AS dengan Militernya Bela 'Musuh-musuh' China dalam Sengketa Laut China Selatan
Selasa, 24 November 2020 - 06:37 WIB
WASHINGTON - Penasihat Keamanan Nasional Presiden Donald Trump, Robert O'Brien, telah menegaskan kembali komitmen Amerika Serikat (AS) untuk mendukung Filipina dan Vietnam dalam sengketa teritorial melawan China di Laut China Selatan .
Pembelaan Washington terhadap "musuh-musuh" Beijing dalam sengketa teritorial itu diumumkan meksi pemerintah Trump sebentar lagi lengser. Bahkan, dukungan yang dijanjikan Washington tersebut berupa kekuatan militer. (Baca: Media China Sentil Indonesia karena Menentang Klaim China di Laut China Selatan )
AS tidak memiliki klaim wilayah di Laut China Selatan, namun menentang klaim Beijing atas 90 persen kawasan tersebut.
O'Brien mengatakan cara untuk menghalangi China adalah "pesan perdamaian melalui kekuatan" dan memperkuat komitmen militer Washington di wilayah tersebut.
"Pesan kami adalah kami akan berada di sini, kami mendukung Anda, dan kami tidak akan pergi," kata O'Brien, seperti dikutip dari Russia Today, Selasa (24/11/2020). (Baca: Angkatan Laut AS Ingin Bentuk Armada Baru di Dekat Singapura )
Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih itu menegaskan kembali bahwa AS berdiri teguh di belakang Filipina dalam membangun pencegah terhadap ekspansionisme China. Dia menambahkan bahwa sumber daya bawah laut yang diklaim oleh Filipina adalah milik rakyatnya dan generasi mendatang.
“Mereka bukan milik negara lain hanya karena mereka mungkin lebih besar dari Filipina, itu salah,” katanya.
Pada 2016, sengketa atas wilayah dan hak eksplorasi kawasan Laut China Selatan masuk ke pengadilan arbitrase internasional di Den Haag, di mana pengadilan memenangkan Filipina atas China. Namun, Beijing menolak putusan itu, di mana Presiden Xi Jinping mengatakan putusan itu tidak akan berdampak pada kedaulatan wilayah dan hak laut negaranya. (Baca juga: Dua Rudal Pembunuh Kapal Induk China Hantam Kapal di Laut China Selatan )
Pada bulan Oktober tahun ini, Filipina mencabut moratorium eksplorasi minyak dan gas di Laut China Selatan, yang memungkinkan Filipina dan China untuk melakukan operasi bersama di wilayah tersebut.
Pembelaan Washington terhadap "musuh-musuh" Beijing dalam sengketa teritorial itu diumumkan meksi pemerintah Trump sebentar lagi lengser. Bahkan, dukungan yang dijanjikan Washington tersebut berupa kekuatan militer. (Baca: Media China Sentil Indonesia karena Menentang Klaim China di Laut China Selatan )
AS tidak memiliki klaim wilayah di Laut China Selatan, namun menentang klaim Beijing atas 90 persen kawasan tersebut.
O'Brien mengatakan cara untuk menghalangi China adalah "pesan perdamaian melalui kekuatan" dan memperkuat komitmen militer Washington di wilayah tersebut.
"Pesan kami adalah kami akan berada di sini, kami mendukung Anda, dan kami tidak akan pergi," kata O'Brien, seperti dikutip dari Russia Today, Selasa (24/11/2020). (Baca: Angkatan Laut AS Ingin Bentuk Armada Baru di Dekat Singapura )
Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih itu menegaskan kembali bahwa AS berdiri teguh di belakang Filipina dalam membangun pencegah terhadap ekspansionisme China. Dia menambahkan bahwa sumber daya bawah laut yang diklaim oleh Filipina adalah milik rakyatnya dan generasi mendatang.
“Mereka bukan milik negara lain hanya karena mereka mungkin lebih besar dari Filipina, itu salah,” katanya.
Pada 2016, sengketa atas wilayah dan hak eksplorasi kawasan Laut China Selatan masuk ke pengadilan arbitrase internasional di Den Haag, di mana pengadilan memenangkan Filipina atas China. Namun, Beijing menolak putusan itu, di mana Presiden Xi Jinping mengatakan putusan itu tidak akan berdampak pada kedaulatan wilayah dan hak laut negaranya. (Baca juga: Dua Rudal Pembunuh Kapal Induk China Hantam Kapal di Laut China Selatan )
Pada bulan Oktober tahun ini, Filipina mencabut moratorium eksplorasi minyak dan gas di Laut China Selatan, yang memungkinkan Filipina dan China untuk melakukan operasi bersama di wilayah tersebut.
tulis komentar anda