Serbia dan Kosovo Buka Kedubes di Yerusalem, Netanyahu: Terima Kasih Trump
Sabtu, 05 September 2020 - 06:07 WIB
TEL AVIV - Perdana Menteri Israel , Benjamin Netanyahu , menyambut baik normalisasi ekonomi Serbia dan Kosovo yang ditengahi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump . Ia pun mengucapkan terima kasih kepada kompatriotnya itu atas perannya dalam terus memajukan posisi diplomatik Israel.
Presiden AS Donald Trump mengumumkan normalisasi hubungan ekonomi Serbia dan Kosovo. Kesepakatan itu juga mencakup pemindahan kedutaan Serbia di Israel ke Yerusalem, dan Israel serta Kosovo sepakat untuk saling mengakui.
“Saya berterima kasih kepada teman saya Presiden Vucic dari Serbia atas keputusannya untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedutaan mereka,” kata Netanyahu.
"Saya juga ingin berterima kasih kepada teman saya Donald Trump atas kontribusinya terhadap pencapaian ini," imbuhnya seperti dikutip dari Times of Israel, Sabtu (5/9/2020).
Sebuah pernyataan dari kantor Netanyahu memuji Serbia karena menjadi negara Eropa pertama yang setuju untuk memindahkan kedutaan mereka dan mengatakan upaya terus dilakukan untuk meyakinkan negara-negara Eropa lainnya untuk juga melakukannya.
Netanyahu juga memuji langkah yang diambil Kosovo dan mengatakan Israel akan menjalin hubungan diplomatik dengan negara mayoritas Muslim itu.(Baca juga: Israel Berharap Penandatangan Normalisasi Hubungan dengan UEA Digelar September )
Netanyahu mengatakan bahwa Kosovo tidak hanya akan mengakui Israel tetapi juga akan membuka kedutaan besar di Yerusalem, menjadi negara mayoritas Muslim pertama yang melakukannya.
Netanyahu juga mengatakan bahwa selama pertemuan antara Trump dan Perdana Menteri Kosovo Avdullah Hoti, Trump menelepon Netanyahu dan memberi selamat kepada kedua pemimpin atas keputusan untuk menjalin hubungan diplomatik penuh.
Dalam keterangannya, Hoti juga mengumumkan akan membuka kedutaan besar di Yerusalem.(Baca juga: Bahrain Tolak Normalisasi dengan Israel Tanpa Negara Palestina Berdiri )
“Kosovo akan menjadi negara mayoritas Muslim pertama yang membuka kedutaan di Yerusalem. Seperti yang saya katakan dalam beberapa hari terakhir, lingkaran perdamaian berkembang dan lebih banyak negara diharapkan untuk bergabung,” kata Netanyahu.
Presiden AS Donald Trump mengumumkan normalisasi hubungan ekonomi Serbia dan Kosovo. Kesepakatan itu juga mencakup pemindahan kedutaan Serbia di Israel ke Yerusalem, dan Israel serta Kosovo sepakat untuk saling mengakui.
“Saya berterima kasih kepada teman saya Presiden Vucic dari Serbia atas keputusannya untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedutaan mereka,” kata Netanyahu.
"Saya juga ingin berterima kasih kepada teman saya Donald Trump atas kontribusinya terhadap pencapaian ini," imbuhnya seperti dikutip dari Times of Israel, Sabtu (5/9/2020).
Sebuah pernyataan dari kantor Netanyahu memuji Serbia karena menjadi negara Eropa pertama yang setuju untuk memindahkan kedutaan mereka dan mengatakan upaya terus dilakukan untuk meyakinkan negara-negara Eropa lainnya untuk juga melakukannya.
Netanyahu juga memuji langkah yang diambil Kosovo dan mengatakan Israel akan menjalin hubungan diplomatik dengan negara mayoritas Muslim itu.(Baca juga: Israel Berharap Penandatangan Normalisasi Hubungan dengan UEA Digelar September )
Netanyahu mengatakan bahwa Kosovo tidak hanya akan mengakui Israel tetapi juga akan membuka kedutaan besar di Yerusalem, menjadi negara mayoritas Muslim pertama yang melakukannya.
Netanyahu juga mengatakan bahwa selama pertemuan antara Trump dan Perdana Menteri Kosovo Avdullah Hoti, Trump menelepon Netanyahu dan memberi selamat kepada kedua pemimpin atas keputusan untuk menjalin hubungan diplomatik penuh.
Dalam keterangannya, Hoti juga mengumumkan akan membuka kedutaan besar di Yerusalem.(Baca juga: Bahrain Tolak Normalisasi dengan Israel Tanpa Negara Palestina Berdiri )
“Kosovo akan menjadi negara mayoritas Muslim pertama yang membuka kedutaan di Yerusalem. Seperti yang saya katakan dalam beberapa hari terakhir, lingkaran perdamaian berkembang dan lebih banyak negara diharapkan untuk bergabung,” kata Netanyahu.
(ber)
tulis komentar anda