Islamabad Klaim Miliki Bukti India Dukung Teroris di Pakistan

Minggu, 15 November 2020 - 12:56 WIB
Menteri Luar Negeri Pakistan, Shah Mahmood Qureshi mengataka India berada di belakang gelombang baru serangan teror di Pakistan dan Islamabad telah memiliki buktinya. Foto/REUTERS
ISLAMABAD - Menteri Luar Negeri Pakistan, Shah Mahmood Qureshi mengatakan, India sedang mengejar agenda untuk mengguncang Pakistan. Dia menyebut, New Delhi berada di belakang gelombang baru serangan teror di Pakistan dan Islamabad telah memiliki buktinya.

"New Delhi terus mensponsori terorisme di tanah Pakistan," ucap Qureshi dalam konferensi pers di Islamabad, sembari menunjukan dokumen yang dia sebut sebagai bukti tak terbantahkan atas klaimnya tersebut.

Dia mengatakan, Pakistan memiliki bukti "konkret" bahwa India yang memberikan bantuan finansial dan material kepada beberapa organisasi teroris, termasuk kelompok seperti Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), Balochistan Liberation Army, dan Jamaat-ul-Ahrar, yang telah masuk daftar hitam PBB.

Qureshi, seperti dilansir Anadolu Agency pada Minggu (15/11/2020), mengatakan, dokumen tersebut akan diserahkan ke PBB, Organisasi Negara Islam (OKI), dan lima anggota tetap Dewan Keamanan (DK) PBB. ( )

Pernyataan tersebut datang tidak lama setelah terjadi bentrokan baru antara dua militer di sepanjang Garis Kontrol (LOC), perbatasan de facto yang membagi wilayah Jammu dan Kashmir yang disengketakan India dan Pakistan, yang menewaskan 16 orang, termasuk empat tentara India.



Menuduh New Delhi melakukan "terorisme negara" di wilayah Jammu dan Kashmir dan melakukan penembakan di sepanjang LOC, Qureshi mengatakan masyarakat internasional tidak dapat lagi menutup mata terhadap "perilaku nakal oleh negara yang menolak untuk mematuhi hukum dan konvensi internasional.

“Biar saya jelaskan bahwa India adalah negara sponsor terorisme yang secara konsisten menunjukkan perilaku nakal. Jika dunia tidak menganggap serius agenda India untuk mengguncang dan merusak Pakistan di kawasan itu, maka saya khawatir perdamaian dan stabilitas nuklir di Asia Selatan tampaknya tidak menjadi prioritas mereka," tukasnya.

Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(esn)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More