Cerita Taleb Abdumohsen Murtad sebelum Serang Pasar Natal Jerman
Senin, 23 Desember 2024 - 12:16 WIB
BERLIN - Taleb Jawad al-Abdulmohsen (50) adalah tersangka yang ditangkap polisi terkait serangan mobil terhadap pasar Natal di Magdeburg, Jerman, pada Jumat malam.
Aksinya yang menabraki kerumunan massa pengunjung pasar Natal telah menewaskan lima orang dan melukai lebih dari 200 lainnya.
Tersangka merupakan pria asal Arab Saudi yang berprofesi sebagai dokter di Jerman. Dia beraksi dengan mobil BMW hitam sewaan, dan bermaksud untuk membunuh lebih dari 80 orang pengunjung pasar Natal.
Taleb Jawad al-Abdulmohsen lahir sebagai Muslim di kota Hofuf, Arab Saudi, pada tahun 1974.
Namun, pada 2006 dia menyatakan keluar dari Islam atau murtad. Taleb kemudian mencitrakan diri sebagai aktivis ateis dan pada Maret tahun yang sama dirinya bermigrasi ke Jerman.
Dia memperoleh status pengungsi di Jerman pada Juli 2006 dengan alasan mengalami persekusi di negara asalnya. Tidak jelas persekusi seperti apa yang dimaksud. Sejak itu, Taleb memiliki izin menetap di Jerman.
Setelah pergi ke Jerman, Taleb menjadi orang yang diburu pihak berwenang Arab Saudi atas tuduhan terkait terorisme dan perdagangan manusia, khususnya tuduhan memfasilitasi perdagangan manusia dari Arab Saudi dan negara-negara Teluk Persia ke Uni Eropa.
Pemerintah Arab Saudi pernah meminta ekstradisi Taleb.
Alih-alih menuruti, Jerman justru memberikan suaka politik kepada Taleb pada tahun 2016 dengan alasan kekhawatiran atas keselamatan dan hak-haknya jika dia dipulangkan ke Arab Saudi.
Pemerintah Jerman saat itu menolak mengekstradisi Taleb dengan alasan kurangnya proses hukum di Arab Saudi.
Pemerintah Arab Saudi memperingatkan otoritas keamanan Jerman tentang sosok Taleb Jawad al-Abdulmohsen yang berbahaya. Peringatan itu bahkan diberikan tiga kali antara November 2023 hingga September 2024.
Para pejabat Arab Saudi mengeklaim Taleb berbahaya dan berpotensi menjadi ancaman bagi diplomat Arab Saudi di Eropa.
Namun Jerman keras kepala dengan menolak peringatan tersebut. Berlin justru memandang peringatan dari Arab Saudi itu sebagai penargetan terhadap seorang pembangkang yang mengaku telah meninggalkan Islam—suatu tindakan yang dikenal sebagai murtad, yang dianggap sebagai kejahatan berat di Arab Saudi.
Dalam penampilan di media, Taleb Jawad al-Abdulmohsen telah menjadi mantan Muslim yang menentang Islam dan Muslim.
Der Spiegel pernah melaporkan tentang sosoknya, yang menyataka bahwa dia akan menggunakan forum web wearesaudis.net dan Twitter [sekarang bernama X] untuk membantu orang-orang yang murtad melarikan diri dari Arab Saudi ke Jerman.
Taleb juga pernah muncul di BBC, memamerkan situs webnya yang dimaksudkan untuk membantu para murtad pencari suaka, terutama dari Arab Saudi dan kawasan Teluk.
Sejak menjadi aktivis ateis di Jerman, Taleb Jawad al-Abdulmohsen berubah menjadi sosok yang pro-Israel.
Dia kerap konten pro-Israel di Internet, khususnya konten-konten dari juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) berbahasa Arab.
Dalam sebuah wawancara tahun 2019 dengan media Israel; The Jerusalem Post, dia menyatakan bahwa dia menghabiskan 10 hingga 16 jam per hari untuk membantu para murtad dari Timur Tengah untuk mengeklaim suaka di negara-negara Barat.
Dalam wawancara video berdurasi 45 menit yang muncul di blog anti-Islam Amerika Serikat milik RAIR Foundation delapan hari sebelum serangan terhadap pasar Natal, Taleb menyatakan bahwa negara Jerman sedang melakukan "operasi rahasia" untuk memburu dan menghancurkan kehidupan mantan Muslim Arab Saudi di seluruh dunia, tetapi pada saat yang sama para "jihadis" Suriah menerima suaka di Jerman.
Dalam wawancara yang sama, dia menggambarkan dirinya sebagai seorang sayap kiri.
Di X, Taleb mengunggah gambar senapan mesin dengan bendera AS sebagai foto profil dan teori konspirasi seperti "Jerman ingin mengislamkan Eropa."
