berada di depan musuh kita dalam hal kekuatan militer karena itulah kunci perdamaian."
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda