Amerika Serikat Desak Pemimpin Palestina Diganti, PLO Tak Terima
Jum'at, 04 September 2020 - 22:01 WIB
TEPI BARAT - Penasehat Gedung Putih Jared Kushner mendesak Palestina memilih pemimpin baru. Desakan ini pun memicu kecaman dari Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).
“Pernyataan Kushner itu hasutan melawan kepemimpinan Palestina dan indikator tekanan lebih besar padanya,” ungkap pernyataan para pemimpin PLO.
Saat berbicara pada Al Jazeera, Kushner menyatakan, “Rakyat Palestina perlu kepemimpinan yang dapat memberikan kehidupan lebih baik.”
“Ada rencana keamanan untuk rakyat Palestina dan Israel, serta ada tawaran di meja untuk warga Palestina. Kami harap mereka akan menjangkau dan menerimanya,” kata Kushner, merujuk pada kesepakatan abad ini yang dicanangkan Presiden AS Donald Trump pada 28 Januari.
Rencana Trump itu menyatakan Yerusalem sebagai ibu kota Israel yang tak dapat dibagi.
Sekretaris Jenderal Partai Rakyat Palestina dan anggota Komite Eksekutif PLO Bassem Al-Salihi menyatakan, “Deklarasi Kushner itu upaya menjalankan rencana AS-Israel untuk mengakhiri hak Palestina dan PLO sebagai perwakilan politik mereka.”
“Apa yang pejabat AS deklarasikan itu tuduhan untuk menutupi keterlibatan pemerintahan Trump dengan pendudukan dan untuk menyangkal penegakan keputusan yang sah secara internasional,” kata Bassem Al-Salihi.
“Haruskah kepemimpinan Palestina menerima traktat ini, itu tidak akan bertujuan memimpin rakyatnya, bukan sebaliknya,” ungkap Salihi. (Baca Juga: Menlu Retno: RI Tidak Akan Jadi Basis Militer Negara Manapun!)
Dia menyatakan, “Deklarasi itu menunjukkan niat AS untuk memberikan lebih banyak tekanan dan menghasut melawan kepemimpinan Palestina.” (Baca Infografis: Kolaborasi MiG-Sukhoi, Siap Hadirkan Jet Tempur Gen Ke-6 Rusia)
“Pernyataan Kushner itu upaya mengacaukan situasi dan menghasut perlawanan pada kepemimpinan Palestina,” kata Sekretaris Jenderal Front Pembebasan Arab Wasel Abu Yousef. (Lihat Video: Orangtua Lalai, Bocah 2 Tahun Tewas di Dalam Ember)
“Pernyataan Kushner itu hasutan melawan kepemimpinan Palestina dan indikator tekanan lebih besar padanya,” ungkap pernyataan para pemimpin PLO.
Saat berbicara pada Al Jazeera, Kushner menyatakan, “Rakyat Palestina perlu kepemimpinan yang dapat memberikan kehidupan lebih baik.”
“Ada rencana keamanan untuk rakyat Palestina dan Israel, serta ada tawaran di meja untuk warga Palestina. Kami harap mereka akan menjangkau dan menerimanya,” kata Kushner, merujuk pada kesepakatan abad ini yang dicanangkan Presiden AS Donald Trump pada 28 Januari.
Rencana Trump itu menyatakan Yerusalem sebagai ibu kota Israel yang tak dapat dibagi.
Sekretaris Jenderal Partai Rakyat Palestina dan anggota Komite Eksekutif PLO Bassem Al-Salihi menyatakan, “Deklarasi Kushner itu upaya menjalankan rencana AS-Israel untuk mengakhiri hak Palestina dan PLO sebagai perwakilan politik mereka.”
“Apa yang pejabat AS deklarasikan itu tuduhan untuk menutupi keterlibatan pemerintahan Trump dengan pendudukan dan untuk menyangkal penegakan keputusan yang sah secara internasional,” kata Bassem Al-Salihi.
“Haruskah kepemimpinan Palestina menerima traktat ini, itu tidak akan bertujuan memimpin rakyatnya, bukan sebaliknya,” ungkap Salihi. (Baca Juga: Menlu Retno: RI Tidak Akan Jadi Basis Militer Negara Manapun!)
Dia menyatakan, “Deklarasi itu menunjukkan niat AS untuk memberikan lebih banyak tekanan dan menghasut melawan kepemimpinan Palestina.” (Baca Infografis: Kolaborasi MiG-Sukhoi, Siap Hadirkan Jet Tempur Gen Ke-6 Rusia)
“Pernyataan Kushner itu upaya mengacaukan situasi dan menghasut perlawanan pada kepemimpinan Palestina,” kata Sekretaris Jenderal Front Pembebasan Arab Wasel Abu Yousef. (Lihat Video: Orangtua Lalai, Bocah 2 Tahun Tewas di Dalam Ember)
(sya)
tulis komentar anda