Korsel: Korut dan AS Harus Segera Cari Kesepakatan Awal Soal Denuklirisasi
Kamis, 28 Januari 2021 - 20:39 WIB
SEOUL - Korea Utara (Korut) dan Amerika Serikat (AS) harus mengupayakan kesepakatan denuklirisasi awal yang mencakup penghentian aktivitas nuklir Pyongyang, dan pemotongan programnya sebagai imbalan atas beberapa keringanan sanksi. Hal itu diungkapkan Perdana Menteri Korea Selatan (Korsel) , Chung Sye-kyun.
Chung menuturkan bahwa pemikiran "kreatif" dan insentif bersama diperlukan untuk membuat negosiasi berjalan lagi dan mencegah gangguan lain.
Korut telah menawarkan untuk membongkar kompleks nuklir utamanya dengan imbalan pencabutan sanksi-sanksi utama PBB, tetapi menyatakan Korut juga harus menyerahkan senjata nuklir dan bahan bakar bomnya.
"Kita bisa mulai dengan membekukan semua aktivitas nuklir dan pengurangan beberapa program mereka," kata Chung dalam sebuah pernyataan.
"Akan lebih baik jika kita bisa menyingkirkan semuanya, sekali dan untuk selamanya, tapi itu tidak mudah dan kita membutuhkan alternatif," sambungnya, seperti dilansir Reuters pada Kamis (28/1/2021).
Chung mengatakan, keringanan sanksi terbatas dapat membantu menghidupkan kembali dan mempertahankan momentum pembicaraan apapun karena itu adalah insentif paling menarik bagi Korut. "Korsel dan AS tahu apa yang diinginkan Korut ," katanya.
Pemerintahan baru Presiden AS, Joe Biden sendiri belum mengumumkan kebijakan baru untuk Korut. Biden mengatakan dalam debat presiden pada bulan Oktober bahwa dia akan bertemu Kim Jong-un hanya jika dia setuju untuk "menarik" kapasitas nuklir Korut
Chung menuturkan bahwa pemikiran "kreatif" dan insentif bersama diperlukan untuk membuat negosiasi berjalan lagi dan mencegah gangguan lain.
Korut telah menawarkan untuk membongkar kompleks nuklir utamanya dengan imbalan pencabutan sanksi-sanksi utama PBB, tetapi menyatakan Korut juga harus menyerahkan senjata nuklir dan bahan bakar bomnya.
"Kita bisa mulai dengan membekukan semua aktivitas nuklir dan pengurangan beberapa program mereka," kata Chung dalam sebuah pernyataan.
"Akan lebih baik jika kita bisa menyingkirkan semuanya, sekali dan untuk selamanya, tapi itu tidak mudah dan kita membutuhkan alternatif," sambungnya, seperti dilansir Reuters pada Kamis (28/1/2021).
Chung mengatakan, keringanan sanksi terbatas dapat membantu menghidupkan kembali dan mempertahankan momentum pembicaraan apapun karena itu adalah insentif paling menarik bagi Korut. "Korsel dan AS tahu apa yang diinginkan Korut ," katanya.
Pemerintahan baru Presiden AS, Joe Biden sendiri belum mengumumkan kebijakan baru untuk Korut. Biden mengatakan dalam debat presiden pada bulan Oktober bahwa dia akan bertemu Kim Jong-un hanya jika dia setuju untuk "menarik" kapasitas nuklir Korut
(esn)
Lihat Juga :
tulis komentar anda