Donald Trump Ancam Ambil Alih Terusan Panama
Minggu, 22 Desember 2024 - 18:28 WIB
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Donald Trump mengecam apa yang disebutnya biaya tidak adil bagi kapal-kapal AS yang melewati Terusan Panama dan mengancam akan menuntut kendali jalur air tersebut dikembalikan ke Washington.
Ia juga mengisyaratkan pengaruh Tiongkok yang semakin besar di sekitar terusan tersebut, sebuah tren yang mengkhawatirkan bagi kepentingan Amerika karena bisnis-bisnis AS bergantung pada terusan tersebut untuk memindahkan barang-barang antara Samudra Atlantik dan Pasifik.
“Angkatan Laut dan Perdagangan kita telah diperlakukan dengan cara yang sangat tidak adil dan tidak bijaksana. Biaya-biaya yang dibebankan oleh Panama sungguh menggelikan,” katanya dalam sebuah posting di platform Truth Social miliknya.
“‘Penipuan’ total terhadap Negara kita ini akan segera dihentikan.”
Terusan Panama, yang diselesaikan oleh Amerika Serikat pada tahun 1914, dikembalikan ke negara Amerika Tengah tersebut berdasarkan kesepakatan tahun 1977 yang ditandatangani oleh presiden Demokrat Jimmy Carter.
Panama mengambil alih kendali penuh pada tahun 1999.
"Hanya Panama yang dapat mengelola, bukan China, atau siapa pun," kata Trump. "Kami tidak akan dan tidak akan pernah membiarkannya jatuh ke tangan yang salah!"
Ia melanjutkan bahwa jika Panama tidak dapat memastikan "operasi yang aman, efisien, dan andal" dari terusan tersebut, "maka kami akan menuntut agar Terusan Panama dikembalikan kepada kami, secara penuh, dan tanpa pertanyaan."
Melansir Al Arabiya, pihak berwenang di Panama tidak segera bereaksi terhadap unggahan Trump tersebut.
Meskipun ia baru akan resmi menjabat bulan depan, Trump telah menunjukkan pengaruh politiknya di hari-hari terakhir pemerintahan Presiden Joe Biden.
Maestro real estate itu membanggakan di jalur kampanye bahwa sebagai seorang pengusaha, ia memiliki posisi yang unik untuk memperjuangkan kepentingan bisnis AS.
Diperkirakan lima persen lalu lintas maritim global melewati Terusan Panama, yang memungkinkan kapal-kapal yang melakukan perjalanan antara Asia dan Pantai Timur AS menghindari rute yang panjang dan berbahaya di sekitar ujung selatan Amerika Selatan.
Pengguna utama jalur ini adalah Amerika Serikat, China, Jepang, dan Korea Selatan.
Otoritas Terusan Panama melaporkan pada bulan Oktober bahwa jalur perairan tersebut telah memperoleh pendapatan rekor hampir USD5 miliar pada tahun fiskal lalu.
Ia juga mengisyaratkan pengaruh Tiongkok yang semakin besar di sekitar terusan tersebut, sebuah tren yang mengkhawatirkan bagi kepentingan Amerika karena bisnis-bisnis AS bergantung pada terusan tersebut untuk memindahkan barang-barang antara Samudra Atlantik dan Pasifik.
“Angkatan Laut dan Perdagangan kita telah diperlakukan dengan cara yang sangat tidak adil dan tidak bijaksana. Biaya-biaya yang dibebankan oleh Panama sungguh menggelikan,” katanya dalam sebuah posting di platform Truth Social miliknya.
“‘Penipuan’ total terhadap Negara kita ini akan segera dihentikan.”
Terusan Panama, yang diselesaikan oleh Amerika Serikat pada tahun 1914, dikembalikan ke negara Amerika Tengah tersebut berdasarkan kesepakatan tahun 1977 yang ditandatangani oleh presiden Demokrat Jimmy Carter.
Panama mengambil alih kendali penuh pada tahun 1999.
"Hanya Panama yang dapat mengelola, bukan China, atau siapa pun," kata Trump. "Kami tidak akan dan tidak akan pernah membiarkannya jatuh ke tangan yang salah!"
Ia melanjutkan bahwa jika Panama tidak dapat memastikan "operasi yang aman, efisien, dan andal" dari terusan tersebut, "maka kami akan menuntut agar Terusan Panama dikembalikan kepada kami, secara penuh, dan tanpa pertanyaan."
Melansir Al Arabiya, pihak berwenang di Panama tidak segera bereaksi terhadap unggahan Trump tersebut.
Meskipun ia baru akan resmi menjabat bulan depan, Trump telah menunjukkan pengaruh politiknya di hari-hari terakhir pemerintahan Presiden Joe Biden.
Maestro real estate itu membanggakan di jalur kampanye bahwa sebagai seorang pengusaha, ia memiliki posisi yang unik untuk memperjuangkan kepentingan bisnis AS.
Diperkirakan lima persen lalu lintas maritim global melewati Terusan Panama, yang memungkinkan kapal-kapal yang melakukan perjalanan antara Asia dan Pantai Timur AS menghindari rute yang panjang dan berbahaya di sekitar ujung selatan Amerika Selatan.
Pengguna utama jalur ini adalah Amerika Serikat, China, Jepang, dan Korea Selatan.
Otoritas Terusan Panama melaporkan pada bulan Oktober bahwa jalur perairan tersebut telah memperoleh pendapatan rekor hampir USD5 miliar pada tahun fiskal lalu.
(ahm)
Lihat Juga :
tulis komentar anda