Marah 26 Turis Hindu Dibantai di Kashmir, India Lakukan 5 Pembalasan pada Pakistan
Kamis, 24 April 2025 - 09:56 WIB
Warga negara Pakistan yang saat ini berada di India di bawah rezim SVES (SAARC Visa Exemption Scheme) memiliki waktu 48 jam untuk meninggalkan negara tersebut.
India juga menutup Pos Pemeriksaan Terpadu Attari, yang umumnya dikenal sebagai perbatasan Wagah-Attari antara kedua negara, dengan efek segera.
“Mereka yang telah menyeberang dengan dukungan yang sah dapat kembali melalui rute tersebut sebelum 01 Mei 2025,” imbuh Misri, yang secara efektif memberikan waktu yang sempit bagi para pelancong yang ada untuk kembali.
New Delhi, lebih lanjut, mengumumkan penghentian Perjanjian Air Sungai Indus 1960 dengan segera. Perjanjian tersebut membatasi hak dan kewajiban kedua negara tetangga Asia Selatan terkait penggunaan perairan sistem Sungai Indus.
“Perjanjian Air Sungai Indus tahun 1960 akan ditangguhkan dengan segera hingga Pakistan secara kredibel dan tidak dapat ditarik kembali melepaskan dukungannya terhadap terorisme lintas batas,” kata Misri, seperti dikutip RT, Kamis (24/4/2025).
Setidaknya 26 turis Hindu, termasuk dua wisatawan asing, tewas oleh serangan kelompok TRF di wilayah Jammu dan Kashmir yang dikendalikan India.
Kelompok itu melepaskan tembakan ke arah wisatawan yang sedang mengunjungi tempat terkenal, padang rumput Baisaran, di hulu Pahalgam di Jammu dan Kashmir pada Selasa sore.
Lebih dari 20 orang juga terluka, beberapa mengalami luka kritis. Kelompok TRF telah mengaku bertanggung jawab atas serangan mengerikan tersebut.
New Delhi telah lama menuduh Pakistan mendukung terorisme lintas batas—sebuah klaim yang dibantah oleh Islamabad.
Kementerian Luar Negeri Pakistan pada hari Rabu menyatakan "kekhawatiran" atas hilangnya nyawa, menyampaikan belasungkawa kepada para korban dan berharap "yang terluka segera pulih."
India juga menutup Pos Pemeriksaan Terpadu Attari, yang umumnya dikenal sebagai perbatasan Wagah-Attari antara kedua negara, dengan efek segera.
“Mereka yang telah menyeberang dengan dukungan yang sah dapat kembali melalui rute tersebut sebelum 01 Mei 2025,” imbuh Misri, yang secara efektif memberikan waktu yang sempit bagi para pelancong yang ada untuk kembali.
New Delhi, lebih lanjut, mengumumkan penghentian Perjanjian Air Sungai Indus 1960 dengan segera. Perjanjian tersebut membatasi hak dan kewajiban kedua negara tetangga Asia Selatan terkait penggunaan perairan sistem Sungai Indus.
“Perjanjian Air Sungai Indus tahun 1960 akan ditangguhkan dengan segera hingga Pakistan secara kredibel dan tidak dapat ditarik kembali melepaskan dukungannya terhadap terorisme lintas batas,” kata Misri, seperti dikutip RT, Kamis (24/4/2025).
Setidaknya 26 turis Hindu, termasuk dua wisatawan asing, tewas oleh serangan kelompok TRF di wilayah Jammu dan Kashmir yang dikendalikan India.
Kelompok itu melepaskan tembakan ke arah wisatawan yang sedang mengunjungi tempat terkenal, padang rumput Baisaran, di hulu Pahalgam di Jammu dan Kashmir pada Selasa sore.
Lebih dari 20 orang juga terluka, beberapa mengalami luka kritis. Kelompok TRF telah mengaku bertanggung jawab atas serangan mengerikan tersebut.
New Delhi telah lama menuduh Pakistan mendukung terorisme lintas batas—sebuah klaim yang dibantah oleh Islamabad.
Kementerian Luar Negeri Pakistan pada hari Rabu menyatakan "kekhawatiran" atas hilangnya nyawa, menyampaikan belasungkawa kepada para korban dan berharap "yang terluka segera pulih."
Lihat Juga :