Terpapar Covid-19, PM Eswatini Meninggal Dunia
Selasa, 15 Desember 2020 - 11:15 WIB
MBABANE - Perdana Menteri (PM) Eswatini Ambrose Dlamini meninggal dunia kemarin. Sampai berita ini diturunkan, penyebab utama kematiannya tidak diketahui. Namun, Dlamini sempat positif terpapar virus corona (Covid-19) pada 16 November lalu dan menjalani perawatan intensif di dalam dan di luar negeri.
Pemerintah Eswatini juga menyatakan Dlamini meninggal dunia di sebuah rumah sakit (RS) di Afrika Selatan. Sebelum masuk RS, Dlamini mengaku tidak mengalami gejala apa pun dan merasa sehat. Pada awal Desember lalu, dia dibawa menuju RS di Afrika Selatan dengan harapan dapat sembuh secara lebih cepat. (Baca: Ketika Musibah Datang Sebagai Peringatan)
“Bapak Dlamini telah meninggal dunia selama menjalani perawatan di sebuah RS di Afrika Selatan,” kata Wakil PM Eswatini Themba Masuku tanpa memberikan keterangan lebih rinci, dikutip BBC. “Pemerintah bersama keluarga almarhum akan memberikan keterangan lebih lanjut di kemudian hari,” tambah Masuku.
Dlamini bukanlah satu-satunya kepala negara yang positif terjangkit Covid-19 . Banyak tokoh dunia yang tidak luput dari serangan virus mematikan itu, mulai raja, perdana menteri, presiden, kanselir, hingga pejabat parlemen. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump juga sempat positif terkena Covid-19.
Penasihat Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei, Mohammad Mirmohammadi, juga terinfeksi Covid-19. Begitu pun dengan Wakil Presiden Iran untuk Urusan Wanita dan Keluarga, Masoumeh Ebtekar; Wakil Menteri Kesehatan Komite Covid-19, Irah Harirchi; dan Kepala Layanan Medis Darurat, Pir-Hossein Koliband. (Baca juga: Begini Persyaratan Mengikuti SNMPTN 2021)
Mirmohammadi tidak mampu bertahan dan meninggal di usia 71 tahun. Kematiannya disusul Anggota Parlemen Iran Fatemeh Rahbar yang juga meninggal akibat Covid-19. Dia sempat mengalami koma selama beberapa lama. Ironisnya, Fatemeh baru saja terpilih sebagai Anggota Parlemen Teheran selama sebulan.
Fatemeh merupakan Anggota Parlemen kedua yang meninggal akibat Covid-19 di Iran dan salah satu dari tujuh pejabat pemerintah dan politisi Iran yang meninggal dunia. Sebelumnya, mantan Wakil Menteri Luar Negeri Iran Hossein Sheikholeslam juga dalam kondisi kritis dan tidak lama kemudian meninggal.
Pewaris takhta kerajaan Inggris, Pangeran Charles, juga pernah positif Covid-19 dan baru dinyatakan sembuh beberapa pekan kemudian. Dia mengucapkan terima kasih kepada seluruh petugas medis dan masyarakat Inggris yang mendukungnya. Pangeran Charles dilaporkan hanya menderita gejala ringan saat sakit.
Kendati sudah sehat, Pangeran Charles tetap waspada dan menaati protokol kesehatan seperti social distancing. Pangeran Albert dari Monaco juga keluar dari ruang isolasi setelah didiagnosis terinfeksi virus corona. Namun, anggota Kerajaan Monaco berusia 62 tahun itu pulih lebih lama daripada Pangeran Charles. (Baca juga: Canggih, India Gunakan Robot untuk Merawat Pasien)
Pangeran Albert dilaporkan positif terinfeksi Covid-19 pada pertengahan tahun ini atau sesaat setelah merayakan ulang tahunnya yang ke-62. Dia mengaku mengalami gejala mirip penyakit flu. “Saya agak demam, terkadang batuk. Waktu hari pertama yang saya rasakan hanya pilek. Tapi, saya baik-baik saya,” kata Albert.
Sebanyak empat anggota Parlemen Prancis juga sempat dirawat di RS akibat terjangkit Covid-19. Pemerintah Prancis telah memperketat peraturan di ruang publik dengan memberlakukan larangan pertemuan pada akhir pekan. “Prioritas kami ialah memperlambat penularan,” kata Menkes Olivier Veran.
