Israel: Masalah Palestina Bukan Syarat Normalisasi dengan Negara Arab

Senin, 19 Oktober 2020 - 20:42 WIB
Seorang pejabat tinggi intelijen Israel atau Mossad mengatakan, bahwa normalisasi Israel dengan negara-negara Arab tidak boleh dikondisikan dengan memajukan negosiasi dengan Palestina. Foto/Ist
TEL AVIV - Seorang pejabat tinggi intelijen Israel atau Mossad mengatakan, bahwa normalisasi Israel dengan negara-negara Arab tidak boleh dikondisikan dengan memajukan negosiasi dengan Palestina . Mayoritas negara Arab bersedia melakukan normalisasi hubungan dengan Israel, dengan syarat pembentukan negara Palestina.

"Negosiasi dengan Palestina tidak boleh menjadi kondisi atau hambatan untuk kontak yang berkelanjutan untuk normalisasi dengan negara-negara kawasan," kata kepala Mossad, Yossi Cohen seperti dilansir Anadolu Agency pada Senin (19/10/2020).

Cohen dilaporkan adalah sosok yang ditugaskan oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu untuk melakukan kontak rahasia dengan para pemimpin negara Arab. Israel, baru-baru ini menandatangani dua kesepakatan normalisasi dengan Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain.



"Kesepakatan dengan negara-negara Teluk memberi kami kedalaman strategis yang penting melawan poros kejahatan yang dikelola oleh Iran. Israel berharap negara lain akan menjalin kontak resmi, kami berhubungan dengan beberapa negara di kawasan dan di luar di Timur Tengah dan Afrika," ungkapnya.

Seperti diketahui, pada 15 September, Bahrain dan UEA setuju untuk menjalin hubungan diplomatik, budaya, dan komersial penuh dengan Israel setelah menandatangani perjanjian kontroversial di Gedung Putih. ( Baca juga: ISIS Serukan Serang Saudi atas Normalisasi Israel dengan UEA-Bahrain )

Kesepakatan tersebut, yang dinamai Perjanjian Abraham, telah menuai kecaman luas dari warga Palestina. Di mana, Palestina mengatakan kesepakatan tersebut mengabaikan hak-hak mereka dan tidak melayani kepentingan Palestina. ( Baca juga: Normalisasi Hubungan Israel dengan Arab Tanda Diplomasi Palestina Telah Gagal )
(esn)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More