Malaysia Tahan 1.368 Migran Tanpa Dokumen di Wilayah Lockdown

Selasa, 12 Mei 2020 - 23:01 WIB
Petugas medis memakai baju pelindung di zona merah yang menerapkan lockdown di Petaling Jaya, Malaysia, 11 Mei. Foto/REUTERS/Lim Huey Teng
KUALA LUMPUR - Malaysia menahan 1.368 migran tanpa dokumen di wilayah yang menerapkan lockdown. Muncul kekhawatiran penangkapan itu membuat orang-orang bersembunyi dan meningkatkan risiko infeksi virus corona di pusat penahanan yang sudah melebihi kapasitas.

“Migran dari Indonesia, India, Pakistan, Myanmar dan Bangladesh terjaring dalam razia di wilayah dekat pasar di pinggiran ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur,” papar pernyataan Departemen Imigrasi Malaysia.

Penangkapan pada Senin (11/5) menjaring ratusan orang termasuk 261 wanita dan 98 anak, setelah razia serupa pekan lalu.



Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan berbagai kelompok hak asasi manusia (HAM) memperingatkan terjadinya pelanggaran HAM selama proses penangkapan dan penahanan.

“Para migran yang melanggar termasuk kurang dokumen identitas, masa tinggal yang melebihi waktu yang diizinkan, dan memiliki dokumen palsu,” ungkap otoritas Malaysia.

Otoritas berdalih penahanan itu dilakukan untuk menegakkan hukum dan mencegah para migran melakukan perjalanan.

Dengan 6.742 kasus virus corona dan 109 orang meninggal dunia, Malaysia melonggarkan pembatasan awal bulan ini tapi tetap memperketat pembatasan di beberapa wilayah yang mengalami wabah baru corona.

Asia Pacific Refugee Rights Network (APRRN) menyatakan banyak yang ditahan adalah para pencari suaka yang tak terdaftar resmi oleh badan pengungsi PBB, UNHCR.

“Ini benar-benar menempatkan mereka dalam situasi genting karena mereka dikategorikan sebagai migran tanpa dokumen saat mereka lari dari bahaya,” papar kepala kantor program APRRN Rachel Tan.

Di penjuru dunia, para migran rawan selama pandemi corona. Di Singapura, ribuan infeksi dikaitkan dengan asrama pekerja migran.

Pekan lalu, PBB meminta Malaysia menghindari penahanan para migran dan membebaskan semua anak dan orang yang merawatnya. PBB memperingatkan pusat penahanan yang melebihi kapasitas meningkatkan risiko infeksi corona.

Direktur Jenderal Departemen Imigrasi Malaysia Khairul Dzaimee Daud menyatakan semua orang yang ditahan selama razia itu dites negatif corona.

Di sekitar Pasar Grosir Selayang, tempat banyak migran bekerja, diterapkan lockdown sejak 20 April. Bisnis tutup dan warga diminta tetap berada di rumah setelah klaster baru corona dilaporkan di sana. (Baca Juga: Langgar PSBB, Pengendara Didenda Rp100.000-Rp500.000)
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More