Turki Buka Dialog dengan Yunani dalam Sengketa Mediterania
Rabu, 02 September 2020 - 03:03 WIB
ANKARA - Turki membuka dialog dengan Yunani untuk menyelesaikan sengketa hak dan sumber daya di Mediterania sepanjang Athena juga bersedia.
Dua anggota NATO itu terlibat sengketa klaim potensi sumber daya hidrokarbon di Laut Mediterania timur sesuai pendapat masing-masing tentang beting kontinental mereka.
Kedua pihak menyatakan siap menyelesaikan konflik itu melalui perundingan namun tetap mempertahankan haknya. Mereka menggelar latihan militer secara terpisah di Mediterania timur sehingga memicu potensi perang terbuka.
“Jika Anda terbuka menyelesaikan isu yang ada melalui dialog, kami selalu terbuka juga,” papar Menteri Luar Negeri (Menlu) Turki Mevlut Cavusoglu.
“Sayangnya, karena seruan kami tidak diperhatikan, kami mengambil langkah-langkah yang diperlukan di lapangan dan di meja,” tutur dia.
Angkatan Laut Turki mengeluarkan himbauan terbaru pada Senin (31/8) bahwa kapal eksplorasi Oruc Reis akan melakukan aktivitas di wilayah itu hingga 12 September.
Himbauan itu memicu kemarahan Yunani yang menganggapnya ilegal dan mendesak Turki mengurangi ketegangan. (Baca Juga: Raja Salman Arab Saudi Pecat Komandan Pasukan Gabungan karena Korupsi)
Eksekutif Uni Eropa (UE) yang mendukung Yunani dan Siprus dalam konflik dengan Turki menyerukan dialog. UE mendesak Turki menahan diri dari langkah sepihak yang memicu ketegangan di Mediterania timur. (Baca Infografis: Yunani Lawan Turki, Prancis Pasok 18 Jet Tempur Rafale)
“Kami ingin memperbarui seruan kami pada Yunani. Jangan mengambil langkah negatif terhadap Turki setelah provokasi atau dimanfaatkan pihak lain. Jangan abaikan kesepakatan internasional. Anda akan kalah,” ujar Cavusoglu. (Lihat Video: Digelar Secara Drive In, Mahasiswa Ini Nekat Datang Naik Becak Saat Wisuda)
Dua anggota NATO itu terlibat sengketa klaim potensi sumber daya hidrokarbon di Laut Mediterania timur sesuai pendapat masing-masing tentang beting kontinental mereka.
Kedua pihak menyatakan siap menyelesaikan konflik itu melalui perundingan namun tetap mempertahankan haknya. Mereka menggelar latihan militer secara terpisah di Mediterania timur sehingga memicu potensi perang terbuka.
“Jika Anda terbuka menyelesaikan isu yang ada melalui dialog, kami selalu terbuka juga,” papar Menteri Luar Negeri (Menlu) Turki Mevlut Cavusoglu.
“Sayangnya, karena seruan kami tidak diperhatikan, kami mengambil langkah-langkah yang diperlukan di lapangan dan di meja,” tutur dia.
Angkatan Laut Turki mengeluarkan himbauan terbaru pada Senin (31/8) bahwa kapal eksplorasi Oruc Reis akan melakukan aktivitas di wilayah itu hingga 12 September.
Himbauan itu memicu kemarahan Yunani yang menganggapnya ilegal dan mendesak Turki mengurangi ketegangan. (Baca Juga: Raja Salman Arab Saudi Pecat Komandan Pasukan Gabungan karena Korupsi)
Eksekutif Uni Eropa (UE) yang mendukung Yunani dan Siprus dalam konflik dengan Turki menyerukan dialog. UE mendesak Turki menahan diri dari langkah sepihak yang memicu ketegangan di Mediterania timur. (Baca Infografis: Yunani Lawan Turki, Prancis Pasok 18 Jet Tempur Rafale)
“Kami ingin memperbarui seruan kami pada Yunani. Jangan mengambil langkah negatif terhadap Turki setelah provokasi atau dimanfaatkan pihak lain. Jangan abaikan kesepakatan internasional. Anda akan kalah,” ujar Cavusoglu. (Lihat Video: Digelar Secara Drive In, Mahasiswa Ini Nekat Datang Naik Becak Saat Wisuda)
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda