Korea Utara Kecam Rencana Trump Caplok Gaza: Perampok Ganas!

Rabu, 12 Februari 2025 - 13:41 WIB
Korea Utara Kecam Rencana...
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un. Foto/anadolu
PYONGYANG - Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) milik pemerintah Korea Utara (Korut) mengecam rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mengambil alih Gaza.

KCNA mengatakan harapan tipis warga Palestina akan keselamatan dan perdamaian dihancurkan oleh usulan Trump tersebut.

“Dunia sekarang mendidih seperti panci bubur atas deklarasi mengejutkan AS,” ungkap KCNA dalam komentar.

“AS bertahan hidup melalui pembantaian dan perampokan, dan ambisinya yang hegemonik dan invasif untuk menguasai dunia ditunjukkan dengan jelas oleh rencananya untuk Gaza,” tegas kantor berita itu menambahkan, tanpa menyebut nama Trump.



Komentar tersebut juga mengkritik seruan pemerintahan Trump mengambil alih Terusan Panama dan Greenland serta keputusannya mengubah nama “Teluk Meksiko” menjadi “Teluk Amerika”.

Pernyataan itu selanjutnya menggambarkan AS sebagai "perampok yang ganas" dan mengatakan, "AS harus bangkit dari lamunan yang sudah ketinggalan zaman dan segera menghentikan tindakan yang melanggar martabat dan kedaulatan negara dan bangsa lain."

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Palestina meminta Dewan Keamanan PBB (DK PBB) "mengatasi keadaan lumpuhnya dan mengambil tindakan segera untuk menghentikan kejahatan permukiman, penghancuran rumah, dan aneksasi" di Tepi Barat dan Yerusalem yang diduduki.

Dalam pernyataan yang dibagikan di X, kementerian tersebut mengingatkan anggota DK PBB bahwa mereka adalah pihak dalam Konvensi Jenewa dan rekomendasi dari pendapat penasihat terbaru dari Mahkamah Internasional.

Pernyataan tersebut memberikan contoh tindakan ilegal Israel baru-baru ini, seperti pendirian sekitar 800 pos pemeriksaan militer dan gerbang besi untuk "mengendalikan pergerakan warga Palestina dan menjatuhkan lebih banyak hukuman kolektif kepada mereka".

Kementerian tersebut juga mengatakan telah terjadi "peningkatan nyata dalam kejahatan penghancuran rumah" di Yerusalem dan Tepi Barat yang menyebabkan "pembersihan dan pemindahan etnis", sementara legalisasi permukiman acak semakin mengisolasi Yerusalem dan komunitas lain dari lingkungan Palestina mereka.

(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More