Biarkan Penerbitan Karikatur Nabi Muhammad, Politisi RI: Pikiran Macron Kerdil
Rabu, 28 Oktober 2020 - 07:49 WIB
JAKARTA - Sikap Presiden Prancis Emmanuel Macron yang membiarkan penerbitan ulang karikatur atau kartun yang menghina Nabi Muhammad SAW oleh majalah satire Charlie Hebdo turut dikecam politisi Indonesia.
Pemimpin Prancis itu juga dinilai menunjukkan pikiran kerdil karena membuat komentar yang menyudutkan Islam. Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sukamta, berpendapat sikap dan pernyataan Macron dapat membahayakan upaya membangun dunia yang harmonis. (Baca: Imbas Macron Hina Islam: Website Prancis Diretas, Produkanya Diboikot di Mana-mana )
"Simbol agama adalah sakral bagi pemeluknya. Bagi ummat Islam, Nabi Muhammad SAW adalah sosok paling penting. Ucapan Macron jelas melukai hati umat Islam di seluruh dunia, kita sangat marah atas penghinaan ini. Macron telah memantik Islamofobia, juga mendorong kebencian terhadap pemeluk agama, ucapannya sesungguhnya telah menodai prinsip-prinsip kebebas dan dan nilai-nilai universal,” kecam politisi yang menjabat sebagai Anggota Komisi 1 DPR RI tersebut dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews.com, Rabu (28/10/2020). (Baca: Setelah Nabi Muhammad, Charlie Hebdo Pajang Kartun Erdogan Cabul )
Menurut Sukamta, yang lebih memprihatinkan ucapan Macron ini sangat tendesius. Dia menduga Macron sedang berupaya mendapat dukungan politik dari kelompok sayap kanan dan esktrem kanan di Prancis.
"Beberapa analisa menyebut tujuan Macron adalah terpilih kembali pada 2022, maka dia membuat isu soal keamanan yang selama ini menjadi titik lemahnya. Ini semakin menunjukkan betapa kerdilnya pikiran Macron karena jualan isu ancaman agama hanya untuk kepentingan politik pribadi. Dia telah membuat Prancis jatuh martabatnya sebagai negara demokrasi,” paparnya.
Lebih lanjut, Wakil Ketua Fraksi PKS ini memberikan apresiasi positif kepada Kementerian Luar Negeri Indonesia yang telah memanggil Duta Besar Prancis kemarin (27/10/2020) dan menyampaikan kecaman terhadap pernyataan Presiden Prancis. (Baca juga: Inilah Daftar Produk Prancis yang Berpotensi Diboikot Dunia Muslim )
"Kita harap pemerintah Indonesia juga proaktif untuk berkomunikasi dengan negara-negara OKI, mendorong ada pernyataan bersama oleh OKI mengecam pernyatan Macron. Pemerintah melalui KBRI di negara-negara Eropa juga perlu meningkatkan pengawasan dan penjagaan kepada masyarakat Indonesia yang ada di sana, karena sangat mungkin ucapan Macron ini akan meningkatkan kekerasan kelompok ultra kanan kepada kaum muslimin dan imigran,” imbuh Sukamta.
Pemimpin Prancis itu juga dinilai menunjukkan pikiran kerdil karena membuat komentar yang menyudutkan Islam. Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sukamta, berpendapat sikap dan pernyataan Macron dapat membahayakan upaya membangun dunia yang harmonis. (Baca: Imbas Macron Hina Islam: Website Prancis Diretas, Produkanya Diboikot di Mana-mana )
"Simbol agama adalah sakral bagi pemeluknya. Bagi ummat Islam, Nabi Muhammad SAW adalah sosok paling penting. Ucapan Macron jelas melukai hati umat Islam di seluruh dunia, kita sangat marah atas penghinaan ini. Macron telah memantik Islamofobia, juga mendorong kebencian terhadap pemeluk agama, ucapannya sesungguhnya telah menodai prinsip-prinsip kebebas dan dan nilai-nilai universal,” kecam politisi yang menjabat sebagai Anggota Komisi 1 DPR RI tersebut dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews.com, Rabu (28/10/2020). (Baca: Setelah Nabi Muhammad, Charlie Hebdo Pajang Kartun Erdogan Cabul )
Menurut Sukamta, yang lebih memprihatinkan ucapan Macron ini sangat tendesius. Dia menduga Macron sedang berupaya mendapat dukungan politik dari kelompok sayap kanan dan esktrem kanan di Prancis.
"Beberapa analisa menyebut tujuan Macron adalah terpilih kembali pada 2022, maka dia membuat isu soal keamanan yang selama ini menjadi titik lemahnya. Ini semakin menunjukkan betapa kerdilnya pikiran Macron karena jualan isu ancaman agama hanya untuk kepentingan politik pribadi. Dia telah membuat Prancis jatuh martabatnya sebagai negara demokrasi,” paparnya.
Lebih lanjut, Wakil Ketua Fraksi PKS ini memberikan apresiasi positif kepada Kementerian Luar Negeri Indonesia yang telah memanggil Duta Besar Prancis kemarin (27/10/2020) dan menyampaikan kecaman terhadap pernyataan Presiden Prancis. (Baca juga: Inilah Daftar Produk Prancis yang Berpotensi Diboikot Dunia Muslim )
"Kita harap pemerintah Indonesia juga proaktif untuk berkomunikasi dengan negara-negara OKI, mendorong ada pernyataan bersama oleh OKI mengecam pernyatan Macron. Pemerintah melalui KBRI di negara-negara Eropa juga perlu meningkatkan pengawasan dan penjagaan kepada masyarakat Indonesia yang ada di sana, karena sangat mungkin ucapan Macron ini akan meningkatkan kekerasan kelompok ultra kanan kepada kaum muslimin dan imigran,” imbuh Sukamta.
(min)
tulis komentar anda