Sebuah Dokumen Ungkap NASA Bunuh 27 Monyet Hanya dalam Sehari
Kamis, 24 Desember 2020 - 16:02 WIB
CALIFORNIA - Sebuah dokumen yang diperoleh The Guardian menunjukkan sebanyak 27 ekor monyet dibunuh hanya dalam satu hari di fasilitas penelitian NASA pada 2019. Kelompok kampanye kesejahateraan hewan marah atas temuan tersebut.
Menurut dokumen yang dirilis di bawah undang-undang kebebasan informasi, sebanyak 27 primata dimusnahkan dengan obat-obatan yang diberikan pada 2 Februari tahun lalu di pusat penelitian Ames NASA di Silikon Valey, California. Monyet-monyet itu menua dan 21 di antaranya menderita Parkinson.
Keputusan untuk membunuh hewan daripada memindahkannya ke tempat perlindungan telah dikecam oleh para pendukung hak satwa dan pengamat lainnya. (Baca: Heboh, Polisi Berhubungan Seks tapi Mikrofon Patrolinya Lupa Dimatikan )
"Primata menderita deprivasi etologis dan frustrasi yang melekat dalam kehidupan laboratorium," kata John Gluck, seorang pakar etika hewan di Universitas New Mexico.
"Monyet tampaknya tidak dianggap layak mendapat kesempatan di kehidupan suaka. Bahkan tidak mencoba? Pembuangan bukannya ekspresi kesopanan sepele. Malu pada mereka yang bertanggung jawab," ujarnya.
Kathleen Rice, Anggota Parlemen AS, telah menulis surat kepada Jim Bridenstine, administrator NASA, untuk menuntut penjelasan atas kematian puluhan primata tersebut.
Rice, seorang politisi Partai Demokrat asal New York, mengatakan dia telah mendorong para peneliti pemerintah AS untuk mempertimbangkan "kebijakan pensiun yang manusiawi" untuk hewan yang digunakan dalam penelitian.
"Saya menantikan penjelasan dari administrator Bridenstine tentang mengapa hewan-hewan ini dipaksa dibuang di penangkaran dan di-eutanasia daripada menjalani hidup mereka di tempat perlindungan," kata Rice kepada The Guardian, Rabu (23/12/2020). (Baca juga: Meski Dilarang AS, Perusahaan Turki Terus Produksi Suku Cadang F-35 )
NASA telah lama berhubungan dengan primata. Ham, seekor simpanse, menerima pelatihan harian sebelum menjadi kera besar pertama yang diluncurkan ke luar angkasa pada tahun 1961, berhasil menjalankan misi singkatnya sebelum dengan aman terjun ke laut.
Menurut dokumen yang dirilis di bawah undang-undang kebebasan informasi, sebanyak 27 primata dimusnahkan dengan obat-obatan yang diberikan pada 2 Februari tahun lalu di pusat penelitian Ames NASA di Silikon Valey, California. Monyet-monyet itu menua dan 21 di antaranya menderita Parkinson.
Keputusan untuk membunuh hewan daripada memindahkannya ke tempat perlindungan telah dikecam oleh para pendukung hak satwa dan pengamat lainnya. (Baca: Heboh, Polisi Berhubungan Seks tapi Mikrofon Patrolinya Lupa Dimatikan )
"Primata menderita deprivasi etologis dan frustrasi yang melekat dalam kehidupan laboratorium," kata John Gluck, seorang pakar etika hewan di Universitas New Mexico.
"Monyet tampaknya tidak dianggap layak mendapat kesempatan di kehidupan suaka. Bahkan tidak mencoba? Pembuangan bukannya ekspresi kesopanan sepele. Malu pada mereka yang bertanggung jawab," ujarnya.
Kathleen Rice, Anggota Parlemen AS, telah menulis surat kepada Jim Bridenstine, administrator NASA, untuk menuntut penjelasan atas kematian puluhan primata tersebut.
Rice, seorang politisi Partai Demokrat asal New York, mengatakan dia telah mendorong para peneliti pemerintah AS untuk mempertimbangkan "kebijakan pensiun yang manusiawi" untuk hewan yang digunakan dalam penelitian.
"Saya menantikan penjelasan dari administrator Bridenstine tentang mengapa hewan-hewan ini dipaksa dibuang di penangkaran dan di-eutanasia daripada menjalani hidup mereka di tempat perlindungan," kata Rice kepada The Guardian, Rabu (23/12/2020). (Baca juga: Meski Dilarang AS, Perusahaan Turki Terus Produksi Suku Cadang F-35 )
NASA telah lama berhubungan dengan primata. Ham, seekor simpanse, menerima pelatihan harian sebelum menjadi kera besar pertama yang diluncurkan ke luar angkasa pada tahun 1961, berhasil menjalankan misi singkatnya sebelum dengan aman terjun ke laut.
Lihat Juga :
tulis komentar anda