Taleb juga membagikan konten ideologis sayap kanan yang serupa, termasuk konten dari politisi Jerman Alice Weidel, tokoh penyebar teori konspirasi Amerika Serikat Alex Jones, dan miliarder Amerika Serikat Elon Musk.
Pada Mei 2024, Taleb menulis di media sosial: "Saya benar-benar berharap untuk mati tahun ini. Alasannya: Saya akan memastikan keadilan dengan cara apa pun. Dan otoritas Jerman menghalangi jalan damai menuju keadilan."
Beberapa menit sebelum serangan terhadap pasar Natal, dia mengunggah beberapa video lagi.
Dalam salah satu video, Taleb berkata: "Polisi sendiri adalah penjahatnya. Dalam kasus ini, saya menganggap bangsa Jerman, saya menganggap warga negara Jerman bertanggung jawab atas apa yang akan terjadi pada saya."
Dalam video lain sebelum serangan, Taleb berkata: "Alasan lain mengapa saya menganggap warga negara Jerman bertanggung jawab atas penganiayaan yang saya alami di Jerman adalah cerita tentang stik USB yang dicuri dari kotak surat saya."
Menurut informasi dari beberapa lembaga penyiaran publik dan media swasta di Jerman, orang-orang melaporkan Taleb ke polisi beberapa kali karena ancaman kekerasan.
Menurut lembaga penyiaran publik ARD, Taleb dijatuhi hukuman pada tahun 2013 oleh Pengadilan Distrik Rostock dengan 90 kali upah harian sebesar sepuluh euro masing-masing karena mengancam akan melakukan tindak pidana.
Badan Intelijen Federal (BND) menerima laporan dari Arab Saudi bahwa Taleb telah mengumumkan sesuatu yang besar di Jerman pada awal tahun 2023.
Otoritas negara yang bertanggung jawab dikatakan telah menindaklanjuti informasi ini.
Pada musim gugur tahun 2023, seorang wanita yang pernah berhubungan dengan Taleb melalui internet mencoba memperingatkan polisi di Berlin bahwa Taleb ingin membunuh 20 warga Jerman; namun, dia secara keliru mengirim email-nya ke polisi AS di New Jersey.
Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Faeser mengatakan bahwa pihak berwenang dapat mengonfirmasi bahwa Taleb "jelas Islamofobia".
Aksinya yang menabraki kerumunan massa pengunjung pasar Natal telah menewaskan lima orang dan melukai lebih dari 200 lainnya.
Tersangka merupakan pria asal Arab Saudi yang berprofesi sebagai dokter di Jerman. Dia beraksi dengan mobil BMW hitam sewaan, dan bermaksud untuk membunuh lebih dari 80 orang pengunjung pasar Natal.
Baca Juga
Lahir di Arab Saudi sebagai Muslim
Taleb Jawad al-Abdulmohsen lahir sebagai Muslim di kota Hofuf, Arab Saudi, pada tahun 1974.
Namun, pada 2006 dia menyatakan keluar dari Islam atau murtad. Taleb kemudian mencitrakan diri sebagai aktivis ateis dan pada Maret tahun yang sama dirinya bermigrasi ke Jerman.
Dia memperoleh status pengungsi di Jerman pada Juli 2006 dengan alasan mengalami persekusi di negara asalnya. Tidak jelas persekusi seperti apa yang dimaksud. Sejak itu, Taleb memiliki izin menetap di Jerman.
Diburu Arab Saudi Terkait Terorisme
Setelah pergi ke Jerman, Taleb menjadi orang yang diburu pihak berwenang Arab Saudi atas tuduhan terkait terorisme dan perdagangan manusia, khususnya tuduhan memfasilitasi perdagangan manusia dari Arab Saudi dan negara-negara Teluk Persia ke Uni Eropa.
Pemerintah Arab Saudi pernah meminta ekstradisi Taleb.
Alih-alih menuruti, Jerman justru memberikan suaka politik kepada Taleb pada tahun 2016 dengan alasan kekhawatiran atas keselamatan dan hak-haknya jika dia dipulangkan ke Arab Saudi.
Pemerintah Jerman saat itu menolak mengekstradisi Taleb dengan alasan kurangnya proses hukum di Arab Saudi.
Baca Juga
Arab Saudi Peringatkan Sosok Taleb Berbahaya
Pemerintah Arab Saudi memperingatkan otoritas keamanan Jerman tentang sosok Taleb Jawad al-Abdulmohsen yang berbahaya. Peringatan itu bahkan diberikan tiga kali antara November 2023 hingga September 2024.
Para pejabat Arab Saudi mengeklaim Taleb berbahaya dan berpotensi menjadi ancaman bagi diplomat Arab Saudi di Eropa.
