Putra Mahkota Saudi Akan Dibunuh Rakyatnya Jika Normalisasi dengan Israel
Jum'at, 23 Oktober 2020 - 00:05 WIB
RIYADH - Putra Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman (MBS) mengklaim akan dibunuh oleh Iran, Qatar dan rakyatnya sendiri jika Saudi melakukan normalisasi hubungan dengan Israel . Klaim MBS ini dia sampaikan kepada miliarder Israel-Amerika Serikat (AS); Haim Saban.
Baca Juga: Iran Sukses Luncurkan Sistem Pertahanan Rudal Buatan Sendiri
Pada 15 September, Bahrain dan Uni Emirat Arab (UEA) menjalin hubungan diplomatik dengan Israel dengan menandatangani Abraham Accords di Washington. Normalisasi dua negara Teluk dengan negara Yahudi itu terjadi setelah Presiden AS Donald Trump dan pemerintahannya menengahi kesepakatan bersejarah tersebut. (Baca: Israel Yakin Segera Capai Kesepakatan Normalisasi Baru dengan Negara Arab )
Saban, yang dikutip Haaretz pada Kamis (22/10/2020), mengatakan Putra Mahkota MBS menyampaikan ancaman pembunuhan itu baru-baru ini kepadanya. Menurutnya, Riyadh tidak dapat bergabung dengan UEA dan Bahrain untuk normalisasi hubungan dengan Israel.
"Itu karena mungkin akan berakhir dengan putra mahkota dibunuh oleh Iran, Qatar, atau rakyatnya sendiri," kata Saban.
Baca Juga: Masuk Daftar Perempuan Berpengaruh di Dunia, Ini 10 Prestasi Dirut Pertamina
Menurut surat kabar tersebut, Saban mengungkapkan pernyataan Pangeran MBS selama wawancara dengan Anggota Kongres Demokrat Ted Deutch yang terjadi di sela-sela acara kampanye online bernama "Israel’s Security and Prosperity in a Biden White House" pada hari Rabu. (Baca: Kepala Mossad: Israel dan Saudi Jaga Hubungan Damai Tak Resmi )
Miliarder—yang dikenal sebagai donor Partai Demokrat yang rajin—juga mengatakan kepada Deutch bahwa "semua kredit" yang terkait dengan penandatanganan kesepakatan damai antara Israel, UEA, dan Bahrain harus diberikan kepada penasihat senior yang juga menantu Presiden Donald Trump; Jared Kushner, dan ajudannya Avi Berkowitz, yang bekerja sangat keras untuk itu.
Pernyataan Saban muncul sekitar seminggu setelah Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo mendesak Arab Saudi untuk mengikuti jejak Abu Dhabi dan Manama dan menormalkan hubungannya dengan Israel.
Baca Juga: Iran Sukses Luncurkan Sistem Pertahanan Rudal Buatan Sendiri
Pada 15 September, Bahrain dan Uni Emirat Arab (UEA) menjalin hubungan diplomatik dengan Israel dengan menandatangani Abraham Accords di Washington. Normalisasi dua negara Teluk dengan negara Yahudi itu terjadi setelah Presiden AS Donald Trump dan pemerintahannya menengahi kesepakatan bersejarah tersebut. (Baca: Israel Yakin Segera Capai Kesepakatan Normalisasi Baru dengan Negara Arab )
Saban, yang dikutip Haaretz pada Kamis (22/10/2020), mengatakan Putra Mahkota MBS menyampaikan ancaman pembunuhan itu baru-baru ini kepadanya. Menurutnya, Riyadh tidak dapat bergabung dengan UEA dan Bahrain untuk normalisasi hubungan dengan Israel.
"Itu karena mungkin akan berakhir dengan putra mahkota dibunuh oleh Iran, Qatar, atau rakyatnya sendiri," kata Saban.
Baca Juga: Masuk Daftar Perempuan Berpengaruh di Dunia, Ini 10 Prestasi Dirut Pertamina
Menurut surat kabar tersebut, Saban mengungkapkan pernyataan Pangeran MBS selama wawancara dengan Anggota Kongres Demokrat Ted Deutch yang terjadi di sela-sela acara kampanye online bernama "Israel’s Security and Prosperity in a Biden White House" pada hari Rabu. (Baca: Kepala Mossad: Israel dan Saudi Jaga Hubungan Damai Tak Resmi )
Miliarder—yang dikenal sebagai donor Partai Demokrat yang rajin—juga mengatakan kepada Deutch bahwa "semua kredit" yang terkait dengan penandatanganan kesepakatan damai antara Israel, UEA, dan Bahrain harus diberikan kepada penasihat senior yang juga menantu Presiden Donald Trump; Jared Kushner, dan ajudannya Avi Berkowitz, yang bekerja sangat keras untuk itu.
Pernyataan Saban muncul sekitar seminggu setelah Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo mendesak Arab Saudi untuk mengikuti jejak Abu Dhabi dan Manama dan menormalkan hubungannya dengan Israel.
tulis komentar anda