20 Warga Israel Diam-diam Bikin Drone Kamikaze untuk Negara Asia
Jum'at, 12 Februari 2021 - 00:00 WIB
TEL AVIV - Setidaknya 20 warga negara Israel , termasuk individu di industri pertahanan, ditahan sebagai bagian dari penyelidikan penjualan senjata ilegal ke negara Asia yang dirahasiakan. Senjata itu adalah drone bunuh diri atau kamikaze.
Shin Bet, layanan keamanan internal Israel, mengatakan pada hari Kamis (11/2/2021) bahwa para tersangka mengembangkan, menguji, memproduksi, dan menjual amunisi yang berkeliaran ke negara yang tidak disebutkan namanya. Amunisi yang berkeliaran, juga disebut sebagai drone bunuh diri atau kamikaze, adalah sistem senjata yang melayang di area tertentu dan kemudian menyerang begitu target terlacak.
Menurut Shin Bet, beberapa tes senjata itu bahkan dilakukan di kota-kota di Israel.
Sebuah video yang diterbitkan oleh Kepolisian Israel menunjukkan para tersangka sedang menguji proyektil kecil bersayap yang menyerupai drone.
Penyelidikan menemukan bahwa negara Asia—yang digambarkan tidak memusuhi Israel—menawarkan uang tunai dan keuntungan lainnya sebagai imbalan atas pengembangan senjata ilegal. Plot tersebut diduga melibatkan saluran komunikasi rahasia dalam upaya melindungi identitas entitas asing.
"Penyelidikan mengungkapkan banyak informasi tentang metode yang digunakan oleh tubuh asing vis-à-vis Israel, termasuk penggunaan teknik penyembunyian dalam melakukan transaksi," kata polisi dan Shin Bet dalam sebuah pernyataan bersama yang dilaporkan oleh media Israel.
Para tersangka belum dituntut secara resmi. Pejabat setempat telah menolak untuk mengungkapkan rincian lebih lanjut tentang kasus tersebut karena penyelidikan sedang berlangsung.
Penyelidikan itu terungkap ke publik seminggu setelah Shin Bet mengumumkan telah menangkap tiga orang Israel yang menyelundupkan senapan bertenaga udara ke Tepi Barat, yang kemudian diubah menjadi senjata mematikan.
Menurut Polisi Israel dan Shin Bet, investigasi tersebut menjelaskan metode operasional yang digunakan oleh elemen asing, termasuk teknik untuk menyembunyikan dan memindahkan uang secara diam-diam.
"Skandal ini menggambarkan potensi kerusakan keamanan negara yang melekat dalam kesepakatan bisnis antara warga Israel dan elemen asing yang bertentangan dengan hukum, termasuk kekhawatiran bahwa teknologi ini dapat menemukan jalannya ke negara-negara yang bermusuhan dengan Israel," lanjut pernyataan bersama Polisi Israel dan Shin Bet, seperti dikutip Israel Hayom.
Shin Bet, layanan keamanan internal Israel, mengatakan pada hari Kamis (11/2/2021) bahwa para tersangka mengembangkan, menguji, memproduksi, dan menjual amunisi yang berkeliaran ke negara yang tidak disebutkan namanya. Amunisi yang berkeliaran, juga disebut sebagai drone bunuh diri atau kamikaze, adalah sistem senjata yang melayang di area tertentu dan kemudian menyerang begitu target terlacak.
Menurut Shin Bet, beberapa tes senjata itu bahkan dilakukan di kota-kota di Israel.
Sebuah video yang diterbitkan oleh Kepolisian Israel menunjukkan para tersangka sedang menguji proyektil kecil bersayap yang menyerupai drone.
Penyelidikan menemukan bahwa negara Asia—yang digambarkan tidak memusuhi Israel—menawarkan uang tunai dan keuntungan lainnya sebagai imbalan atas pengembangan senjata ilegal. Plot tersebut diduga melibatkan saluran komunikasi rahasia dalam upaya melindungi identitas entitas asing.
"Penyelidikan mengungkapkan banyak informasi tentang metode yang digunakan oleh tubuh asing vis-à-vis Israel, termasuk penggunaan teknik penyembunyian dalam melakukan transaksi," kata polisi dan Shin Bet dalam sebuah pernyataan bersama yang dilaporkan oleh media Israel.
Para tersangka belum dituntut secara resmi. Pejabat setempat telah menolak untuk mengungkapkan rincian lebih lanjut tentang kasus tersebut karena penyelidikan sedang berlangsung.
Penyelidikan itu terungkap ke publik seminggu setelah Shin Bet mengumumkan telah menangkap tiga orang Israel yang menyelundupkan senapan bertenaga udara ke Tepi Barat, yang kemudian diubah menjadi senjata mematikan.
Menurut Polisi Israel dan Shin Bet, investigasi tersebut menjelaskan metode operasional yang digunakan oleh elemen asing, termasuk teknik untuk menyembunyikan dan memindahkan uang secara diam-diam.
"Skandal ini menggambarkan potensi kerusakan keamanan negara yang melekat dalam kesepakatan bisnis antara warga Israel dan elemen asing yang bertentangan dengan hukum, termasuk kekhawatiran bahwa teknologi ini dapat menemukan jalannya ke negara-negara yang bermusuhan dengan Israel," lanjut pernyataan bersama Polisi Israel dan Shin Bet, seperti dikutip Israel Hayom.
(min)
tulis komentar anda