Abe Ingin Militer Jepang Dapat Serang Target di China dan Asia

Sabtu, 12 September 2020 - 06:06 WIB
Kapal destroyer Kurama di selatan Tokyo, Jepang, pada 18 Oktober 2015. Foto/REUTERS
TOKYO - Beberapa bulan sebelum mengumumkan pengunduran diri, Perdana Menteri (PM) Shinzo Abe menyusun langkah perubahan kebijakan yang untuk pertama kali dapat mengizinkan militer Jepang menyerang target darat di China dan kawasan lain di Asia.

Pasukan Bela Diri Jepang berupaya menghentikan para penyerang di udara dan laut. Perubahan kebijakan itu dapat memerintahkan militer menciptakan doktrin untuk menarget lokasi musuh di darat, misi yang memerlukan pembelian senjata jarak jauh seperti rudal jelajah.

Jika diadopsi pemerintah mendatang, kebijakan itu akan menandai salah satu perubahan paling penting dalam militer Jepang sejak berakhirnya Perang Dunia II. Ini mencerminkan upaya lama Abe untuk militer yang lebih kuat dan kekhawatiran Tokyo pada pengaruh China di kawasan.



Pemerintah Jepang khawatir dengan meningkatnya aktivitas militer China di sekitar kepulauan Laut China Timur.

“Alasan utama untuk aksi kita adalah China . Kita tidak terlalu menekankan hal itu, tapi pilihan keamanan yang kita buat karena China,” kata Masahisa Sato, anggota parlemen dari Partai Liberal Demokrat (LDP) yang menjabat sebagai deputi menteri pertahanan dan deputi menteri luar negeri.

Jepang meninggalkan haknya melancarkan perang setelah Perang Dunia II, sehingga isu menyerang target di darat mengkhawatirkan bagi negara-negara tetangga Jepang, terutama China.

Abe bulan lalu mundur dari jabatan PM karena kesehatan memburuk. Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga diperkirakan menang dalam pertarungan untuk menggantikan Abe sebagai ketua partai dan menjadi PM.

Abe memerintahkan para pembuat kebijakan pertahanan pada Juni untuk membahas proposal LDP untuk militer, termasuk untuk dapat melancarkan serangan di darat dan doktrin.

Proposal itu akan menjadi kebijakan pemerintah jika ini dimasukkan dalam revisi strategi pertahanan nasional. “Saya tidak berpikir ada banyak penolakan pada ini di LDP. Arah itu tidak berubah bahkan dengan perdana menteri baru,” ujar pelaksana Sekretaris Jenderal LDP Tomomi Inada.

Militer Jepang sudah bisa menggunakan rudal jarak jauh untuk menyerang kapal-kapal. Rencana itu dapat dibenarkan karena militer harus mampu menghancurkan senjata yang mengancam Jepang. Proposal serangan darat itu menggunakan alasan yang sama, menurut mantan Menteri Pertahanan Itsunori Onodera.

“Rudal jelajah BGM-109 Tomahawk buatan Amerika Serikat akan menjadi pilihan untuk senjata serangan darat,” ungkap Katsutoshi Kawano, Kepala Staf Kepala Pasukan Bela Diri Jepang. (Baca Juga: Kasus Covid-19 Tak Turun, Lockdown di Melbourne Diperpanjang Dua Pekan)

Tomahawks dapat mengenai target berjarak 2.500 km. Itu akan menjadikan sebagian besar wilayah China dan sebagian besar Timur Jauh Rusia dalam jangkauan. (Baca Infografis: Relawan Banyak yang Tumbang, Minta Tes Vaksin COVID-19 Dihentikan)

“Jepang bisa memiliki kemampuan serangan dalam lima tahun. Paket serangan penuh termasuk satelit penarget dan komponen perang elektronik akan dimiliki meski lebih mahal dan membutuhkan lebih dari 10 tahun untuk memperolehnya,” kata Kawano. (Lihat Video: Bayangan Putih Diduga Tuyul Terekam CCTV Warga)
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More