Sejarah Pelantikan Presiden AS: Drama Tinggi dan Para Pecundang
Selasa, 19 Januari 2021 - 13:55 WIB
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang akan lengser akan memboikot pelantikan penggantinya; Joe Biden, Rabu (20/1/2021) besok. Trump sejatinya bukanlah presiden pertama AS yang akan jadi "pecundang", tapi dia menjadi yang pertama memboikot pelantikan presiden Amerika sejak 1869.
Baca Juga: WNI Covid-19 di Luar Negeri: 1.988 Sembuh, 674 Dirawat, 169 Meninggal
Faktanya, seperti diberitakan AFP, Selasa (19/1/2021), banyak pelantikan presiden di masa lalu dilakukan dalam suasana "demam", dengan beberapa beralih ke drama tingkat tinggi
Para Pemboikot
Sejarah buruk pelantikan presiden AS seperti kembali ke masa lalu.
Baca Juga: Pandemi Gagal Bunuh Selera dan Gaya Konsumen Rolls-Royce
Pada tahun 1801, presiden kedua AS John Adams menghina penggantinya Thomas Jefferson, dengan meninggalkan Gedung Putih saat fajar setelah menyebut mantan wakil presidennya sebagai "seorang anak laki-laki keturunan setengah Indian yang berjiwa rendah".
Putra Adams; John Quincy Adams, memenangkan pemilu yang disengketakan pada tahun 1824 melawan Andrew Jackson yang mengklaim bahwa suaranya telah dicuri.
Baca Juga: WNI Covid-19 di Luar Negeri: 1.988 Sembuh, 674 Dirawat, 169 Meninggal
Faktanya, seperti diberitakan AFP, Selasa (19/1/2021), banyak pelantikan presiden di masa lalu dilakukan dalam suasana "demam", dengan beberapa beralih ke drama tingkat tinggi
Para Pemboikot
Sejarah buruk pelantikan presiden AS seperti kembali ke masa lalu.
Baca Juga: Pandemi Gagal Bunuh Selera dan Gaya Konsumen Rolls-Royce
Pada tahun 1801, presiden kedua AS John Adams menghina penggantinya Thomas Jefferson, dengan meninggalkan Gedung Putih saat fajar setelah menyebut mantan wakil presidennya sebagai "seorang anak laki-laki keturunan setengah Indian yang berjiwa rendah".
Putra Adams; John Quincy Adams, memenangkan pemilu yang disengketakan pada tahun 1824 melawan Andrew Jackson yang mengklaim bahwa suaranya telah dicuri.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
tulis komentar anda