PM Ethiopia Bersumpah Lancarkan Serangan Pamungkas ke Tigray
Selasa, 17 November 2020 - 16:36 WIB
ADDIS ABABA - Perdana Menteri (PM) Ethiopia mengatakan operasi militer "terakhir dan penting" akan diluncurkan dalam beberapa hari mendatang melawan pemerintah wilayah Tigray utara yang memberontak di negara itu.
PM Ethiopia, Abiy Ahmed, dalam sebuah postingan di media sosial mengatakan tenggat waktu tiga hari yang diberikan kepada para pemimpin wilayah Tigray dan pasukan khusus telah berakhir hari ini.
Pemerintah federal Ethiopia pada hari Selasa juga mengonfirmasi melakukan serangan udara baru di luar ibu kota Tigray, Mekele, menyebut mereka "dipimpin dan dilakukan secara presisi." Pemerintah Ethiopia menyangkal pernyataan pemerintah Tigray bahwa warga sipil telah terbunuh.
Hubungan komunikasi dan transportasi dengan wilayah Tigray hampir seluruhnya terputus, sehingga sulit untuk memverifikasi klaim kedua belah pihak.
Abiy, pemenang Hadiah Nobel Perdamaian tahun lalu, terus menolak permintaan internasional untuk dialog dan deeskalasi dalam konflik yang terjadi selama dua minggu di Tanduk Afrika itu yang telah meluas ke negara tetangga Eritrea. Konflik juga telah mengirim lebih dari 25.000 pengungsi Ethiopia yang ketakutan membanjiri Sudan.
Negara tetangga Afrika yang khawatir termasuk Uganda dan Kenya menyerukan resolusi damai, tetapi pemerintah Abiy menganggap pemerintah daerah Tigray ilegal setelah menantang mengadakan pemilihan lokal pada bulan September lalu. (Baca juga: Dua Bandara di Ethiopia Dihantam Roket, Pertempuran Memanas )
Pemerintah daerah Tigray, Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF), keberatan dengan penundaan pemilihan nasional hingga tahun depan karena pandemi Covid-19 dan menganggap pemerintah federal Abiy ilegal, dengan mengatakan mandatnya telah berakhir.
Pemerintah Ethiopia dan TPLF, yang mengendalikan Tigray, terlibat ketegangan berkepanjangan. Ketegangan telah memuncak menjadi bentrokan militer antara TPLF dan Pasukan Pertahanan Ethiopia (EDF) pemerintah, termasuk serangan udara oleh pasukan federal.(Baca juga: Pembantaian di Ethiopia, Warga Sipil Satu Kota Dibacok Hingga Tewas )
Abiy menuduh TPLF memulai konflik dengan menyerang pangkalan militer federal dan menentang otoritasnya, sementara Tigrayans mengatakan mereka telah dianiaya selama dua tahun pemerintahannya.
PM Ethiopia, Abiy Ahmed, dalam sebuah postingan di media sosial mengatakan tenggat waktu tiga hari yang diberikan kepada para pemimpin wilayah Tigray dan pasukan khusus telah berakhir hari ini.
Pemerintah federal Ethiopia pada hari Selasa juga mengonfirmasi melakukan serangan udara baru di luar ibu kota Tigray, Mekele, menyebut mereka "dipimpin dan dilakukan secara presisi." Pemerintah Ethiopia menyangkal pernyataan pemerintah Tigray bahwa warga sipil telah terbunuh.
Hubungan komunikasi dan transportasi dengan wilayah Tigray hampir seluruhnya terputus, sehingga sulit untuk memverifikasi klaim kedua belah pihak.
Abiy, pemenang Hadiah Nobel Perdamaian tahun lalu, terus menolak permintaan internasional untuk dialog dan deeskalasi dalam konflik yang terjadi selama dua minggu di Tanduk Afrika itu yang telah meluas ke negara tetangga Eritrea. Konflik juga telah mengirim lebih dari 25.000 pengungsi Ethiopia yang ketakutan membanjiri Sudan.
Negara tetangga Afrika yang khawatir termasuk Uganda dan Kenya menyerukan resolusi damai, tetapi pemerintah Abiy menganggap pemerintah daerah Tigray ilegal setelah menantang mengadakan pemilihan lokal pada bulan September lalu. (Baca juga: Dua Bandara di Ethiopia Dihantam Roket, Pertempuran Memanas )
Pemerintah daerah Tigray, Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF), keberatan dengan penundaan pemilihan nasional hingga tahun depan karena pandemi Covid-19 dan menganggap pemerintah federal Abiy ilegal, dengan mengatakan mandatnya telah berakhir.
Pemerintah Ethiopia dan TPLF, yang mengendalikan Tigray, terlibat ketegangan berkepanjangan. Ketegangan telah memuncak menjadi bentrokan militer antara TPLF dan Pasukan Pertahanan Ethiopia (EDF) pemerintah, termasuk serangan udara oleh pasukan federal.(Baca juga: Pembantaian di Ethiopia, Warga Sipil Satu Kota Dibacok Hingga Tewas )
Abiy menuduh TPLF memulai konflik dengan menyerang pangkalan militer federal dan menentang otoritasnya, sementara Tigrayans mengatakan mereka telah dianiaya selama dua tahun pemerintahannya.
(ber)
Lihat Juga :
tulis komentar anda