Meski Terkena Sanksi AS, Pesawat Iran Mendarat di Venezuela
Kamis, 29 Oktober 2020 - 03:03 WIB
CARACAS - Pesawat Iran yang dimiliki perusahaan yang terkena sanksi Amerika Serikat (AS) telah mendarat di Venezuela, kemarin.
Pernyataan itu diungkapkan anggota parlemen Venezuela dari kubu oposisi. Data pelacak penerbangan juga mengonfirmasi kabar tersebut.
Dalam posting di Twitter, Jose Manuel Olivares, anggota parlemen dari negara bagian Vargas menyatakan pesawat EP-FAB 747 milik Qeshm Fars Air, Iran, itu mendarat di Bandara Internasional Simon Bolivar yang juga disebut Bandara Maiquetia di barat ibu kota Caracas.
Situs web pelacakan penerbangan Flightradar24 menunjukkan pesawat itu turun menuju Caracas sekitar pukul 4 sore waktu setempat setelah lepas landas di Teheran malam sebelumnya.
“Pesawat itu berhenti di Tunisia dan Cape Verde sebelum terbang ke Venezuela,” ungkap data website itu. (Baca Juga: Rouhani: Menghina Nabi Muhammad SAW Berarti Menghina Semua Muslim)
Kedua negara telah melihat hubungan mereka tumbuh lebih kuat ketika berusaha mengurangi krisis ekonomi masing-masing yang memburuk akibat sanksi AS. (Lihat Video: Kapal Pencuri Ikan Bendera Malaysia Dibakar dan Ditenggelamkan)
Teheran juga membantu Venezuela mengatasi kekurangan bahan bakar dan telah mengirim beberapa armada kapal tanker meskipun ada ancaman AS untuk menangkap mereka. (Lihat Infografis: Daftar Produk Prancis yang Berpotensi Diboikot Dunia Muslim)
Venezuela pada gilirannya telah memberi Iran emas senilai hingga USD500 juta karena mata uangnya terus merosot nilainya.
Awal pekan ini, utusan khusus AS untuk kedua negara, Elliott Abrams mengumumkan negaranya akan "menghilangkan" setiap pengiriman rudal jarak jauh dari Iran ke Venezuela.
"Kami akan melakukan segala upaya untuk menghentikan pengiriman rudal jarak jauh, dan jika entah bagaimana mereka sampai ke Venezuela, mereka akan tersingkir di sana," ungkap Abrams kepada Fox News.
Pada Agustus, Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan akan menjadi "ide yang baik" bagi negaranya untuk membeli rudal Iran, sehari setelah negara tetangganya Kolombia menuduh Venezuela berencana membeli senjata tersebut.
Pada 18 Oktober, embargo senjata Dewan Keamanan PBB yang diberlakukan terhadap Teheran dicabut sehingga Iran bebas membeli dan menjual senjata konvensional secara legal tanpa melanggar Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).
Lihat Juga: Restu Biden soal Rudal Jarak Jauh AS untuk Ukraina Picu Perang Dunia III? Ini Analisanya
Pernyataan itu diungkapkan anggota parlemen Venezuela dari kubu oposisi. Data pelacak penerbangan juga mengonfirmasi kabar tersebut.
Dalam posting di Twitter, Jose Manuel Olivares, anggota parlemen dari negara bagian Vargas menyatakan pesawat EP-FAB 747 milik Qeshm Fars Air, Iran, itu mendarat di Bandara Internasional Simon Bolivar yang juga disebut Bandara Maiquetia di barat ibu kota Caracas.
Situs web pelacakan penerbangan Flightradar24 menunjukkan pesawat itu turun menuju Caracas sekitar pukul 4 sore waktu setempat setelah lepas landas di Teheran malam sebelumnya.
“Pesawat itu berhenti di Tunisia dan Cape Verde sebelum terbang ke Venezuela,” ungkap data website itu. (Baca Juga: Rouhani: Menghina Nabi Muhammad SAW Berarti Menghina Semua Muslim)
Kedua negara telah melihat hubungan mereka tumbuh lebih kuat ketika berusaha mengurangi krisis ekonomi masing-masing yang memburuk akibat sanksi AS. (Lihat Video: Kapal Pencuri Ikan Bendera Malaysia Dibakar dan Ditenggelamkan)
Teheran juga membantu Venezuela mengatasi kekurangan bahan bakar dan telah mengirim beberapa armada kapal tanker meskipun ada ancaman AS untuk menangkap mereka. (Lihat Infografis: Daftar Produk Prancis yang Berpotensi Diboikot Dunia Muslim)
Venezuela pada gilirannya telah memberi Iran emas senilai hingga USD500 juta karena mata uangnya terus merosot nilainya.
Awal pekan ini, utusan khusus AS untuk kedua negara, Elliott Abrams mengumumkan negaranya akan "menghilangkan" setiap pengiriman rudal jarak jauh dari Iran ke Venezuela.
"Kami akan melakukan segala upaya untuk menghentikan pengiriman rudal jarak jauh, dan jika entah bagaimana mereka sampai ke Venezuela, mereka akan tersingkir di sana," ungkap Abrams kepada Fox News.
Pada Agustus, Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan akan menjadi "ide yang baik" bagi negaranya untuk membeli rudal Iran, sehari setelah negara tetangganya Kolombia menuduh Venezuela berencana membeli senjata tersebut.
Pada 18 Oktober, embargo senjata Dewan Keamanan PBB yang diberlakukan terhadap Teheran dicabut sehingga Iran bebas membeli dan menjual senjata konvensional secara legal tanpa melanggar Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).
Lihat Juga: Restu Biden soal Rudal Jarak Jauh AS untuk Ukraina Picu Perang Dunia III? Ini Analisanya
(sya)
tulis komentar anda