Majalah Atlantic: Trump Sebut Marinir AS yang Tewas dalam PD I Pecundang
Jum'at, 04 September 2020 - 14:10 WIB
WASHINGTON - Presiden Donald Trump menyebut para tentara Korps Marinir Amerika Serikat (AS) yang dimakamkan di pemakaman Perang Dunia (PD) I di Prancis sebagai "pecundang" dan "orang tolol" karena terbunuh dalam aksi. Umpatan presiden itu diungkap majalah Atlantic pada hari Kamis.
Laporan tersebut, yang ditulis oleh pemimpin redaksi majalah Atlantic; Jeffrey Goldberg, mengatakan Trump telah menolak untuk mengunjungi Aisne-Marne American Cemetery (Pemakaman Amerika Aisne-Marne) di dekat Paris pada tahun 2018 karena dia khawatir rambutnya akan menjadi acak-acakan di tengah hujan. Saat itu, para pembantunya menawarkan helikopter yang akan membawanya ke sana, namun tidak dapat terbang karena masalah cuaca. (Baca: Wali Kota New York City Ancam Seret Presiden Trump ke Pengadilan )
"Dalam percakapan dengan anggota staf senior pada pagi hari dari kunjungan yang dijadwalkan kala itu, Trump berkata, 'Mengapa saya harus pergi ke pemakaman itu? Tempat itu penuh dengan pecundang'," bunyi artikel majalah tersebut.
"Dalam percakapan terpisah dalam perjalanan yang sama, Trump menyebut lebih dari 1.800 marinir yang kehilangan nyawa di Belleau Wood sebagai 'suckers' karena terbunuh," imbuh artikel Atlantik, mengutip empat orang yang tidak disebutkan namanya yang disebut memiliki pengetahuan langsung tentang diskusi tersebut. Suckers adalah istilah yang bermakna orang yang tolol atau orang yang mudah kena tipu.
Presiden Trump dan timnya mengecam laporan majalah tersebut. "Presiden membantah artikel itu dengan sangat tegas," kata Kepala Staf Presiden, Mark Meadows, kepada wartawan. "Dia lebih tersinggung oleh mereka," ujarnya seperti dikutip AFP, Jumat (4/9/2020). (Baca: Cuomo: Trump Harus Bawa Tentara jika Ingin Selamat Berjalan di New York )
Direktur komunikasi Gedung Putih Alyssa Farah mengatakan di Twitter bahwa tuduhan itu "ofensif dan jelas salah". Sementara itu, juru bicara kampanye Trump; Hogan Gidley, menyebutnya "kebohongan yang menjijikkan, mengerikan, dan tercela".
"Saya ada di Paris dan Presiden tidak pernah mengatakan hal-hal itu...'Sumber' berlatar belakang pengecut, menyedihkan, dan lemah ini tidak memiliki keberanian atau kesopanan untuk menyebutkan nama mereka pada tuduhan palsu ini karena mereka tahu betapa menggelikannya mereka," kata Gidley dalam sebuah pernyataan.
Namun, beberapa kritikus menunjuk pada komentar Trump yang merendahkan tentang senator John McCain, tentara AS yang ditangkap di Vietnam dalam Perang Vietnam dan secara luas dianggap sebagai pahlawan perang.
Trump, saat menjelang pemilu 2016, mengatakan; "Dia (John McCain) bukan pahlawan perang. Dia pahlawan perang karena dia ditangkap. Saya suka orang yang tidak ditangkap." (Baca juga: Megawati Klaim Masih Ada yang Memanas-manasi Maju Pilpres )
Laporan tersebut, yang ditulis oleh pemimpin redaksi majalah Atlantic; Jeffrey Goldberg, mengatakan Trump telah menolak untuk mengunjungi Aisne-Marne American Cemetery (Pemakaman Amerika Aisne-Marne) di dekat Paris pada tahun 2018 karena dia khawatir rambutnya akan menjadi acak-acakan di tengah hujan. Saat itu, para pembantunya menawarkan helikopter yang akan membawanya ke sana, namun tidak dapat terbang karena masalah cuaca. (Baca: Wali Kota New York City Ancam Seret Presiden Trump ke Pengadilan )
"Dalam percakapan dengan anggota staf senior pada pagi hari dari kunjungan yang dijadwalkan kala itu, Trump berkata, 'Mengapa saya harus pergi ke pemakaman itu? Tempat itu penuh dengan pecundang'," bunyi artikel majalah tersebut.
"Dalam percakapan terpisah dalam perjalanan yang sama, Trump menyebut lebih dari 1.800 marinir yang kehilangan nyawa di Belleau Wood sebagai 'suckers' karena terbunuh," imbuh artikel Atlantik, mengutip empat orang yang tidak disebutkan namanya yang disebut memiliki pengetahuan langsung tentang diskusi tersebut. Suckers adalah istilah yang bermakna orang yang tolol atau orang yang mudah kena tipu.
Presiden Trump dan timnya mengecam laporan majalah tersebut. "Presiden membantah artikel itu dengan sangat tegas," kata Kepala Staf Presiden, Mark Meadows, kepada wartawan. "Dia lebih tersinggung oleh mereka," ujarnya seperti dikutip AFP, Jumat (4/9/2020). (Baca: Cuomo: Trump Harus Bawa Tentara jika Ingin Selamat Berjalan di New York )
Direktur komunikasi Gedung Putih Alyssa Farah mengatakan di Twitter bahwa tuduhan itu "ofensif dan jelas salah". Sementara itu, juru bicara kampanye Trump; Hogan Gidley, menyebutnya "kebohongan yang menjijikkan, mengerikan, dan tercela".
"Saya ada di Paris dan Presiden tidak pernah mengatakan hal-hal itu...'Sumber' berlatar belakang pengecut, menyedihkan, dan lemah ini tidak memiliki keberanian atau kesopanan untuk menyebutkan nama mereka pada tuduhan palsu ini karena mereka tahu betapa menggelikannya mereka," kata Gidley dalam sebuah pernyataan.
Namun, beberapa kritikus menunjuk pada komentar Trump yang merendahkan tentang senator John McCain, tentara AS yang ditangkap di Vietnam dalam Perang Vietnam dan secara luas dianggap sebagai pahlawan perang.
Trump, saat menjelang pemilu 2016, mengatakan; "Dia (John McCain) bukan pahlawan perang. Dia pahlawan perang karena dia ditangkap. Saya suka orang yang tidak ditangkap." (Baca juga: Megawati Klaim Masih Ada yang Memanas-manasi Maju Pilpres )
Lihat Juga :
tulis komentar anda