Namun Jerman keras kepala dengan menolak peringatan tersebut. Berlin justru memandang peringatan dari Arab Saudi itu sebagai penargetan terhadap seorang pembangkang yang mengaku telah meninggalkan Islam—suatu tindakan yang dikenal sebagai murtad, yang dianggap sebagai kejahatan berat di Arab Saudi.
Bantu Para Murtad Pergi dari Arab Saudi
Dalam penampilan di media, Taleb Jawad al-Abdulmohsen telah menjadi mantan Muslim yang menentang Islam dan Muslim.
Der Spiegel pernah melaporkan tentang sosoknya, yang menyataka bahwa dia akan menggunakan forum web wearesaudis.net dan Twitter [sekarang bernama X] untuk membantu orang-orang yang murtad melarikan diri dari Arab Saudi ke Jerman.
Taleb juga pernah muncul di BBC, memamerkan situs webnya yang dimaksudkan untuk membantu para murtad pencari suaka, terutama dari Arab Saudi dan kawasan Teluk.
Menjadi Pro-Israel dan Berbalik Memusuhi Jerman
Sejak menjadi aktivis ateis di Jerman, Taleb Jawad al-Abdulmohsen berubah menjadi sosok yang pro-Israel.
Dia kerap konten pro-Israel di Internet, khususnya konten-konten dari juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) berbahasa Arab.
Dalam sebuah wawancara tahun 2019 dengan media Israel; The Jerusalem Post, dia menyatakan bahwa dia menghabiskan 10 hingga 16 jam per hari untuk membantu para murtad dari Timur Tengah untuk mengeklaim suaka di negara-negara Barat.
Dalam wawancara video berdurasi 45 menit yang muncul di blog anti-Islam Amerika Serikat milik RAIR Foundation delapan hari sebelum serangan terhadap pasar Natal, Taleb menyatakan bahwa negara Jerman sedang melakukan "operasi rahasia" untuk memburu dan menghancurkan kehidupan mantan Muslim Arab Saudi di seluruh dunia, tetapi pada saat yang sama para "jihadis" Suriah menerima suaka di Jerman.
Dalam wawancara yang sama, dia menggambarkan dirinya sebagai seorang sayap kiri.
Di X, Taleb mengunggah gambar senapan mesin dengan bendera AS sebagai foto profil dan teori konspirasi seperti "Jerman ingin mengislamkan Eropa."
Taleb juga membagikan konten ideologis sayap kanan yang serupa, termasuk konten dari politisi Jerman Alice Weidel, tokoh penyebar teori konspirasi Amerika Serikat Alex Jones, dan miliarder Amerika Serikat Elon Musk.
Pada Mei 2024, Taleb menulis di media sosial: "Saya benar-benar berharap untuk mati tahun ini. Alasannya: Saya akan memastikan keadilan dengan cara apa pun. Dan otoritas Jerman menghalangi jalan damai menuju keadilan."
Beberapa menit sebelum serangan terhadap pasar Natal, dia mengunggah beberapa video lagi.
Dalam salah satu video, Taleb berkata: "Polisi sendiri adalah penjahatnya. Dalam kasus ini, saya menganggap bangsa Jerman, saya menganggap warga negara Jerman bertanggung jawab atas apa yang akan terjadi pada saya."
Dalam video lain sebelum serangan, Taleb berkata: "Alasan lain mengapa saya menganggap warga negara Jerman bertanggung jawab atas penganiayaan yang saya alami di Jerman adalah cerita tentang stik USB yang dicuri dari kotak surat saya."
Menurut informasi dari beberapa lembaga penyiaran publik dan media swasta di Jerman, orang-orang melaporkan Taleb ke polisi beberapa kali karena ancaman kekerasan.
Menurut lembaga penyiaran publik ARD, Taleb dijatuhi hukuman pada tahun 2013 oleh Pengadilan Distrik Rostock dengan 90 kali upah harian sebesar sepuluh euro masing-masing karena mengancam akan melakukan tindak pidana.
Badan Intelijen Federal (BND) menerima laporan dari Arab Saudi bahwa Taleb telah mengumumkan sesuatu yang besar di Jerman pada awal tahun 2023.
Otoritas negara yang bertanggung jawab dikatakan telah menindaklanjuti informasi ini.
Pada musim gugur tahun 2023, seorang wanita yang pernah berhubungan dengan Taleb melalui internet mencoba memperingatkan polisi di Berlin bahwa Taleb ingin membunuh 20 warga Jerman; namun, dia secara keliru mengirim email-nya ke polisi AS di New Jersey.
Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Faeser mengatakan bahwa pihak berwenang dapat mengonfirmasi bahwa Taleb "jelas Islamofobia".
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda