5 Motivasi Trump Mencaplok Gaza, dari Pengembangan Bisnis Properti hingga Pembersihan Etnis Palestina

Kamis, 06 Februari 2025 - 02:20 WIB
Khouri menambahkan bahwa Israel dan AS kini "bertindak serempak sebagai ancaman terbesar bagi struktur hukum humaniter internasional yang diciptakan setelah Perang Dunia II" serta "hak-hak domestik warga negara dalam demokrasi Barat", seperti kebebasan berbicara dan proses hukum yang wajar.

Baca Juga: Zionis Kobarkan Perang Saudara di Palestina

3. Pembersihan Etnis Palestina

Omar Baddar, analis politik Timur Tengah, mengatakan bahwa pembingkaian Trump atas rencananya untuk pemindahan massal warga Palestina dari Gaza sebagai tindakan kemanusiaan adalah distorsi realitas yang mengerikan.

"Sangat sulit untuk menemukan kata-kata yang sesuai dengan betapa mengerikannya komentar Trump. Dia adalah orang yang dikenal karena mengatakan... semua yang dikatakan Trump ekstrem dan berlebihan. Namun, yang ini benar-benar luar biasa," kata Baddar kepada Al Jazeera.

"Pada dasarnya, dia mengatakan bahwa, secara resmi, kebijakan AS sekarang adalah penghancuran masyarakat Palestina. Penyebaran warga Palestina ke negara-negara tetangga. Dan, di atas semua itu, AS datang dan memiliki wilayah Palestina, tanpa batas waktu. Maksud saya – saya tidak tahu di planet mana kita tinggal saat pernyataan ini keluar dari presiden Amerika Serikat,” katanya.

“Dan membingkainya sebagai kepedulian terhadap warga Palestina, seolah-olah mereka adalah korban bencana alam. Bahwa dia turun tangan untuk membantu, juga sangat mengerikan saat dia berdiri tepat di seberang pria di podium lain yang bertanggung jawab atas penghancuran Gaza.”

4. Memicu Perlawanan

Rencana Trump untuk membersihkan etnis Palestina di Gaza tidak masuk akal, kata Hassan Mneimneh, sarjana dan analis di Middle East Institute.

“Itu tidak senonoh. Namun dalam hal usulannya, kita telah menyaksikan lebih dari setahun impunitas di pihak Israel, yang dimungkinkan oleh Amerika Serikat,” katanya kepada Al Jazeera.

“Pemerintahan Biden entah bagaimana malu dalam pemberdayaan dan partisipasi dalam kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza karena berpura-pura bahwa ada tujuan yang lebih tinggi yang sedang dimainkan. Dengan pemerintahan Trump, pretensi dan klaim tidak ada di sana,” katanya.

Mneimneh mengatakan komentar Trump adalah pertunjukan kekuatan yang hina yang mengabaikan dan mengabaikan hukum apa pun dan berbicara tentang wilayah Palestina dengan cara yang remeh seolah-olah AS berhak mengklaim Gaza seperti halnya ia mengklaim Greenland dan Panama.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!