Korban Kamp Uighur Ungkap Penyiksaan Mengerikan China, Termasuk Diperkosa

Sabtu, 06 Februari 2021 - 11:26 WIB
Tursenay Ziawudun (kanan) orang yang selamat dari kamp pendidikan ulang di Xinjiang, China. Foto/shahit.biz
WASHINGTON - Tursenay Ziawudun adalah salah satu orang yang selamat dari kamp-kamp rahasia China di mana lebih dari 1 juta Muslim Uighur telah ditahan. Dia sekarang berada di Amerika Serikat (AS) menceritakan kisahnya dan berharap dapat menyelamatkan orang lain.

"Kami membutuhkan semua orang untuk membantu, bukan hanya Amerika," katanya kepada Fox News yang dilansir Sabtu (6/2/2021). "Kami manusia, tapi cara mereka menyiksa gadis-gadis dan bahkan laki-laki ini seperti kami ini binatang."



Tursenay sempat tinggal di Kazakstan dengan suaminya, tetapi kembali ke China barat laut untuk bekerja; dan berharap menjadi perawat. Suatu hari saat berjalan dengan suaminya, dia diambil dari jalan dan dimasukkan ke kamp. Satu-satunya yang dianggap sebagai kejahatannya adalah agamanya.

Baca Juga: Hati-hati Jual Beli Smartphone Bekas, Data Pribadi Jadi Taruhannya



Selama sebulan, dia menjalani pendidikan ulang paksa—belajar tentang kehebatan China dan Presiden Xi Jinping jam demi jam, sambil disuruh untuk menyangkal Islam. Dia dibebaskan karena sakit maag.

Beberapa bulan kemudian, dia dipanggil kembali. Dia pikir itu akan menjadi kunjungan pertama, tetapi sebaliknya semuanya berbeda. Kamp-kamp itu telah berkembang—mereka lebih seperti penjara. Dia diganggu, dan serangan konstan adalah rambut para penghuni kamp dipotong.

"Pertama, mereka menanggalkan pakaian saya. Kemudian anting-anting saya dirobek, sehingga telinga saya berdarah—tetapi saya tidak merasakan sakitnya. Saya merasa lebih buruk untuk seorang wanita tua, seperti seorang nenek. Mereka menanggalkan semuanya dan terus jatuh ke tanah, dan mereka terus mendorong dan menariknya ke atas dan terus jatuh. Bagaimana Anda bisa melakukan itu pada seorang Ibu?," paparnya.

Baca Juga: MMA Gempar! Pendekar Silat Muslim Meng-KO Petarung MMA di Amerika
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More