Kekacauan Terus Berlanjut, Presiden Kyrgyzstan Siap Mengundurkan Diri
Jum'at, 09 Oktober 2020 - 15:42 WIB
BISHKEK - Presiden Kyrgyzstan , Sooronbay Jeenbekov, siap untuk mengundurkan diri dalam upaya untuk mengakhiri kekacauan pasca pemilu yang menyelimuti negara Asia Tengah itu. Hal itu diungkapkannya dalam sebuah pidato yang diterbitkan di situsnya Jumat (9/10/2020).
Pemungutan suara parlemen yang disengketakan telah memicu krisis baru di negara yang bergejolak itu, memicu protes dan kerusuhan yang telah menyebabkan setidaknya satu orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka.
Jeenbekov mengatakan dia bisa mundur setelah tanggal pemilu yang baru telah ditetapkan dan perubahan dalam pemerintahan telah dikonfirmasi oleh parlemen dan kantornya.
"Setelah otoritas eksekutif yang sah disetujui dan kami kembali ke jalur keabsahan, saya siap meninggalkan jabatan Presiden Republik Kyrgyzstan," katanya seperti dilansir dari France24.
Pernyataan itu muncul hanya beberapa jam setelah kantor Jeenbekov mengatakan pengunduran diri presiden tidak "dipertanyakan" dalam pembicaraan dengan para pemimpin politik setelah bentrokan menyusul aksi protes yang dipimpin oleh partai-partai yang kalah dalam pemilu parlemen yang disengketakan.
Jeenbekov mengatakan penegakan hukum harus memastikan bahwa anggota parlemen, yang gedungnya tidak di bawah kendali negara, dapat mengadakan sidang.
Jeenbekov menambahkan bahwa dia ingin "melegitimasi penunjukan" setelah beberapa politisi mengklaim posisi kepemimpinan di negara itu.(Baca juga: Oposisi Kyrgyzstan Terpecah Cari Pengganti Perdana Menteri )
Namun belum diketahui dengan jelas apakah persyaratan yang ditetapkan oleh Jeenbekov dapat dipenuhi.
Beberapa kekuatan politik merencanakan demonstrasi baru pada hari Jumat dan kekhawatiran tumbuh atas potensi bentrokan antara pendukung dari berbagai kelompok.
Calon dari oposisi mengaku telah menguasai kantor kejaksaan negara, komite keamanan nasional dan kementerian dalam negeri.
Seorang politisi populis telah memposisikan dirinya sebagai perdana menteri setelah dia dibebaskan dari penjara oleh para pendukungnya setelah aksi kekerasan pecah pada hari Senin.(Baca juga: Demonstran Serbu Penjara, Bebaskan Mantan Presiden Kyrgyzstan yang Korupsi )
Jika Jeenbekov mengundurkan diri, dia akan menjadi pemimpin Kyrgyzsta ketiga yang dilanda kerusuhan politik setelah pemberontakan menggulingkan presiden otoriter pada tahun 2005 dan 2010.
Pemungutan suara parlemen yang disengketakan telah memicu krisis baru di negara yang bergejolak itu, memicu protes dan kerusuhan yang telah menyebabkan setidaknya satu orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka.
Jeenbekov mengatakan dia bisa mundur setelah tanggal pemilu yang baru telah ditetapkan dan perubahan dalam pemerintahan telah dikonfirmasi oleh parlemen dan kantornya.
"Setelah otoritas eksekutif yang sah disetujui dan kami kembali ke jalur keabsahan, saya siap meninggalkan jabatan Presiden Republik Kyrgyzstan," katanya seperti dilansir dari France24.
Pernyataan itu muncul hanya beberapa jam setelah kantor Jeenbekov mengatakan pengunduran diri presiden tidak "dipertanyakan" dalam pembicaraan dengan para pemimpin politik setelah bentrokan menyusul aksi protes yang dipimpin oleh partai-partai yang kalah dalam pemilu parlemen yang disengketakan.
Jeenbekov mengatakan penegakan hukum harus memastikan bahwa anggota parlemen, yang gedungnya tidak di bawah kendali negara, dapat mengadakan sidang.
Jeenbekov menambahkan bahwa dia ingin "melegitimasi penunjukan" setelah beberapa politisi mengklaim posisi kepemimpinan di negara itu.(Baca juga: Oposisi Kyrgyzstan Terpecah Cari Pengganti Perdana Menteri )
Namun belum diketahui dengan jelas apakah persyaratan yang ditetapkan oleh Jeenbekov dapat dipenuhi.
Beberapa kekuatan politik merencanakan demonstrasi baru pada hari Jumat dan kekhawatiran tumbuh atas potensi bentrokan antara pendukung dari berbagai kelompok.
Calon dari oposisi mengaku telah menguasai kantor kejaksaan negara, komite keamanan nasional dan kementerian dalam negeri.
Seorang politisi populis telah memposisikan dirinya sebagai perdana menteri setelah dia dibebaskan dari penjara oleh para pendukungnya setelah aksi kekerasan pecah pada hari Senin.(Baca juga: Demonstran Serbu Penjara, Bebaskan Mantan Presiden Kyrgyzstan yang Korupsi )
Jika Jeenbekov mengundurkan diri, dia akan menjadi pemimpin Kyrgyzsta ketiga yang dilanda kerusuhan politik setelah pemberontakan menggulingkan presiden otoriter pada tahun 2005 dan 2010.
(ber)
tulis komentar anda