Kuwait Melepas Mendiang Sheikh Sabah, Emir Baru Resmi Dilantik
Kamis, 01 Oktober 2020 - 01:01 WIB
KUWAIT CITY - Rakyat Kuwait melepas mendiang Emir Sheikh Sabah al-Ahmad al-Sabah dalam acara pemakaman tertutup bagi publik karena pandemi virus corona.
Satu-satunya pemimpin negara Teluk Arab yang hadir dalam acara pemakaman itu adalah emir Qatar yang diboikot oleh Arab Saudi dan aliansinya, termasuk Uni Emirat Arab (UEA). Sheikh Sabah saat masih hidup berupaya mengatasi konflik antara Qatar dan aliansi Saudi tersebut.
Pengganti Sheikh Sabah adalah saudara kandungnya, Emir Sheikh Nawaf al-Ahmad al-Sabah, 83, yang memimpin upacara pemakaman setelah diambil sumpahnya di parlemen. Dia berjanji bekerja demi kesejahteraan, stabilitas dan keamanan Kuwait.
“Negeri tercinta kita saat ini menghadapi situasi sulit dan tantangan berbahaya yang hanya bisa diatasi dengan menyatukan semua bagian dan bekerja keras bersama,” kata Emir Sheikh Nawaf di Majelis Nasional.
Sheikh Nawaf memimpin negara kecil yang kaya itu saat harga minyak mentah turun dan virus corona menekan keuangan negara.
Perubahaan emir itu diperkirakan tidak akan mengubah kebijakan investasi atau minyak. Dia juga dianggap menjaga kebijakan luar negeri yang melihat hubungan seimbang Kuwait dengan negara-negara tetangga yang lebih besar yakni Arab Saudi, Irak dan Iran. (Baca Juga: Mantan PM Israel Ehud Barak: Netanyahu Seorang Diktator)
Ucapan bela sungkawa mengalir dari penjuru dunia untuk Sheikh Sabah, diplomat ulung dan politisi kelas kakap yang dihormati sebagai tokoh kemanusiaan yang menyembuhkan perselisihan di Timur Tengah, menjalin hubungan dengan bekas penjajah Irak dan mendukung perjuangan rakyat Palestina. (Baca Infografis: Perang Armenia-Azerbaijan Hampir 100 Orang Tewas di Nagorno-Karabakh)
“Dia akan terus dikenang oleh semua yang bekerja untuk stabilitas regional, pemahaman antar bangsa dan antar keyakinan, serta untuk bidang kemanusiaan,” papar Ratu Elizabeth dari Inggris. (Lihat Video: 50 Tahun Bubarnya The Beatles, Kacamata John Lennon Dilelang 40 Ribu Poundsterling)
Satu-satunya pemimpin negara Teluk Arab yang hadir dalam acara pemakaman itu adalah emir Qatar yang diboikot oleh Arab Saudi dan aliansinya, termasuk Uni Emirat Arab (UEA). Sheikh Sabah saat masih hidup berupaya mengatasi konflik antara Qatar dan aliansi Saudi tersebut.
Pengganti Sheikh Sabah adalah saudara kandungnya, Emir Sheikh Nawaf al-Ahmad al-Sabah, 83, yang memimpin upacara pemakaman setelah diambil sumpahnya di parlemen. Dia berjanji bekerja demi kesejahteraan, stabilitas dan keamanan Kuwait.
“Negeri tercinta kita saat ini menghadapi situasi sulit dan tantangan berbahaya yang hanya bisa diatasi dengan menyatukan semua bagian dan bekerja keras bersama,” kata Emir Sheikh Nawaf di Majelis Nasional.
Sheikh Nawaf memimpin negara kecil yang kaya itu saat harga minyak mentah turun dan virus corona menekan keuangan negara.
Perubahaan emir itu diperkirakan tidak akan mengubah kebijakan investasi atau minyak. Dia juga dianggap menjaga kebijakan luar negeri yang melihat hubungan seimbang Kuwait dengan negara-negara tetangga yang lebih besar yakni Arab Saudi, Irak dan Iran. (Baca Juga: Mantan PM Israel Ehud Barak: Netanyahu Seorang Diktator)
Ucapan bela sungkawa mengalir dari penjuru dunia untuk Sheikh Sabah, diplomat ulung dan politisi kelas kakap yang dihormati sebagai tokoh kemanusiaan yang menyembuhkan perselisihan di Timur Tengah, menjalin hubungan dengan bekas penjajah Irak dan mendukung perjuangan rakyat Palestina. (Baca Infografis: Perang Armenia-Azerbaijan Hampir 100 Orang Tewas di Nagorno-Karabakh)
“Dia akan terus dikenang oleh semua yang bekerja untuk stabilitas regional, pemahaman antar bangsa dan antar keyakinan, serta untuk bidang kemanusiaan,” papar Ratu Elizabeth dari Inggris. (Lihat Video: 50 Tahun Bubarnya The Beatles, Kacamata John Lennon Dilelang 40 Ribu Poundsterling)
(sya)
tulis komentar anda