Pompeo: Trump 'Belum Selesai' dengan China
Rabu, 11 November 2020 - 14:22 WIB
WASHINGTON - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mengatakan Washington "belum selesai" dengan Beijing, dengan masa pemerintahan Donald Trump hanya tersisa lebih dari dua bulan.
Pompeo menggunakan beberapa retorika terkuatnya hingga saat ini untuk menggambarkan pemerintah China dalam pidato di Ronald Reagan Institute yang merinci kebijakan pemerintah China. Dia menyebut Partai Komunis China sebagai monster Marxis-Leninis yang pemerintahannya otoriter, brutal, dan antitesis terhadap kebebasan manusia.
Mengutip dari pernyataan mantan Presiden Ronald Reagan tentang Uni Soviet, Pompeo meramalkan keluarnya China dari kekuasaan satu partai.
“Pada akhirnya rakyat China, seperti rakyat Uni Soviet, pada akhirnya akan menjadi penentu jalannya sejarah negara itu,” ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (11/11/2020).
Pompeo mengatakan pendekatannya ke China telah ditentukan sebagian pada waktunya sebagai kepala badan intelijen AS, CIA, mulai tahun 2017.
"Sebagai direktur CIA, saya mendapat kesempatan untuk melihat secara langsung apa yang dilakukan oleh karakter-karakter ini," katanya tentang para pemimpin China.
Pernyataan Pompeo datang sehari setelah AS menjatuhkan sanksi pada empat pejabat lagi yang dituduh merusak otonomi Hong Kong, dan menandakan bahwa pemerintahan Trump siap untuk terus menyerang China bahkan setelah Joe Biden memenangkan pemilihan presiden pekan lalu.
Pompeo tidak menyebutkan hasil pemilihan atau penolakan Presiden Donald Trump untuk menyerah. Dia menggambarkan demokrasi AS sebagai kota yang bersinar di atas bukit dan berkata: "dunia membutuhkan kita untuk memenuhi janji takdir kita."
Serangan Pompeo terhadap Partai Komunis China dan para pemimpinnya telah menjadikannya target favorit Beijing. Kementerian luar negeri China telah mencapnya bodoh, sementara komentar di media pemerintah menyebutnya jahat dan musuh bersama umat manusia.
Dalam pernyataan terpisah, Pompeo mengumumkan bahwa Wakil Menteri Luar Negeri AS Keith Krach akan memimpin Dialog Kemitraan Kemakmuran Ekonomi AS dengan Taiwan pada 20 November. Krach melakukan kunjungan penting ke pulau itu pada September lalu.(Baca juga: Sebanyak 18 Pesawat China Berdengung Dekat Taiwan saat Wamenlu AS Berkunjung )
Wakil Menteri Ekonomi Taiwan Chen Chern-chyi akan memimpin delegasi ke Washington untuk berdialog, kata Kementerian Luar Negeri di Taipei dalam sebuah pernyataan di situsnya. Pejabat Taiwan lainnya akan bergabung dalam pertemuan tersebut melalui konferensi video.(Baca juga: Ancaman China Meningkat, Taiwan Izinkan AS Gelar Latihan Militer )
Zhu Fenglian, juru bicara Kantor Urusan Taiwan di Beijing, mengatakan dalam sebuah briefing bahwa China dengan tegas menentang segala bentuk pertukaran resmi antara wilayah Taiwan dan Amerika Serikat.
Pompeo menggunakan beberapa retorika terkuatnya hingga saat ini untuk menggambarkan pemerintah China dalam pidato di Ronald Reagan Institute yang merinci kebijakan pemerintah China. Dia menyebut Partai Komunis China sebagai monster Marxis-Leninis yang pemerintahannya otoriter, brutal, dan antitesis terhadap kebebasan manusia.
Mengutip dari pernyataan mantan Presiden Ronald Reagan tentang Uni Soviet, Pompeo meramalkan keluarnya China dari kekuasaan satu partai.
“Pada akhirnya rakyat China, seperti rakyat Uni Soviet, pada akhirnya akan menjadi penentu jalannya sejarah negara itu,” ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (11/11/2020).
Pompeo mengatakan pendekatannya ke China telah ditentukan sebagian pada waktunya sebagai kepala badan intelijen AS, CIA, mulai tahun 2017.
"Sebagai direktur CIA, saya mendapat kesempatan untuk melihat secara langsung apa yang dilakukan oleh karakter-karakter ini," katanya tentang para pemimpin China.
Pernyataan Pompeo datang sehari setelah AS menjatuhkan sanksi pada empat pejabat lagi yang dituduh merusak otonomi Hong Kong, dan menandakan bahwa pemerintahan Trump siap untuk terus menyerang China bahkan setelah Joe Biden memenangkan pemilihan presiden pekan lalu.
Pompeo tidak menyebutkan hasil pemilihan atau penolakan Presiden Donald Trump untuk menyerah. Dia menggambarkan demokrasi AS sebagai kota yang bersinar di atas bukit dan berkata: "dunia membutuhkan kita untuk memenuhi janji takdir kita."
Serangan Pompeo terhadap Partai Komunis China dan para pemimpinnya telah menjadikannya target favorit Beijing. Kementerian luar negeri China telah mencapnya bodoh, sementara komentar di media pemerintah menyebutnya jahat dan musuh bersama umat manusia.
Dalam pernyataan terpisah, Pompeo mengumumkan bahwa Wakil Menteri Luar Negeri AS Keith Krach akan memimpin Dialog Kemitraan Kemakmuran Ekonomi AS dengan Taiwan pada 20 November. Krach melakukan kunjungan penting ke pulau itu pada September lalu.(Baca juga: Sebanyak 18 Pesawat China Berdengung Dekat Taiwan saat Wamenlu AS Berkunjung )
Wakil Menteri Ekonomi Taiwan Chen Chern-chyi akan memimpin delegasi ke Washington untuk berdialog, kata Kementerian Luar Negeri di Taipei dalam sebuah pernyataan di situsnya. Pejabat Taiwan lainnya akan bergabung dalam pertemuan tersebut melalui konferensi video.(Baca juga: Ancaman China Meningkat, Taiwan Izinkan AS Gelar Latihan Militer )
Zhu Fenglian, juru bicara Kantor Urusan Taiwan di Beijing, mengatakan dalam sebuah briefing bahwa China dengan tegas menentang segala bentuk pertukaran resmi antara wilayah Taiwan dan Amerika Serikat.
(ber)
tulis komentar anda