Istri PM Kanada Justrin Trudeau, Sophie Gregoire Trudeau, dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Australia Peter Dutton, juga pernah positif Covid-19 . Mereka telah diisolasi setidaknya selama 14 hari. “Beliau dalam kondisi stabil dan baik dan menjalani saran dokter,” ungkap Kantor Perdana Menteri Kanada. (Lihat videonya: Komnas HAM Investigasi Kasus Penembakan Simpatisan FPI)
Sophie menunjukkan gejala mirip flu, termasuk demam, pada awal 2020 sepulang dari Inggris. Selama di London, dia telah menghadiri acara amal yang dihadiri 12.000 orang di Wembley Arena. Di atas panggung, dia tampak berdampingan dengan mantan PM Australia Julia Gillard dan penyanyi Leona Lewis. (Muh Shamil)
Pemerintah Eswatini juga menyatakan Dlamini meninggal dunia di sebuah rumah sakit (RS) di Afrika Selatan. Sebelum masuk RS, Dlamini mengaku tidak mengalami gejala apa pun dan merasa sehat. Pada awal Desember lalu, dia dibawa menuju RS di Afrika Selatan dengan harapan dapat sembuh secara lebih cepat. (Baca: Ketika Musibah Datang Sebagai Peringatan)
“Bapak Dlamini telah meninggal dunia selama menjalani perawatan di sebuah RS di Afrika Selatan,” kata Wakil PM Eswatini Themba Masuku tanpa memberikan keterangan lebih rinci, dikutip BBC. “Pemerintah bersama keluarga almarhum akan memberikan keterangan lebih lanjut di kemudian hari,” tambah Masuku.
Dlamini bukanlah satu-satunya kepala negara yang positif terjangkit Covid-19 . Banyak tokoh dunia yang tidak luput dari serangan virus mematikan itu, mulai raja, perdana menteri, presiden, kanselir, hingga pejabat parlemen. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump juga sempat positif terkena Covid-19.
Penasihat Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei, Mohammad Mirmohammadi, juga terinfeksi Covid-19. Begitu pun dengan Wakil Presiden Iran untuk Urusan Wanita dan Keluarga, Masoumeh Ebtekar; Wakil Menteri Kesehatan Komite Covid-19, Irah Harirchi; dan Kepala Layanan Medis Darurat, Pir-Hossein Koliband. (Baca juga: Begini Persyaratan Mengikuti SNMPTN 2021)
Mirmohammadi tidak mampu bertahan dan meninggal di usia 71 tahun. Kematiannya disusul Anggota Parlemen Iran Fatemeh Rahbar yang juga meninggal akibat Covid-19. Dia sempat mengalami koma selama beberapa lama. Ironisnya, Fatemeh baru saja terpilih sebagai Anggota Parlemen Teheran selama sebulan.
Fatemeh merupakan Anggota Parlemen kedua yang meninggal akibat Covid-19 di Iran dan salah satu dari tujuh pejabat pemerintah dan politisi Iran yang meninggal dunia. Sebelumnya, mantan Wakil Menteri Luar Negeri Iran Hossein Sheikholeslam juga dalam kondisi kritis dan tidak lama kemudian meninggal.
Pewaris takhta kerajaan Inggris, Pangeran Charles, juga pernah positif Covid-19 dan baru dinyatakan sembuh beberapa pekan kemudian. Dia mengucapkan terima kasih kepada seluruh petugas medis dan masyarakat Inggris yang mendukungnya. Pangeran Charles dilaporkan hanya menderita gejala ringan saat sakit.
Kendati sudah sehat, Pangeran Charles tetap waspada dan menaati protokol kesehatan seperti social distancing. Pangeran Albert dari Monaco juga keluar dari ruang isolasi setelah didiagnosis terinfeksi virus corona. Namun, anggota Kerajaan Monaco berusia 62 tahun itu pulih lebih lama daripada Pangeran Charles. (Baca juga: Canggih, India Gunakan Robot untuk Merawat Pasien)
Pangeran Albert dilaporkan positif terinfeksi Covid-19 pada pertengahan tahun ini atau sesaat setelah merayakan ulang tahunnya yang ke-62. Dia mengaku mengalami gejala mirip penyakit flu. “Saya agak demam, terkadang batuk. Waktu hari pertama yang saya rasakan hanya pilek. Tapi, saya baik-baik saya,” kata Albert.
Sebanyak empat anggota Parlemen Prancis juga sempat dirawat di RS akibat terjangkit Covid-19. Pemerintah Prancis telah memperketat peraturan di ruang publik dengan memberlakukan larangan pertemuan pada akhir pekan. “Prioritas kami ialah memperlambat penularan,” kata Menkes Olivier Veran.
Istri PM Kanada Justrin Trudeau, Sophie Gregoire Trudeau, dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Australia Peter Dutton, juga pernah positif Covid-19 . Mereka telah diisolasi setidaknya selama 14 hari. “Beliau dalam kondisi stabil dan baik dan menjalani saran dokter,” ungkap Kantor Perdana Menteri Kanada. (Lihat videonya: Komnas HAM Investigasi Kasus Penembakan Simpatisan FPI)
Sophie menunjukkan gejala mirip flu, termasuk demam, pada awal 2020 sepulang dari Inggris. Selama di London, dia telah menghadiri acara amal yang dihadiri 12.000 orang di Wembley Arena. Di atas panggung, dia tampak berdampingan dengan mantan PM Australia Julia Gillard dan penyanyi Leona Lewis. (Muh Shamil)
(ysw)
tulis komentar anda