Roket Hantam Kabul Afghanistan, Delapan Orang Tewas
Sabtu, 21 November 2020 - 22:10 WIB
KABUL - Beberapa roket menghantam wilayah penduduk saat jam sibuk di ibu kota Afghanistan , Kabul, pada Sabtu (21/11) hingga menewaskan delapan warga sipil.
Sebanyak 31 orang lainnya terluka dalam serangan roket itu. Ledakan-ledakan itu beberapa terjadi di dekat kawasan diplomatik hingga mengirimkan sirene peringatan yang menggelegar dari sejumlah kedutaan besar.
Serangan roket itu terjadi dua hari sebelum konferensi donor besar untuk Afghanistan di Jenewa.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan Tariq Arian mengatakan sedikitnya delapan warga sipil tewas dalam serangan itu dan 31 luka-luka. (Baca Juga: Indonesia Desak DK PBB Hentikan Kekerasan di Afghanistan)
Seorang pejabat Kementerian Kesehatan mengatakan lima mayat dan 21 orang yang luka-luka dibawa ke rumah sakit akibat insiden itu. (Lihat Infografis: Abdollah Roudaki, Kapal Perang Baru Iran untuk Pecundangi AS)
"Teroris memasang 14 roket di truk kecil dan meledakkannya. Penyelidikan sedang dilakukan untuk mengetahui bagaimana kendaraan itu masuk ke dalam kota,” ungkap Arian. (Lihat Video: Tampak Bugar, Inilah Video Alm. Ricky Yacobi Sebelum Bertanding)
Beberapa warga merekam roket yang ditembakkan dan mempostingnya di media sosial. Beberapa gambar yang beredar di Facebook menunjukkan mobil rusak, jendela pecah dan lubang di rumah-rumah hunian.
Foto seorang saudara laki-laki dan perempuan yang terbunuh di rumah mereka, dibagikan secara luas di Facebook.
“Salah satu roket mendarat di sekitar Kedutaan Besar Iran dan beberapa pecahan menghantam gedung utama tetapi tidak ada korban di antara staf,” papar pernyataan Kedutaan Besar Iran.
Sejak pembicaraan damai antara pemerintah Afghanistan dan Taliban terhenti di ibu kota Qatar, Doha, serangan oleh Taliban dan kelompok ekstremis lainnya meningkat, terutama di ibu kota yang menampung lebih dari lima juta warga Afghanistan.
Pemberontak Taliban yang berperang melawan pemerintahan Kabul yang didukung asing, membantah terlibat dalam serangan itu.
Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Mike Pompeo melakukan perjalanan ke Qatar pada Sabtu untuk bertemu dengan delegasi Afghanistan dan negosiator Taliban.
Awal bulan ini, beberapa pria bersenjata menyerbu kampus Universitas Kabul dan menewaskan 35 orang, kebanyakan dari korban tewas adalah mahasiswa. Selain itu lebih dari 50 orang terluka dalam serangan tersebut.
Serangan di kampus itu diklaim oleh kelompok militan Negara Islam (ISIS).
Sebanyak 31 orang lainnya terluka dalam serangan roket itu. Ledakan-ledakan itu beberapa terjadi di dekat kawasan diplomatik hingga mengirimkan sirene peringatan yang menggelegar dari sejumlah kedutaan besar.
Serangan roket itu terjadi dua hari sebelum konferensi donor besar untuk Afghanistan di Jenewa.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan Tariq Arian mengatakan sedikitnya delapan warga sipil tewas dalam serangan itu dan 31 luka-luka. (Baca Juga: Indonesia Desak DK PBB Hentikan Kekerasan di Afghanistan)
Seorang pejabat Kementerian Kesehatan mengatakan lima mayat dan 21 orang yang luka-luka dibawa ke rumah sakit akibat insiden itu. (Lihat Infografis: Abdollah Roudaki, Kapal Perang Baru Iran untuk Pecundangi AS)
"Teroris memasang 14 roket di truk kecil dan meledakkannya. Penyelidikan sedang dilakukan untuk mengetahui bagaimana kendaraan itu masuk ke dalam kota,” ungkap Arian. (Lihat Video: Tampak Bugar, Inilah Video Alm. Ricky Yacobi Sebelum Bertanding)
Beberapa warga merekam roket yang ditembakkan dan mempostingnya di media sosial. Beberapa gambar yang beredar di Facebook menunjukkan mobil rusak, jendela pecah dan lubang di rumah-rumah hunian.
Foto seorang saudara laki-laki dan perempuan yang terbunuh di rumah mereka, dibagikan secara luas di Facebook.
“Salah satu roket mendarat di sekitar Kedutaan Besar Iran dan beberapa pecahan menghantam gedung utama tetapi tidak ada korban di antara staf,” papar pernyataan Kedutaan Besar Iran.
Sejak pembicaraan damai antara pemerintah Afghanistan dan Taliban terhenti di ibu kota Qatar, Doha, serangan oleh Taliban dan kelompok ekstremis lainnya meningkat, terutama di ibu kota yang menampung lebih dari lima juta warga Afghanistan.
Pemberontak Taliban yang berperang melawan pemerintahan Kabul yang didukung asing, membantah terlibat dalam serangan itu.
Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Mike Pompeo melakukan perjalanan ke Qatar pada Sabtu untuk bertemu dengan delegasi Afghanistan dan negosiator Taliban.
Awal bulan ini, beberapa pria bersenjata menyerbu kampus Universitas Kabul dan menewaskan 35 orang, kebanyakan dari korban tewas adalah mahasiswa. Selain itu lebih dari 50 orang terluka dalam serangan tersebut.
Serangan di kampus itu diklaim oleh kelompok militan Negara Islam (ISIS).
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda