AS Tarik Rudal Patriot dan Puluhan Tentara dari Arab Saudi
Jum'at, 08 Mei 2020 - 02:35 WIB
WASHINGTON - Amerika Serikat menarik keluar empat baterai sistem rudal Patriot dan puluhan tentara dari Arab Saudi. Aset-aset militer itu sebelumnya dikerahkan setelah fasilitas minyak kerajaan diserang rudal dan drone bersenjata pada September 2019.
Mengutip Wall Street Journal (WSJ), Jumat (8/5/2020), selain menarik sistem rudal Patriot dan puluhan tentara, AS juga telah merelokasi dua skuadron pesawat jet tempur dan sedang mempertimbangkan untuk mengurangi kehadiran personel Angkatan Laut-nya di kawasan Teluk Persia.
Menurut laporan tersebut, penarikan sistem rudal Patriot saat ini sedang berlangsung, dan didasarkan pada kepercayaan di antara beberapa pejabat bahwa Iran tidak lagi menjadi ancaman langsung bagi kepentingan strategis Amerika.
Para pejabat juga mengatakan perencana Pentagon percaya aset itu harus dipindahtugaskan untuk menghadapi tantangan lain, termasuk peran China yang semakin meluas di Asia. Pejabat lainnya percaya penarikan aset-aset militer tersebut dapat memperkuat posisi Iran di kawasan, terutama karena pemerintahan Trump melanjutkan kebijakan "tekanan maksimum" pada Teheran.
"Tekanan mendasar pada Iran dan kecenderungan untuk bertindak secara militer sebagai satu-satunya jalan keluar mereka untuk mencoba meredakan tekanan yang masih ada dengan kampanye tekanan maksimum," kata seorang pejabat AS kepada WSJ.
"Selama kampanye tekanan maksimum terus berlanjut, ada perasaan bahwa kita perlu pencegah yang kuat untuk mencegah Iran bertindak di wilayah tersebut," ujarnya.
Sebelum aset-aset tempur Amerika ditarik, Presiden Trump pada April lalu pernah mengancam akan menarik pasukan AS dari Arab Saudi jika kerajaan tersebut tidak memangkas produksi minyak. Ancaman itu diungkap empat sumber pemerintah AS yang mengetahui masalah tersebut.
Menurut empat sumber itu, Trump melakukan panggilan telepon pada 2 April dengan Pangeran Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman (MbS). Dalam percakapan telepon itu, Trump mengaku tidak berdaya untuk menghentikan Parlemen Amerika meloloskan undang-undang—yang mengamanatkan penarikan pasukan AS dari kerajaan—kecuali Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mulai memangkas produksi minyak.
Seminggu sebelum panggilan telepon Trump dengan Putra Mahkota MbS, Senator Republik AS Kevin Cramer dan Dan Sullivan telah memperkenalkan rancangan undang-undang untuk menarik semua pasukan AS, sistem rudal Patriot, dan sistem pertahanan anti-rudal dari kerajaan kecuali Arab Saudi memangkas produksi minyak. Dukungan untuk langkah itu mendapatkan momentum di tengah kemarahan Kongres atas perang harga minyak Arab Saudi-Rusia yang tidak tepat waktu.
Pemerintah AS belum mengonfirmasi perihal penarikan empat baterai sistem rudal Patriot dan puluhan tentara dari Arab Saudi. Penarikan itu juga belum jelas apakah terkait dengan ancaman Trump tersebut atau bukan.
Mengutip Wall Street Journal (WSJ), Jumat (8/5/2020), selain menarik sistem rudal Patriot dan puluhan tentara, AS juga telah merelokasi dua skuadron pesawat jet tempur dan sedang mempertimbangkan untuk mengurangi kehadiran personel Angkatan Laut-nya di kawasan Teluk Persia.
Menurut laporan tersebut, penarikan sistem rudal Patriot saat ini sedang berlangsung, dan didasarkan pada kepercayaan di antara beberapa pejabat bahwa Iran tidak lagi menjadi ancaman langsung bagi kepentingan strategis Amerika.
Para pejabat juga mengatakan perencana Pentagon percaya aset itu harus dipindahtugaskan untuk menghadapi tantangan lain, termasuk peran China yang semakin meluas di Asia. Pejabat lainnya percaya penarikan aset-aset militer tersebut dapat memperkuat posisi Iran di kawasan, terutama karena pemerintahan Trump melanjutkan kebijakan "tekanan maksimum" pada Teheran.
"Tekanan mendasar pada Iran dan kecenderungan untuk bertindak secara militer sebagai satu-satunya jalan keluar mereka untuk mencoba meredakan tekanan yang masih ada dengan kampanye tekanan maksimum," kata seorang pejabat AS kepada WSJ.
"Selama kampanye tekanan maksimum terus berlanjut, ada perasaan bahwa kita perlu pencegah yang kuat untuk mencegah Iran bertindak di wilayah tersebut," ujarnya.
Sebelum aset-aset tempur Amerika ditarik, Presiden Trump pada April lalu pernah mengancam akan menarik pasukan AS dari Arab Saudi jika kerajaan tersebut tidak memangkas produksi minyak. Ancaman itu diungkap empat sumber pemerintah AS yang mengetahui masalah tersebut.
Menurut empat sumber itu, Trump melakukan panggilan telepon pada 2 April dengan Pangeran Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman (MbS). Dalam percakapan telepon itu, Trump mengaku tidak berdaya untuk menghentikan Parlemen Amerika meloloskan undang-undang—yang mengamanatkan penarikan pasukan AS dari kerajaan—kecuali Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mulai memangkas produksi minyak.
Seminggu sebelum panggilan telepon Trump dengan Putra Mahkota MbS, Senator Republik AS Kevin Cramer dan Dan Sullivan telah memperkenalkan rancangan undang-undang untuk menarik semua pasukan AS, sistem rudal Patriot, dan sistem pertahanan anti-rudal dari kerajaan kecuali Arab Saudi memangkas produksi minyak. Dukungan untuk langkah itu mendapatkan momentum di tengah kemarahan Kongres atas perang harga minyak Arab Saudi-Rusia yang tidak tepat waktu.
Pemerintah AS belum mengonfirmasi perihal penarikan empat baterai sistem rudal Patriot dan puluhan tentara dari Arab Saudi. Penarikan itu juga belum jelas apakah terkait dengan ancaman Trump tersebut atau bukan.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda