Mengapa Trump Ingin Mencaplok Panama?
Rabu, 25 Desember 2024 - 16:20 WIB
WASHINGTON - Presiden terpilih Donald Trump selama akhir pekan menyarankan AS untuk merebut kembali Terusan Panama, sebuah ide yang langsung ditolak oleh pemerintah Panama, yang telah mengendalikan jalur tersebut selama beberapa dekade.
"Biaya yang dibebankan oleh Panama sungguh menggelikan, terutama jika kita mengetahui kemurahan hati luar biasa yang telah diberikan AS kepada Panama," tulis Trump di Truth Social pada Sabtu, dilansir CNN.
Berbicara kepada sekelompok kaum muda konservatif di Phoenix pada hari Minggu, Trump mengatakan jika semangat perjanjian tersebut tidak diikuti, "maka kami akan menuntut agar Terusan Panama dikembalikan ke Amerika Serikat. Jadi, kepada para pejabat Panama, mohon dibimbing sebagaimana mestinya."
Tidak jelas seberapa serius Trump menanggapi ancamannya untuk merebut kembali kendali atas kanal tersebut, meskipun akhir pekan itu bukan pertama kalinya ia mengatakan bahwa AS mendapatkan kesepakatan yang tidak adil. Presiden terpilih tersebut belum menjelaskan bagaimana ia akan memaksa negara yang berdaulat dan bersahabat untuk menyerahkan wilayahnya sendiri.
"Sebagai Presiden, saya ingin menyatakan dengan tegas bahwa setiap meter persegi Terusan Panama dan wilayah sekitarnya adalah milik PANAMA, dan akan terus menjadi milik PANAMA," kata Presiden José Raúl Mulino dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu.
"Kedaulatan dan kemerdekaan negara kita tidak dapat dinegosiasikan," tambahnya.
Mengapa Trump Ingin Mencaplok Panama?
1. Memprotes Tarif
Dalam unggahan media sosial dan pernyataan kepada para pendukungnya, Trump menuduh Panama mengenakan "tarif selangit" kepada AS untuk menggunakan terusan tersebut dan mengisyaratkan pengaruh China yang semakin besar atas jalur air penting tersebut."Biaya yang dibebankan oleh Panama sungguh menggelikan, terutama jika kita mengetahui kemurahan hati luar biasa yang telah diberikan AS kepada Panama," tulis Trump di Truth Social pada Sabtu, dilansir CNN.
2. Pernah Dikendalikan AS
Terusan yang dibangun AS tersebut dibuka pada tahun 1914 dan dikendalikan oleh Amerika Serikat hingga perjanjian tahun 1977 mengatur penyerahannya pada akhirnya ke Panama. Kanal tersebut dioperasikan bersama oleh kedua negara hingga pemerintah Panama memegang kendali penuh setelah tahun 1999.Berbicara kepada sekelompok kaum muda konservatif di Phoenix pada hari Minggu, Trump mengatakan jika semangat perjanjian tersebut tidak diikuti, "maka kami akan menuntut agar Terusan Panama dikembalikan ke Amerika Serikat. Jadi, kepada para pejabat Panama, mohon dibimbing sebagaimana mestinya."
Tidak jelas seberapa serius Trump menanggapi ancamannya untuk merebut kembali kendali atas kanal tersebut, meskipun akhir pekan itu bukan pertama kalinya ia mengatakan bahwa AS mendapatkan kesepakatan yang tidak adil. Presiden terpilih tersebut belum menjelaskan bagaimana ia akan memaksa negara yang berdaulat dan bersahabat untuk menyerahkan wilayahnya sendiri.
"Sebagai Presiden, saya ingin menyatakan dengan tegas bahwa setiap meter persegi Terusan Panama dan wilayah sekitarnya adalah milik PANAMA, dan akan terus menjadi milik PANAMA," kata Presiden José Raúl Mulino dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu.
"Kedaulatan dan kemerdekaan negara kita tidak dapat dinegosiasikan," tambahnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda