Selain S-300 Rusia, Ini Senjata Perang Armenia yang Digempur Azerbaijan
Kamis, 01 Oktober 2020 - 14:28 WIB
BAKU - Kementerian Pertahanan Azerbaijan pada Kamis (1/10/2020) mengklaim telah menghancurkan sistem rudal S-300 buatan Rusia yang dioperasikan Armenia. Kementerian itu juga merilis berbagai peralatan perang Armenia yang dihancurkan sejak perang di Nagorno-Karabakh dimulai hari Minggu lalu.
Perang untuk berebut wilayah sengketa itu telah memasuk hari kelima. Menurut Kementerian Pertahanan Azerbaijan, militer Yerevan telah menderita kerugian signifikan karena kehilangan 200 tank dan kendaraan lapis baja lainnya, 228 instalasi artileri, beberapa sistem peluncuran roket dan mortir, 30 sistem pertahanan udara, enam pusat kendali komando dan pos komando dan observasi, depot amunisi, lebih dari 110 item peralatan otomotif, dan satu sistem rudal pertahanan udara S-300.
Belum cukup, kementerian itu menambahkan bahwa pasukan Baku telah menghancurkan konvoi militer Yerevan di Nagorno-Karabakh. (Baca: Perang Sengit, Azerbaijan Hancurkan Sistem Rudal S-300 Armenia )
"Konvoi militer musuh yang bergerak ke berbagai arah dihancurkan oleh unit militer kami," kata kementerian itua, seperti dikutip Sputniknews. Militer Baku juag merilis video yang menunjukkan serangan terhadap posisi pasukan Yerevan.
Konflik antara Armenia dan Azerbaijan pernah pecah pada Februari 1988. Keduanya memperebutkan dataran tinggi Nagorno-Karabakh, wilayah sengketa yang pernah menjadi bagian dari Azerbaijan sebelum pecahnya Uni Soviet. Namun, wilayah yang dikendalikan oleh etnis Armenia itu mengumumkan pemisahan dirinya dari Republik Sosialis Soviet Azerbaijan.
Pada 1992-1994, ketegangan memuncak dan meletus menjadi aksi militer skala besar setelah Azerbaijan kehilangan kendali atas Nagorno-Karabakh. (Baca juga: Dibombardir Artileri Azerbaijan, Pasukann Armenia Menangis Ingin Pulang )
Konflik selama lima hari terakhir telah menewaskan ratusan orang dari kedua kubu. Pembicaraan tentang penyelesaian sengketa Nagorno-Karabakh telah berlangsung sejak tahun 1992 di bawah OSCE Minsk Group yang dipimpin oleh tiga negara—Rusia, Prancis dan Amerika Serikat (AS), namun tidak membuahkan hasil.
Perang untuk berebut wilayah sengketa itu telah memasuk hari kelima. Menurut Kementerian Pertahanan Azerbaijan, militer Yerevan telah menderita kerugian signifikan karena kehilangan 200 tank dan kendaraan lapis baja lainnya, 228 instalasi artileri, beberapa sistem peluncuran roket dan mortir, 30 sistem pertahanan udara, enam pusat kendali komando dan pos komando dan observasi, depot amunisi, lebih dari 110 item peralatan otomotif, dan satu sistem rudal pertahanan udara S-300.
Belum cukup, kementerian itu menambahkan bahwa pasukan Baku telah menghancurkan konvoi militer Yerevan di Nagorno-Karabakh. (Baca: Perang Sengit, Azerbaijan Hancurkan Sistem Rudal S-300 Armenia )
"Konvoi militer musuh yang bergerak ke berbagai arah dihancurkan oleh unit militer kami," kata kementerian itua, seperti dikutip Sputniknews. Militer Baku juag merilis video yang menunjukkan serangan terhadap posisi pasukan Yerevan.
Konflik antara Armenia dan Azerbaijan pernah pecah pada Februari 1988. Keduanya memperebutkan dataran tinggi Nagorno-Karabakh, wilayah sengketa yang pernah menjadi bagian dari Azerbaijan sebelum pecahnya Uni Soviet. Namun, wilayah yang dikendalikan oleh etnis Armenia itu mengumumkan pemisahan dirinya dari Republik Sosialis Soviet Azerbaijan.
Pada 1992-1994, ketegangan memuncak dan meletus menjadi aksi militer skala besar setelah Azerbaijan kehilangan kendali atas Nagorno-Karabakh. (Baca juga: Dibombardir Artileri Azerbaijan, Pasukann Armenia Menangis Ingin Pulang )
Konflik selama lima hari terakhir telah menewaskan ratusan orang dari kedua kubu. Pembicaraan tentang penyelesaian sengketa Nagorno-Karabakh telah berlangsung sejak tahun 1992 di bawah OSCE Minsk Group yang dipimpin oleh tiga negara—Rusia, Prancis dan Amerika Serikat (AS), namun tidak membuahkan hasil.
(min)
tulis komentar anda