Perang Rudal Semakin Liar dalam Konflik Armenia vs Azerbaijan
Senin, 05 Oktober 2020 - 07:35 WIB
YEREVAN - Aksi saling tembak rudal antara kelompok separatis pro-Armenia di Nagorno-Karabakh melawan pasukan Azerbaijan semakin liar. Kota-kota di Azerbaijan juga digempur sejumlah rudal dari wilayah Armenia .
Pemimpin wilayah Nagorno-Karabakh, Arayik Harutyunyan, memperingatkan warga di kota-kota besar Azerbaijan pada hari Minggu untuk pergi guna menghindari kerugian yang tak terhindarkan setelah dia mengatakan Azerbaijan menargetkan warga sipil di kota utama kawasan Stepanakert beberapa hari terakhir. (Baca: Netanyahu dan Erdogan Jadi Sekutu dalam Perang Armenia vs Azerbaijan? )
"Objek beberapa mil di kota-kota besar Azerbaijan adalah target Tentara Pertahanan Artsakh. (Saya) menyerukan kepada penduduk Azerbaijan untuk meninggalkan kota-kota ini untuk menghindari kerugian yang tak terhindarkan," tulis dia di Twitter. Artsakh adalah nama lain Nagorno-Karabakh setelah memerdekakan diri dari Azerbaijan tahun 1990-an.
Tapi Harutyunyan kemudian memperbarui tweet-nya bahwa penembakan rudal dari pasukannya telah berhenti. "Saat ini penembakan dihentikan atas perintah saya untuk menghindari kerugian di antara warga sipil. Gagalnya kepemimpinan militer-politik Azerbaijan untuk menarik pelajaran yang sesuai, tanggapan kami yang sepadan akan terus berlanjut. Azerbaijan masih bisa menghentikan agresinya," lanjut dia, seperti dikutip CNN, Senin (5/10/2020). (Baca: Azerbaijan Gunakan Rudal LORA Israel dalam Perang dengan Armenia )
Ketegangan berkepanjangan antara Armenia dan Azerbaijan telah berkobar baru-baru ini di wilayah Nagorno-Karabakh yang diperebutkan, dengan kedua belah pihak saling menuduh menyerang warga sipil di tengah laporan korban jiwa yang terus meningkat.
Dihuni dan dikendalikan oleh etnis Armenia, Nagorno-Karabakh berada di dalam wilayah Azerbaijan. Klaim kemerdekaannya didukung oleh Armenia, yang dihubungkan oleh dua jalan raya. Nagorno-Karabakh juga menggunakan kendali atas beberapa wilayah yang berdekatan yang secara internasional diakui sebagai milik Azerbaijan.
Armenia dan Azerbaijan telah lama berselisih tentang wilayah pegunungan tersebut, dan berperang memperebutkannya yang berakhir pada tahun 1994. Meskipun konflik tersebut diakhiri dengan gencatan senjata yang ditengahi Rusia, pertempuran militer antara kedua belah pihak tidak jarang terjadi. (Baca: Dibombardir Artileri Azerbaijan, Pasukan Armenia Menangis Ingin Pulang )
Azerbaijan pada hari Minggu mengatakan kota Ganja yang padat penduduknya dan beberapa distrik dekat Nagorno-Karabakh diserang oleh tembakan rudal dari Armenia.
"Serangan Rudal tanpa pandang bulu diluncurkan terhadap kota-kota Azerbaijan, Ganja, Füzuli, Tartar dan Jabrayil dari wilayah Armenia. Ganja adalah kota terbesar kedua di Azerbaijan. Berpenduduk lebih dari 500.000 jiwa," kata Hikmet Hajiyev, seorang pembantu kebijakan luar negeri terkemuka untuk Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, di Twitter.
Hajiyev juga men-tweet video kerusakan bangunan dan mobil dengan asap membumbung di langit serta orang-orang berkumpul di jalan-jalan. "Rekaman ini adalah hasil dari serangan rudal besar-besaran Armenia terhadap daerah pemukiman padat di kota Ganja. Azerbaijan mempertahankan haknya untuk mengambil tindakan yang memadai terhadap target militer yang sah untuk membela warga sipil dan memaksa Armenia untuk perdamaian," lanjut Hajiyev. (Baca juga: Perang Sengit, Azerbaijan Hancurkan Sistem Rudal S-300 Armenia )
Kementerian Pertahanan Armenia membantah menyerang kota-kota di Azerbaijan dengan rudal. "Kementerian Pertahanan Republik Armenia secara resmi menyatakan bahwa tidak ada tembakan apa pun yang dibuka dari wilayah Armenia ke arah Azerbaijan," kata Shushan Stepanyan, juru bicara Kementerian Pertahanan Armenia di Twitter pada hari Minggu.
Pemimpin wilayah Nagorno-Karabakh, Arayik Harutyunyan, memperingatkan warga di kota-kota besar Azerbaijan pada hari Minggu untuk pergi guna menghindari kerugian yang tak terhindarkan setelah dia mengatakan Azerbaijan menargetkan warga sipil di kota utama kawasan Stepanakert beberapa hari terakhir. (Baca: Netanyahu dan Erdogan Jadi Sekutu dalam Perang Armenia vs Azerbaijan? )
"Objek beberapa mil di kota-kota besar Azerbaijan adalah target Tentara Pertahanan Artsakh. (Saya) menyerukan kepada penduduk Azerbaijan untuk meninggalkan kota-kota ini untuk menghindari kerugian yang tak terhindarkan," tulis dia di Twitter. Artsakh adalah nama lain Nagorno-Karabakh setelah memerdekakan diri dari Azerbaijan tahun 1990-an.
Tapi Harutyunyan kemudian memperbarui tweet-nya bahwa penembakan rudal dari pasukannya telah berhenti. "Saat ini penembakan dihentikan atas perintah saya untuk menghindari kerugian di antara warga sipil. Gagalnya kepemimpinan militer-politik Azerbaijan untuk menarik pelajaran yang sesuai, tanggapan kami yang sepadan akan terus berlanjut. Azerbaijan masih bisa menghentikan agresinya," lanjut dia, seperti dikutip CNN, Senin (5/10/2020). (Baca: Azerbaijan Gunakan Rudal LORA Israel dalam Perang dengan Armenia )
Ketegangan berkepanjangan antara Armenia dan Azerbaijan telah berkobar baru-baru ini di wilayah Nagorno-Karabakh yang diperebutkan, dengan kedua belah pihak saling menuduh menyerang warga sipil di tengah laporan korban jiwa yang terus meningkat.
Dihuni dan dikendalikan oleh etnis Armenia, Nagorno-Karabakh berada di dalam wilayah Azerbaijan. Klaim kemerdekaannya didukung oleh Armenia, yang dihubungkan oleh dua jalan raya. Nagorno-Karabakh juga menggunakan kendali atas beberapa wilayah yang berdekatan yang secara internasional diakui sebagai milik Azerbaijan.
Armenia dan Azerbaijan telah lama berselisih tentang wilayah pegunungan tersebut, dan berperang memperebutkannya yang berakhir pada tahun 1994. Meskipun konflik tersebut diakhiri dengan gencatan senjata yang ditengahi Rusia, pertempuran militer antara kedua belah pihak tidak jarang terjadi. (Baca: Dibombardir Artileri Azerbaijan, Pasukan Armenia Menangis Ingin Pulang )
Azerbaijan pada hari Minggu mengatakan kota Ganja yang padat penduduknya dan beberapa distrik dekat Nagorno-Karabakh diserang oleh tembakan rudal dari Armenia.
"Serangan Rudal tanpa pandang bulu diluncurkan terhadap kota-kota Azerbaijan, Ganja, Füzuli, Tartar dan Jabrayil dari wilayah Armenia. Ganja adalah kota terbesar kedua di Azerbaijan. Berpenduduk lebih dari 500.000 jiwa," kata Hikmet Hajiyev, seorang pembantu kebijakan luar negeri terkemuka untuk Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, di Twitter.
Hajiyev juga men-tweet video kerusakan bangunan dan mobil dengan asap membumbung di langit serta orang-orang berkumpul di jalan-jalan. "Rekaman ini adalah hasil dari serangan rudal besar-besaran Armenia terhadap daerah pemukiman padat di kota Ganja. Azerbaijan mempertahankan haknya untuk mengambil tindakan yang memadai terhadap target militer yang sah untuk membela warga sipil dan memaksa Armenia untuk perdamaian," lanjut Hajiyev. (Baca juga: Perang Sengit, Azerbaijan Hancurkan Sistem Rudal S-300 Armenia )
Kementerian Pertahanan Armenia membantah menyerang kota-kota di Azerbaijan dengan rudal. "Kementerian Pertahanan Republik Armenia secara resmi menyatakan bahwa tidak ada tembakan apa pun yang dibuka dari wilayah Armenia ke arah Azerbaijan," kata Shushan Stepanyan, juru bicara Kementerian Pertahanan Armenia di Twitter pada hari Minggu.
(min)
tulis komentar anda