Israel dan Bahrain Sepakat Buka Kedutaan Besar
Kamis, 19 November 2020 - 06:30 WIB
YERUSALEM - Israel dan Bahrain akan membuka kedutaan besar (Kedubes) segera saat kedua pihak ingin memperluas kerja sama.
Pada kunjungan resmi pertama oleh para pejabat Bahrain ke Israel, Menteri Luar Negeri (Menlu) Bahrain Abdullatif Al-Zayani mengatakan Menlu Israel Gabi Asshkenazi akan mengunjungi Manama pada Desember.
“Saya dengan senang hati menyampaikan kepada Menteri Ashkenazi, permintaan resmi Kerajaan Bahrain untuk membuka kedubes di Israel dan memberi tahu dia bahwa permintaan Israel untuk kedubes di Manama telah disetujui. Ini adalah proses yang saya harap sekarang bisa berjalan relatif cepat,” ungkap Menlu Al-Zayani, dilansir Reuters.
Askenazi berbicara di Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Israel dengan Al-Zayani bahwa dia berharap upacara pembukaan kedubes akan digelar pada akhir tahun 2020. (Baca Juga: Saudi: G20 Miliki Peran Penting Dalam Menjaga Bumi)
Para pejabat Israel dan Bahrani menandatangani beberapa nota kesepahaman pada Oktober di Manama yang meliputi perdagangan, layanan udara, telekomunikasi, keuangan, perbankan dan pertanian. (Lihat Infografis: Obama: Cuma Diktator yang Lakukan Apa Saja demi Berkuasa)
“Pada akhir 2020 warga Bahrain dapat mengajukan permohonan visa online untuk mengunjungi Israel. Penerbangan langsung akan segera dimulai,” ujar Ashkenazi. (Lihat Video: KA Gajayana Meluncur Sendiri Tanpa Lokomotif Tabrak Alat Berat)
Delegasi Bahrain melakukan perjalanan dengan penerbangan Gulf Air GF972, referensi kode telepon Israel, pada penerbangan komersial pertama maskapai tersebut ke Tel Aviv.
Utusan Timur Tengah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Avi Berkowitz, juga ikut dalam penerbangan, yang terbang di atas Arab Saudi itu.
Sejak September, pemerintahan Trump telah menengahi perjanjian dengan Bahrain, Uni Emirat Arab (UEA) dan Sudan untuk menormalisasi hubungan mereka dengan Israel.
Langkah itu membuat marah rakyat Palestina yang menuntut berdirinya negara merdeka sebelum pemulihan hubungan regional semacam itu.
Meskipun pejabat Gedung Putih mengatakan ada lebih banyak negara sedang mempertimbangkan untuk menormalisasi hubungan dengan Israel, perkembangan lebih lanjut tampaknya tidak mungkin terjadi sebelum Presiden terpilih AS Joe Biden menjabat dan menetapkan kebijakan pemerintahannya tentang Iran.
Menteri Intelijen Israel Eli Cohen mengatakan komitmen terhadap kebijakan keras pada Iran oleh pemerintahan AS berikutnya akan menentukan apakah negara lain akan membuat kesepakatan normalisasi dengan Israel.
Pada kunjungan resmi pertama oleh para pejabat Bahrain ke Israel, Menteri Luar Negeri (Menlu) Bahrain Abdullatif Al-Zayani mengatakan Menlu Israel Gabi Asshkenazi akan mengunjungi Manama pada Desember.
“Saya dengan senang hati menyampaikan kepada Menteri Ashkenazi, permintaan resmi Kerajaan Bahrain untuk membuka kedubes di Israel dan memberi tahu dia bahwa permintaan Israel untuk kedubes di Manama telah disetujui. Ini adalah proses yang saya harap sekarang bisa berjalan relatif cepat,” ungkap Menlu Al-Zayani, dilansir Reuters.
Askenazi berbicara di Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Israel dengan Al-Zayani bahwa dia berharap upacara pembukaan kedubes akan digelar pada akhir tahun 2020. (Baca Juga: Saudi: G20 Miliki Peran Penting Dalam Menjaga Bumi)
Para pejabat Israel dan Bahrani menandatangani beberapa nota kesepahaman pada Oktober di Manama yang meliputi perdagangan, layanan udara, telekomunikasi, keuangan, perbankan dan pertanian. (Lihat Infografis: Obama: Cuma Diktator yang Lakukan Apa Saja demi Berkuasa)
“Pada akhir 2020 warga Bahrain dapat mengajukan permohonan visa online untuk mengunjungi Israel. Penerbangan langsung akan segera dimulai,” ujar Ashkenazi. (Lihat Video: KA Gajayana Meluncur Sendiri Tanpa Lokomotif Tabrak Alat Berat)
Delegasi Bahrain melakukan perjalanan dengan penerbangan Gulf Air GF972, referensi kode telepon Israel, pada penerbangan komersial pertama maskapai tersebut ke Tel Aviv.
Utusan Timur Tengah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Avi Berkowitz, juga ikut dalam penerbangan, yang terbang di atas Arab Saudi itu.
Sejak September, pemerintahan Trump telah menengahi perjanjian dengan Bahrain, Uni Emirat Arab (UEA) dan Sudan untuk menormalisasi hubungan mereka dengan Israel.
Langkah itu membuat marah rakyat Palestina yang menuntut berdirinya negara merdeka sebelum pemulihan hubungan regional semacam itu.
Meskipun pejabat Gedung Putih mengatakan ada lebih banyak negara sedang mempertimbangkan untuk menormalisasi hubungan dengan Israel, perkembangan lebih lanjut tampaknya tidak mungkin terjadi sebelum Presiden terpilih AS Joe Biden menjabat dan menetapkan kebijakan pemerintahannya tentang Iran.
Menteri Intelijen Israel Eli Cohen mengatakan komitmen terhadap kebijakan keras pada Iran oleh pemerintahan AS berikutnya akan menentukan apakah negara lain akan membuat kesepakatan normalisasi dengan Israel.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda